Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi

Prolog

59.8K 5.4K 327
                                    

Tidak pernah terlintas sekali pun dalam pikirannya kalau Gwen akan terpuruk begitu rendah. Gwen yang merupakan wanita paling dipuja di negerinya, bangsawan yang menguasai tiga bahasa serta disebut Permata Teutonia, kini bahkan tidak sanggup mengangkat kepalanya di hadapan orang yang dulu selalu membuatnya tenteram.

"Aku mau bercerai." Gwen mengatakannya, lirih dan pelan. Namun kalimat itu jelas didengar oleh suaminya yang duduk di seberangnya dan berbagi meja yang sama dengannya. Edmund Rosiatrich dijuluki Serigala Perang, dia ditakuti sekaligus dikagumi. Namun Gwen sudah belasan tahun mengingatnya sebagai pribadi yang, walau terkesan dingin, kerap memberinya perhatian. Dia tidak pernah menganggap Edmund menakutkan, bahkan walau dia pernah melihat sendiri Edmund mengayunkan pedangnya dan menebas tanpa ampun pada beberapa kriminal yang mencoba membajak kereta kudanya beberapa tahun silam.

Makan siang mereka hari itu terasa muram dan kelabu. Gwen tidak sanggup menelan daging panggangnya sama sekali dan hanya menyesap air putih. Sang duke, suaminya, juga berhenti mengunyah. Untuk pertama kalinya Gwen seakan tidak mengenal suaminya yang kini memandangnya tajam penuh amarah yang ditahan.

"Omong kosong apa yang kau katakan, Gwen?" Edmund memaksakan senyuman. Suaranya terdengar getir.

"Aku tidak tahan hidup seperti ini. Semua rumor itu dan cara mereka menggunjingku, aku rasa aku tidak bisa menerimanya lagi." Gwen menegaskan maksudnya.

"Gwen, aku tidak mau ...." Edmund menggeleng seraya mengangkat tangannya.

"Lagi pula kau tidak pernah mencintaiku, kau tidak pernah menginginkanku dan aku berhak bahagia." Gwen menyadari kalau suaranya berubah parau.

Dia begitu mencintai Edmund, bahkan walaupun pria itu telah menyakitinya sampai dia sulit bernapas karena duka. Namun Gwen sudah mengumpulkan semua serpihan harga diri dan tekad yang tersisa untuk permohonan cerainya hari ini. Dia tidak akan membiarkan perasaannya mengalahkan logika.

"Aku sudah minta maaf tentang Lady Abigail. Aku sudah bilang kalau itu kesalahan, dan aku tidak mencintainya." Edmund mencoba meraih tangan Gwen.

"Kalau begitu, tinggalkan dia dan jangan temui dia sama sekali." Gwen mengajukan syaratnya.

Edmund terdiam sejenak, memandang istrinya penuh penyesalan.

"Kau tahu, aku tidak bisa melakukan itu, Gwen. Tidakkah kau bisa puas dengan status sebagai duchess dan mendampingiku sampai kita menua?" Edmund menggenggam erat tangan lembut istrinya yang jelita sambil mengatakan kalimat egois tanpa rasa bersalah.

Edmund membutuhkan Gwen, karena latar keluarganya, karena Edmund bisa menggunakan Gwen sebagai istri sempurna dan dibanggakan. Lady Abigail tidak bisa melakukannya karena dia hanya wanita bangsawan dari keluarga yang tidak terlalu berpengaruh. Selain itu, dia seorang janda.

Gwen tersenyum pahit, karena ironisnya, dia kini ingin menjadikan dirinya sendiri sebagai janda tanpa anak, yang walau tidak ada aturan tertulis, entah bagaimana, dianggap sebagai golongan perempuan kelas dua dan akan sulit menikah kembali.

"Aku akan menceraikannya setelah tiga bulan. Setelah situasi aman dan tenang, aku akan memutuskan hubunganku dengannya." Edmund melihat mata istrinya untuk meyakinkannya.

Gwen menanggapi dengan sedikit senyuman sinis. Edmund tidak akan bisa menjamin kata-katanya. Kalaupun itu benar, anak itu akan selalu mengikat Edmund dengan Lady Abigail. Gwen tidak akan bisa tahan untuk selalu hidup di bawah bayang-bayang Abigail.

"Tidak, keputusanku sudah bulat." Gwen berkata tegas, membuang pandangannya dan beranjak dari duduknya. Dia pun secara halus menepis tangan suaminya yang berusaha memegang bahunya.

"Sampai kapan pun, namamu adalah Gwendolyn Rosiatrich, dan aku akan memastikannya." Edmund menegaskan keegoisannya sambil memandangi istrinya pergi. Kalau waktu bisa diulang kembali, Edmund ingin mengutuk segala minuman keras di malam itu yang membuatnya terlena pada Abigail. Tapi semua sudah terjadi. Edmund sendiri tidak tahu, sejak kapan hatinya bisa terasa tersayat ketika membayangkan Gwen benar-benar meninggalkannya?

The Duchess Wants a DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang