Baiklah katakan saja Jeno cemburu.

'Tolong terus pantau Jaemin disana'

'Laksanakan captain' kekeh Yeeun 'By the way, apakah kau sedang cemburu saat ini?'

'Tidak'

'Oh ayolah Jeno, kau tidak bisa berbohong, aku sedang berkomunikasi dengan pikiranmu jika kau lupa' kekeh Yeeun kembali.

Jeno menepuk jidatnya yang tidak bersalah. Ia sungguh melupakan fakta bahwa Yeeun adalah seorang guardian yang mampu membaca isi pikiran orang lain dan bertelepati.

Di seberang sana Jeno dapat mendengar tawa puas Yeeun. Sungguh menyeramkan, tengah malam yang seharusnya sepi kini justru terdengar gelak tawa seseorang dalam pikirannya.

'Sudah malam, sebaiknya kau tidur' ucap Jeno berusaha mengalihkan topik.

'Okay okay, aku akan mengabarimu lagi nanti'

Suasana menjadi hening, menandakan sambungan telepati mereka sudah terputus. Jeno mengusap wajahnya lalu bangkit menuju meja kerjanya tadi. Ia menatap sebuah pigura kecil yang ada di mejanya. Mengusap wajah pemuda yang ada di foto tersebut dengan ibu jarinya. Jeno berharap tidak terjadi apa-apa pada Jaemin-nya.

Ia merogoh kantong celananya. Mengeluarkan benda persegi yang dinamakan handphone dan memanggil sebuah nomor dengan username Renjun.

Panggilan itu tersambung. Hingga setelah nada sambung ketiga panggilan tersebut diangkat.

"Halo Jeno ada apa?"

"Apa kau sedang bersama Jaemin?" Tanya Jeno langsung pada inti pembicaraan. Terdengar jeda sebentar.

"Hm ya dia sedang bersamaku, kau sudah mendengar semuanya dari Yeeun kan?"

"Ya, bagaimana keadaannya?"

"Dia sudah tidur, aku tadi memberikannya sekantong darah yang dititipkan oleh tuan Na"

Jeno terdiam sebentar. Ia mengetukkan jari telunjuknya ke atas permukaan meja. Apakah Renjun akan tidur bersama Jaemin malam ini? Sekiranya itu yang sedang ia pikirkan.

"Tidak perlu khawatir, aku akan tidur di kamar temanku" Ucap Renjun seakan tau isi pikiran Jeno.

Entah sadar atau tidak, Jeno menghela nafas pelan. "Terima kasih"

"Untuk?"

"Karena telah menjaga Jaemin disana"

Gelak tawa terdengar dari seberang sana. Jeno jadi heran kenapa hari ini orang-orang senang sekali menertawakan dirinya.

"Aku kira kau berterima kasih karena aku tidak tidur seranjang dengan calon pengantinmu"

Semburat merah samar-samar terlihat di wajah Jeno. Ucapan Renjun berhasil membuat dia salah tingkah.

"Hm yasudah, aku tutup teleponnya"

Panggilan tersebut terputus tanpa menunggu jawaban dari seberang sana. Membuat Renjun terkekeh pelan menatap layar ponselnya.

ஓ๑♡๑ஓ


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Favorite Taste [NOMIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang