Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari itu hyunjin merasa sangat lelah. Pasalnya ia baru saja menyelesaikan kelas nya yang ke 3 untuk hari itu.
Dengan langkah gontai hyunjin menghampiri teman-teman nya dimeja kantin. Ia memeluk dan bersender di bahu seungmin.
"Tolong kondisikan wajah jelek mu hwang"
Itu suara minho. Seperti biasa kata-kata yang keluar dari mulutnya tak ada yang Lembut. Kecuali kepada jisung.
Hyunjin menatapnya sinis.
"Sudahlah baby jangan ganggu hyunjin. Lebih baik kamu kembali kekantor."
Minho menuruti kemauan jisung. Ia pamit dan meninggalkan kelompok itu.
"Bagaimana daddy mu? Masih marah? "
Hyunjin menyunggingkan senyumnya.
"Kita sudah berbaikan. Dan dia sudah kembali seperti dulu. Hah hampir saja aku kehilangannya hannie"
Seungmin menyentil kening hyunjin sampai hyunjin mengaduh.
"Lain kali beritahu kalau ada sesuatu. Jangan main menghilang"
Hyunjin mempoutkan bibirnya sambil mengelus-elus keningnya yang terasa sakit.
"Maklumi saja dia masih anak labil seungmin-ah."
"Aishh jaga bicaramu han jisung! "
"Apa? Apa? Ada yang salah dengan perkataan ku? "
Jisung terus meledek hyunjin. Hyunjin hendak maju untuk memukul jisung tapi pergerakan nya terhenti oleh seseorang yang kini memegang tangannya.
Hyunjin menatap orang tersebut. Begitu juga seungmin dan jisung. Jisung terbelalak kaget ketika mengetahui siapa orang tersebut.
"Y-younghoon hyung..... "
Younghoon tersenyum kepada han.
Hyunjin melihat tangannya yang tengah dipegang younghoon.
"Ikut aku."
Tanpa meminta persetujuan hyunjin, younghoon menarik paksa hyunjin menjauhi kedua temannya. Seungmin yang masih tak mengerti tentang situasi yang ia hadapi sekarang, mencoba meminta penjelasan kepada han. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Namun han hanya bisa menggeleng. Ia pun tak tau.
❤️❤️❤️
Bangchan tengah memimpin rapat perusahaan. Para petinggi tengah mendengarkan penjelasan chan didepan sana. Dia terlihat sangat keren tentu saja ^_^
Setelah selesai dengan rapatnya, chan kembali ke ruangan dan melanjutkan pekerjaan nya yang masih tertumpuk.
Tak lama suara ketukan di pintu terdengar, diiringi kemunculan sekretaris chan di ruangan nya.
