Janji

125 2 0
                                    

" Siapa yang kau panggil?" tanya laki-laki itu setelah beberapa detik terpaku menatapnya. Ada sesuatu dari sorot mata laki-laki itu yang membuatnya merasa bahwa laki-laki itu terkejut.

" Itu namamu bukan? Hendrick. Mengingatkanku pada ketentraman. Harusnya sifatmu seperti itu juga."

" Darimana kau tahu?"

"Tertulis jelas di seragammu. Jangan kira seorang hantupun tidak bisa membaca." Jawabnya sambil menunjuk kearah seragam laki-laki itu. lelaki itu hanya tertegun lalu kembali melangkahkan kaki menembus melewatinya.

" Hey! kau benar-benar tak ingin membantuku?" teriaknya sambil mengikuti laki-laki itu.

" Ayolah aku mohon. kau satu-satunya yang bisa membantuku. yaa?" Namun, laki-laki itu sama sakali tak menghiraukannya. terus berjalan dengan cepat sambil memakai earphon. Benar-benar mengacuhkan permintaan memelas dari sang hantu.

laki-laki sok itu sangat menyebalkan. Jika saja ada orang lain yang mampu melihat dan mendengarnya selain orang itu, ia tidak mungkin sampai harus memohon-mohon dan mengikuti laki-laki itu seperti ini. Bahkan ketika ia tahu bahwa permintaan memelas yang sedari tadi ia lontarkan takkan mungkin didengar oleh lelaki itu, ia tetap saja berbicara dan berjalan mengikuti kemana laki-laki itu melangkah. Saat ini ia sedang diburu waktu. apapun dan bagaimanapun ia tak boleh menyerah. segala cara akan ia lakukan agar laki-laki itu mau membantunya. Sesulit apapun itu, ia harus segera mengingat segala sesutu tentang dirinya. jika tidak...

" Hhhhh sampai kapan kau mau mengikut ku hah? memuakan tau." Ucap laki-laki itu setengah membentak. untuk beberapa saat ia hanya menatap lekat-lekat lelaki itu. lalu kemudian menjawab.

" Sampai kau mau berjanji bahwa kau akan membantuku. kumohon mengertilah, hanya kau satu-satunya yang bisa kumintai tolong disini. Tidak ada lagi." ucapnya sedikit kesal dan sedih.

" Memang apa untungnya bagiku menolong hantu bodoh yang bahkan tidak bisa mengingat masa lalunya sendiri heh? buang-buang waktu. "

Ia tertegun mendengar perkataan laki-laki itu. " Apapun... apapun yang kau inginkan aku akan mengabulkannya. Tapi kau harus janji, sampai kau menemukan ingatanku kau tak boleh menyerah dan meninggalkanku. "

" Oke. sepertinya tidak terlalu buruk."

" janji." ucapnya senang sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

" Acungkan kelingkingmu." Katanya ketika laki-laki itu tak juga mengacungkan kelingkingnya. Dengan terpaksa laki-laki itu mengacungkan kelingkingnya kearah hantu perempuan itu.


" janji. Kau tak bisa mengingkarinya"

***

My memoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang