[1] Not Alone

1.6K 116 12
                                    

Gadis dengan rambut berwarna brunette sedikit gelap itu sedang duduk di tepi sungai dekat The Burrow, sebuah rumah milik salah satu keluarga penyihir pureblood. Ia menatap kosong sungai tersebut sambil memainkan rumput di tangannya yang ia cabut tadi.

Gadis itu tak memiliki keistimewaan apapun dan juga bukan gadis yang dibilang sempurna. Ia hanya gadis yang tak banyak bicara dan hanya menjalani hidup seperti yang seharusnya dijalankannya.

Terlahir di dalam sebuah keluarga yang baik dan juga cukup dikenal oleh kalangan penyihir dan juga dikaruniai kecerdasan seperti keluarga mereka pada umumnya. Tapi entah kenapa itu semua sia-sia baginya setelah sosok yang paling berharga dalam hidupnya semua diambil oleh Sang Kuasa.

Ia merasa dunia tak adil. Semua orang orang yang disayanginya satu persatu meninggalkan dirinya sendiri. Beberapa waktu lalu orang tuanya terbunuh oleh sekelompok pengikut seseorang yang sangat ditakuti oleh orang orang dunia sihir.

Pelahap Maut.

Rasanya ingin sekali dirinya membalaskan dendam dengan membunuh orang-orang itu, tapi jika ia membunuhnya sama saja dia sepertinya bukan? Tidak. Orang tuanya tidak pernah mengajarkan dirinya balas dendam seperti itu. Ia akan membalaskan dendam dengan caranya sendiri.

Dan sekarang dia sendirian.

Tidak ada satupun keluarganya yang tersisa. Semuanya mati karena ulah pelahap maut sialan itu.

"Celine! Makan siang sudah siap!"

Teriakan seorang wanita menyadarkan lamunan Celine secara tiba-tiba. Celine menoleh ke arah wanita yang sedang berdiri jauh darinya di depan pintu The Burrow.

"Baik Bibi Molly!" Celine bangkit dari duduknya dan membersihkan sisa sisa kotoran yang menempel di celananya. Ia mulai berjalan masuk ke dalam The Burrow dengan langkah yang sedikit ia cepatkan karena tak ingin membuat orang-orang di dalam menunggu.

Hati Celine menghangat keyika melihat semua orang yang ada di dalam rumah yang tak begitu mewah ini namun tetap terasa nyaman. Rambut merah seperti api yang menyala, itu ciri fisik setiap anggota keluarga ini, Weasley.

"Cepat Celine aku mulai lapar!"

Tuk

Molly menyentil dahi Ron yang mana dia adalah sahabat Celine. Ya, dia Ronald Weasley, ia merupakan salah satu anak dari ke tujuh anak pasangan Arthur dan Molly Weasley.

"Ouch mum!" Kata Ron sambil meringis dan mengusap usap dahinya yang baru saja disentil oleh ibunya sendiri.

"Jangan salahkan Celine jika perutmu itu tidak bisa berhenti berbunyi, Ron!" Seru Molly dengan geram pada Ron.

Celine hanya bisa tersenyum lalu mendudukkan diri di samping Ron. Kemudian ia menatap Ron dan berkata, "Kau bisa makan terlebih dulu tanpa menungguku Ron."

"Oh tidak tidak. Kita harus makan bersama-sama. Ron sudah kukatan berkali-kali padamu ka—"

"Jadi mum bisakah kita mulai makan sekarang? Aku tak ingin mendengarkan celoteh Ron lagi," Ucap perempuan di depan Celine dengan sedikit kikikan di akhir. Dia Ginny Weasley adik Ron, dan anak bungsu dari keluarga ini. Dia berada di bawah satu tingkat dengannya.

Molly hanya bisa merotasikan kedua matanya dan mulai menyajikan makan siang pada anak anak mereka dan juga Celine.

"Mum, menurutmu apa yang akan terjadi di tahun selanjutnya di Hogwarts?" Tanya Ron yang mulutnya masih terpenuhi oleh makannya.

Ginny hanya bisa menatap jijik pada kakaknya itu. "Kunyah dan telan dulu makananmu Ron. it's disgusting!" Ucap Ginny dengan sengit.

Molly tidak menjawab pertanyaan Ron melainkan ia menatap Celine yang sepertinya tidak memiliki selera makan, lagi. Semenjak kematian temannya --orang tua Celine-- gadis itu lebih pendiam, walaupun sebelumnya ia memang sudah cukup pendiam.

Love and DeathWhere stories live. Discover now