B.L.M 17 : Kok nyesek?

368 135 496
                                    

---o0o---

        "LINO, SEMALEM LO YANG GENDONG TERUS MINDAHIN GUE KE KAMAR LO, YAH?" Tak henti, Jaeryn terus menanyakan hal yang sama berulang-ulang kali membuat Lino muak saat mendengarnya.

         Sejak acara makan siangnya bersama Diandra gagal----karena tiba-tiba saja gadis itu di panggil oleh guru kesiswaan untuk mengurus berkas-berkas kepindahannya yang belum lengkap, tak jemu Jaeryn terus mengikutinya kemanapun ia pergi.

        Yang lebih parah Jaeryn sampai-sampai mengikutinya ke toilet---tidak masuk hanya berdiri di depan pintu keluar. Berjaga disana bagai satpam penjaga keamanan. Melarang siswa lain yang ingin ke toilet sebelum ia keluar dengan alasan ada tamu VVIP di dalam. Berakhir para siswa itu melayangkan protes dan kekesalan kepadanya saat tahu jika tamu VVIP yang dimaksud itu adalah ia.

        Jaeryn yang berulah, tapi dirinya yang merasa bersalah. Entah apa yang ada di dalam pikiran gadis bersurai sepinggang itu hingga hobi sekali mengintilinya seperti anak TK. Bahkan anak TK lebih mending ketimbang suara cempreng Jaeryn yang membuat gendang telinga berdengung nyeri.

        Tidak bosan apa terus-terusan mengusiknya?

         Benar-benar menyebalkan. Tolong bagi ustadz yang handal meruqyah dan menyadarkan manusia kerasukan jin ifrit untuk menghubungi nomer di bawah ini, kontribusi anda sangat-sangat dibutuhkan saat ini!

        "Lino ihhh ...  jawab napa, serasa ngomong sama batu tapi bisa jalan, bernyawa pula," ujar Jaeryn menuntut jawaban dari Lino yang sedari tadi hanya diam.

        "Bubu .... "

        "Lino sayang!"

        "Lino cinta!"

        "Lee Minho binti Lee Taeyong!"

        "Lino ganteng kaya gantungan!"

        "LINO TULI, BUDEG, TOREK,  NGACAY, BISU IDUP LAGI!!!" Pada akhirnya Jaeryn merasa kesal sendiri. Lino Benar-benar menguji kesabarannya yang hanya setipis kertas ini. "Untung sayang, kalo enggak udah gue korekin tuh kuping pake tiang listrik," cerocos Jaeryn membuat Lino menghentikan langkahnya, membalikan badan lalu menatap Jaeryn sarat akan emosi yang tertahan.

        Jaeryn yang sibuk mengoceh hingga menimbulkan hujan badai dadakan tidak sadar jika Lino berhenti melangkah. Jika saja Lino tidak cepat mendorong dahinya, mungkin ia nyaris menabrak tubuh jangkung pemuda itu.

         "Bisa gak sih gak usah dorong-dorong, hobi banget lo perasaan." Jaeryn cemberut, meniup-niup poni tipisnya yang berantakan karena ulah Lino barusan.

         Lino menghela nafas, menatapnya datar namun kontraduktif. "Gue gak gendong lo, semalem lo jalan sendiri terus masuk ke dalam kamar gue tanpa izin. Puas lo?" Pada akhirnya ia angkat bicara walau bertolak belakang dengan apa yang terjadi semalam. Jika ia jujur bisa-bisa Jaeryn makin kepede'an lalu berpikir yang tidak-tidak.

       Jaeryn tertawa garing. "Jangan ngada-ngada deh No, masa iya gue jalan sendiri terus masuk ke kamar lo tanpa izin. Kamar lo 'kan gak bisa di masukin sembarangan, Tante Jihyo aja gak pernah lo izinin masuk," sahutnya. Merasa tidak percaya sekaligus tidak puas dengan jawaban yang Lino lontarkan.

BUCINNYA LEE MINHO [LINO] ON GOINGWhere stories live. Discover now