Kulihat Erick dan Matthew meneguknya. Oke! Jujur, aku emang ga pernah! Sumpah! Ga bohong!

Kuputar lagi botolnya......... Matthew! "I never... had a sex." katanya langsung. Oke, baru saja 3x putar dan pernyataannya sudah mengarah ke arah yang seperti ini. Kulihat Ryan dan Erick saling bertatapan. Dan Matthew sedang menahan tawanya. Entah apa yang lucu. Ku ambil gelas ku..... Ah segar juga. Sudah lama sekali aku tidak meminum minuman itu.

"Apa?" Tanya ku pada mereka. Oke, sekarang mereka semua sedang memandang kearahku. "You ever?"  Tanya Ryan tak percaya. 

"Ya, We are not a kid anymore." Semua masih memandang ke arahku. "Are you give up, all?"

****

Kami lanjutkan permainan kami. Ternyata aku terlalu sombong. Aku mabuk sekarang. Oh God! I lost control! Pertanyaan semakin mendalam, menjurus, dan meng-kepo. Namun bodohnya, semua sudah dibawah kontrol sekarang. Biasanya orang mabuk akan jujur sejujur-jujurnya.

"Your turn, Matt." Kataku teler.

Matt benar-benar sudah mabuk sekarang. Kulihat Ryan sudah terduduk lemas dan menutup matanya. Matthew benar-benar hilang kendali. Erick, terakhir kulihat ia pergi ke kamar mandi, sepertinya ia muntah dan kembali dalam keadaan sangat teler.

"I.......Ne...ver...luv...a...boy" Kata Matthew dalam sisa-sisa nyawa terakhirnya.

Oke, aku harus minum kali ini. Shit! Aku benar-benar mabuk sekarang. What? Emang apa tadi pernyataan Matthew? Ah biarlah, kudengar itu tentang cinta-cintaan. Kulihat semua sudah teler. Ku ambil handphoneku. Ku telpon Jeremy, kudengar ia mengoceh. Entah mengoceh gara-gara apa.

"Why are u so mad, Jer?" Kataku

"Petttt! Kamu dimana?! Kenapa suaranya kayak orang mabok gitu?!" Kata Jeremy yang terdengar panik. Dia memang berlebihan.

"Emang lagi flyyy. Tolong jemput di *pip* bar. Sekarang ya Jer. Jangan kasih tau Uncle loh, nanti dia marah. Sekarang ya, semua nya udah pada teler." Kataku dalam sisa-sisa terakhirku. Keteguk beer terakhirku. Dan semuanya menjadi redup, dan gelap.

***

Jeremy's POV

"Cari dong Jer, brothermu itu. Masa kamu gatau sih dia pergi kemana?" Dad dari tadi kerjaannya cuma ngomel terus. Aduh, mana aku tau sih? Emang aku peramal? Apa aku harus datang ke peramal dulu biar tahu dimana Peter sekarang? Lagian sih nih Peter. Pergi ga ngajak-ngajak. Aku kan jadinya ga perlu dengarin ocehan Dad ini.

"Ini juga udah lagi cari Dad. Tapi telponnya ga diangkat." Kataku. Oke, aku masih sabar ini. Dad please jangan pancing emosi aku ya. Aku gamau nantinya dikutuk kayak Malin Kundang.

"Coba hubungi lagi." Kata Dad. Lagian kenapa Dad panik gitu sih. Biasanya juga ga pernah kayak gini. 

"Iya ini lagi cob- Wait! Dia nelpon Dad!" Kataku. Kulihat muka Dad yang panik dari tadi semakin panik. 

"Angkat angkat angkat!" Kata Dad.

"Peter! Kamu ini kemana aja sih? Ini tuh udah malem banget, kenapa masih diluar? Cepetan pulang. Dad panik nih daritadi." Katanya.

ComplicatedWhere stories live. Discover now