Bab 48. Dunia Milik Kita [SPESIAL BAB]

Start from the beginning
                                    

Perihal itu..., murni kekurangan penulis, ya. Bab yang udah lewat, biarlah berlalu. Tapi, saya akan mencoba untuk lebih logis lagi dibab depan. Kalaupun gak sesuai sama ekspetasi pembaca, saya harap maklum🙏🏼

 Kalaupun gak sesuai sama ekspetasi pembaca, saya harap maklum🙏🏼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini nanya atau ngedumel? 😂😂

Ps: Buat saya. Gak ada valentine's day. Karena setiap hari ....

WARNING! 18+
(Dibawah 18+ menjauh sebentar, ya. Soalnya belum cukup umur. Jangan diterobos terus)

***

"Saat sedang bersama dengan yang tercinta, dunia terasa seperti milik berdua. Yang lain hanya figuran semata~"

---BeautifulSea25---

•••

Alis tebal.

Bulu mata panjang nan lentik.

Hidung mancung.

Bibir tipis kemerahan.

Wajah tampan bak Dewa Yunani yang tiada duanya membuat Dewi Harnum tak mampu berpaling. Setelah bangun tidur, ia memang tak langsung mandi karena nyeri yang selalu membuat wajahnya bersemu. Ia juga tak tahu letak kolam pemandian, mengingat kamar pengantinnya saat ini adalah kamar ilusi. Terlebih, ia juga tak bisa berjalan. Salahkan Pangeran Leonard yang seakan tak ada puasnya menikmati dirinya. Lelaki itu sudah seperti beruang liar saja semalam.

Malam bulan purnama sempurna telah berlalu. Namun pagi ini Dewi Harnum masih merasakan kenangannya. Perasaan bahagia karena telah menjadi seorang istri yang sesungguhnya membuatnya tak bisa berhenti untuk terus tersenyum malu. Wajahnya selalu merona saat ingatan malam pengantinnya bersama Pangeran Leonard terus saja bermunculan di kepalanya. Padahal ia tak memikirnya sama sekali. Sungguh!

Pengaruh Pangeran Leonard padanya sungguh tak main-main!

Perlakuan Pangeran Leonard semalam padanya sangat lembut. Perhatiannya selalu terpusat padanya. Dewi Harnum merasa diinginkan. Terlebih saat lelaki itu berusaha keras menahan diri---tampak begitu manis di mata sang dewi.

"Selamat pagi, Istriku," sapa Pangeran Leonard serak---khas bangun tidur. Bibirnya mencuri kecupan singkat di bibir sang dewi yang sedikit bengkak karena ulahnya semalam.

"Selamat pagi, Suamiku." Dewi Harnum kembali memeluk Pangeran Leonard. Padahal mereka sudah berpelukan semalaman. Wajahnya bersandar pada dada telanjang sang pangeran---sekaligus menyembunyikan wajahnya yang merona.

Pangeran Leonard terkekeh merdu saat menyadari jika sang dewi tengah dilanda rasa malu. "Sejak kapan kau terbangun, Dinda?" tanyanya mengecup singkat kening sang istri.

Permaisuriku~Where stories live. Discover now