Part 6

2.2K 233 2
                                    






Kejadian semalam membuat tubuh hyunjin sakit. Ia meringkuk didalam selimutnya, enggan untuk bangun apalagi harus masuk kelas nya pagi itu.


Chan datang melihat baby nya yang masih berbalutkan selimut. Ia menghampiri hyunjin, membelai pipi fluffy kesukaan nya, kemudian menghadiahkan beberapa kecupan di wajah hyunjin.

"Kamu ada jadwal kuliah hari ini sayang "

Chan dengan telaten mengelus surai hyunjin yang semakin bertambah panjang. Hyunjin mencebikkan bibirnya. Ia sungguh tak mau diganggu.

"No daddy, badanku sakit semua. Dan lihat wajah tampanku penuh luka lebam yang sekarang membengkak. Daddy mau orang-orang melihatku dalam keadaan seperti ini? Big No!! "

Oke pagi yang sudah biasa chan lalui dengan seribu rengekan hyunjin tiap kali ia menyuruh hyunjin untuk masuk kuliah.

"Yasudah kali ini saya tidak memaksa. Tapi hanya untuk kali ini selanjutnya tak ada lagi bolos janji?"

Hyunnjin mengangguk,senyum mengembang di bibirnya,ia memeluk perut chan,mengusakkan wajahnya disana.

Chan hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan hyunjin. Iya hyunjin sangat menggemaskan di mata chan. Hanya saja hatinya masih tertutupi ketakutan untuk mencoba sebuah hubungan kembali. Mengingat rasa sakit yang ditinggalkan sang mantan istri. Chan masih butuh waktu.








❤️❤️❤️











Hyunjin berjalan menghampiri lee know, merangkul bahu teman yang lebih tua 5 tahun darinya. Kenapa hyunjin bisa kenal lee know? Ceritanya panjang.

"Malam ini? Seperti biasa? "

Lee know menyunggingkan smirk nya. Tanpa menjawab pertanyaan hyunjin. Mereka melesat ketempat yang hyunjin maksud.

"Bagaimana perkembangan hubungan kalian?"

Hyunjin mendecih, ia sedikit kesal. Pertanyaan itu sangat ia benci untuk saat ini. Karena ia sendiri tak tahu mau dibawa kemana hubungan dia dan bangchan.

"Bisakah kau memberiku pertanyaan yang lebih berbobot? "

Lagi-lagi lee know hanya tersenyum.

"Kau bodoh hwang."











Mereka tengah mengisi bensin, sambil menunggu lee know membuka room chat nya dengan jisung. Pacarnya itu memberitahu kan kalau ia sedang berada disebuah mall bersama jeongin. Dan meminta lee know membawa hyunjin kepadanya.

Hyunjin pun mengiyakan ajakan lee know. Ia juga ingin bertemu jeongin adik manisnya.

















❤️❤️❤️


















"Hyunjin hyung! " jeongin berteriak ketika melihat hyunjin berjalan kearah nya. Dengan senyuman yang sangat lebar jeongin menyambut kedatangan hyunjin.

"Aku merindukan mu hyung." jeongin langsung memeluk hyunjin.

"Bocah ini sudah bertumbuh, bagaimana kabarmu? Dan kabar kembaranku? "

Mereka duduk di sebuah caffe. Seungmin, Felix beserta changbin juga datang. Mereka mengobrol sambil sesekali menikmati hidangan yang mereka pesan.

"Baik. Dan adik mu juga dia makin cantik hyung. Kau harus menjaganya dari semua lelaki yang ingin mendekatinya! "

Hyunjin hanya menggeleng, tersenyum remeh dengan pernyataan jeongin.

"Hwang yeji lebih dari yang kau pikirkan jeongin-ah."

"Kau akan menetap disini kan baby bread?"

Jeongin mengangguk mengiyakan pertanyaan seungmin.

"Aku sudah bosan dengan udara amerika. Terlalu banyak polusi."

Minho sudah sibuk bercumbu dengan jisung kekasihnya. Jeongin tengah asyik berbincang bersama seungmin. Sementara felix dan changbin mereka memilih menghabiskan waktu berdua dengan berjalan-jalan.

Hyunjin yang bosan ia melangkahkan kakinya keluar cafe, sekedar menyegarkan fikirannya. Ia berjalan menelusuri tempat itu seorang diri. Sampai di satu titik ia melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat.
















Bangchan memandang sang mantan istri dengan tatapan yang masih sama. Bohong kalau chan bisa melupakannya semudah itu. Tapi apa daya chan tak bisa memaksakan kehendak nya kepada jihoon yang lebih memilih lelaki lain daripada chan.

"Bagaimana kabar anak-anak? "

Dengan telaten chan memotong steak daging, kemudian ia berikan kepada jihoon.

"Mereka baik, jiwon dan jinhee sudah terbiasa tanpa papa nya."

Chan hanya tersenyum menanggapi perkataan jihoon.

Chan menggenggam tangan jihoon, menatap nya lekat. Seolah ingin jihoon tau bagaimana perasaan chan terhadapnya.

"Boleh aku mencium mu untuk yang terakhir kali?"

Jihoon menatap chan, lalu mengambulkan permintaan mantan suaminya itu. Dengan perlahan chan mendekatkan wajahnya kearah jihoon. Mengecup lembut bibir yang dulu menjadi candu baginya.

Mereka melanjutkan obrolan yang sempat tertunda, sambil sesekali menertawakan cerita lucu yang chan ceritakan.












Hyunjin melihat semuanya.

Ia melihat bagaimana tatapan dan perlakuan chan yang masih memuja jihoon.

Kini hatinya terasa sangat sakit. Hyunjin memegangi dadanya berharap rasa sesak yang ia rasakan segera menghilang.

Nyatanya tak semudah itu.

Hyunjin bergegas meninggalkan tempat itu.

Ia pergi jauh, ketempat dimana hanya ada dia. Tak ada yang akan tahu keberadaan hyunjin sekarang.

Ia mematikan handphone nya, merebahkan tubuhnya diatas kasur lalu mulai menangis. Hyunjin merasa sangat bodoh sudah berani berharap banyak hal kepada bangchan.

"Kau memang bodoh hwang hyunjin." gumam hyunjin lirih.



3 jam menangis membuat penampilan hyunjin sangat memprihatinkan. Hidung memerah, mata sembab, rambut acak-acakan. Dan hyunjin tak perduli.






"Haruskah aku menghilang? "















TBC

SUGAR? YES DADDY!!!Where stories live. Discover now