Bus berhenti tepat didepannya. Pintu bus terbuka otomatis. Dia naik dan mencari tempat duduk kosong di belakang , setelah membayar tiket masuk. Berjalan masuk dan memilih duduk di paling belakang yang masih tersisa.

.
.
.

Memasuki apartemennya yang dibeli dengan hasil jerih payahnya, Dengan dengusan kesal dia meletakkan kardus di atas lemari sepatu.

Berjalan masuk, menuju dapur yang terhubung dengan pintu masuk. Membuka kulkas meraih kaleng bir dan membukanya, Meneguknya seolah itu pelampiasan kemarahan.

Ponselnya berdering. Dia melirik sekilas. Dan mengetik cepat.

" saatnya menarik semua sahamku." desahnya kecewa, Menuju ruang tamu. Sekaligus kamarnya. Duduk di depan meja meraih remote tv dan menyalakannya. Membuka laptopnya dan grafik saham terlihat.

Meski di perusahaan dia bekerja seolah makan gajih buta Namun saat di rumah, bekerja di balik layar, Mempertahankan saham perusahaan.

Saat ini dia bekerja , menarik sahamnya , serta modalnya. Pada perusahaan. Dia tidak perduli dampaknya. Dia hanya menarik kembali apa yang memang miliknya.

Setelah Beberapa jam di depan laptopnya dia merasa mengantuk Dan mematikan tv, Lalu menutup laptopnya. Setelah menyalin data pada memori card , Hal mengejutkan dia melempar nya ke tong sampah .

" saatnya tidur!". Bangkit berdiri.

Berjalan menuju kamar mandi. Dan membersihkan diri dengan air hangat.
.
.
.

matahari menyengat menyinari matanya. Dia tidur cukup nyenyak.

Menguap, Ponselnya berisik sejak tadi . Saat dia melihat sejenak dia mematikannya. Dan ke mode mati total. Menguap lagi dia bangun dan menuju kamar mandi.

Mencuci wajahnya dan meraih sikat gigi Dan bercukur.

Setelah selesai, Dia keluar dari kamar mandi menuju dapur yang berada tepat di seberangnya. Membuka kulkas cukup kosong hanya ada beberapa kaleng bir dan makanan kotak yang belum disentuh. Mendesah.

Mengambilnya dengan kaleng bir. Masuk ke ruang tamu. Duduk dengan makanan dan bir diatas meja. Meraih remote dan menyalakan tv. Beberapa berita di tayangkan.

" selamat makan". Dia menatap jam yang menunjukkan pukul 1 siang.

Acara berita menujukan beberapa berita yang terjadi. Kriminal , gosip, skandal. Dan anjloknya saham.

Ishikawa tetap makan meski terasa dingin. Matanya fokus pada berita. Banyaknya investor menarik kembali saham mereka pada perusahaan yang di sebutkan merugi hingga triliunan yen . Hanya dalam semalam. Bahkan terdapat hutang perusahaan yang begitu tinggi serta penanaman saham palsu.

Ishikawa mendengus sinis dan acuh. Mematikan tv dan melanjutkan makan.

.
.
.

Saat ini perusahaan dilanda kekacauan. Kekacauan itu terjadi karena 5 investor utama menarik kembali saham mereka. Yang membuat 90 persen pemodal lain ikut menarik saham mereka. Terlebih hutang perusahaan yang selama ini disembunyikan. Hanya dalam semalam perusahaan terkemukan mengalami kebangkrutan.

" bos... Ini dari pemimpin Miyakawa. Mereka menarik kembali modal yang di berikan. "ucap sekertaris.

" apa?. Bagaimana bisa. "

"bos ini dari pemimpin Tanimura menarik saham mereka. Bos ini dari perusahaan Mr J. Mereka membatalkan kerja sama dengan kita."

"tu-tunggu ... Kenapa apa yang terjadi. Sa.sambungkan aku pada Mr J. Jika dia membatalkan kerja sama ini akan memperburuk perusahaan. Cari tahu kenapa mereka menarik kembali saham dan modal mereka."

"baik bos." bergegas pergi.

Meraih ponselnya. " hallo Mr J. Saya ingin mendengarkan penjelasan pembatalan kerja sama ini. Ini jelas ti-" dia terdiam dan matanya terlihat shock.

" pi-pikirkan kembali Mr J... Ini hanya kesalah. Saya tidak mem-" gugupnya

Wajahnya pucat dan dia mengingat kembali beberapa kenangan di masalalu dan berakhir saat ini.

" aku akan melakukannya di balik layar. Kau cukup duduk di belakang meja"

" aku berhasil , kita berhasil beberapa pemodal dan investor tertarik dengan saham kita."

" Miyura , ini Mr J . Perusahaan terbesar menyetujui proposal kerja sama dengan kita"

" aku kecewa padamu, persahabatan kita berakhir dan jangan mencariku"

" kau memecat Ishikawa-san dan kerja sama ini tidak menarik lagi bagi ku. "

" sialan... Kenapa jadi seperti ini. Aku harus -"

"bos... Mereka menarik saham mereka karena.. Itu... An..da"

" katakan saja" teriaknya.

" mereka mengatakan tidak tertarik lagi karena bos memecat Ishikawa-san".

" sialan. Ishikawa bekerja di belakang layar. Dia yang menarik semua pemodal dan investor . Sial. Aku melupakan itu..." meremas tangannya dan memaki kebodohannya. Meraih ponselnya dan menelpon . Namun sambungan telepon tidak pernah diangkat.

*
*
*

Malam

" sial bagaimana stoknya habis, " keluar mini market. Dengan tas belanjaan. Berjalan santai menuju parkiran. Langit sore terasa cerah dengan warna emasnya. Lima menit berjalan. Menghisap sebatang rokok.

" rasanya buruk. Sialan. "

" paman !" teriak seseorang menyapa di belakangnya.

"ngh?... Riyuu!,"

Menatap keponakannya yang bersama teman-temannya.

" kyaaaa... Pria dewasa... " teriak teman gadis . " apa kau paman Riyuu." teriak centil salah satu gadis.

Mereka berenam termaksud Riyuu . Dua gadis manis dengan empat pemuda .

" Nene " tegur gadis yang lebih seperti gadis pendiam.

Ishikawa hanya tersenyum.

"anak anak memang cepat tumbuh!"

" kau baru pulang?."

" kami baru kembali dari mengerjakan tugas kelompok. Mereka teman-temanku."

" haloo. Kanae Tamaki."

" Misagi Iyuki."

" Mayu Tenma"

" Sawada hanna"

" kendo Ishida"

" Ishikawa Riyuu aduh..."

" kau tidak perlu menyebutkan namamu"

Mereka tertawa,

" Ishikawa Yunna"...

Saat menyebutkan namanya sebuah cahaya menyinari mereka dari bawah. Sebuah diagram yang muncul entah darimana tergambar jelas. Dan cahaya itu menyilaukan mereka. Membuat mereka panik sesaat dan menghilang.

Yang tersisa hanyalah tas ke enam remaja yang tertinggal.

To be countinue

{Original Story }  Isekai to YunnaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora