Hidup - Haechan Somi

67 5 0
                                    

Radja memandang lurus bangunan di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Radja memandang lurus bangunan di depannya. Masih menunjukkan adanya kehidupan didalamnya, karena sorot lampu yang masih berpijar terang, membuat bangunan itu kontras dengan bangunan lainnya yang redup redam tanpa penerangan.

Ia berjalan ke depan bangunan, menelisik ke dalam memalui celah pintu. Studio Arsi kampus masih ramai, walau tengah malam sudah menyapa. Disana, di antara anak-anak arsi yang sedang lembur, ada si keras kepala yang masih fokus pada laptopnya meski beberapa kali menguap lebar. Kacamata yang selalu dikenakannya saat menatap monitor, bahkan sudah melorot namun enggan dibenarkan.

Radja memilih mundur, duduk menyamankan dirinya di kursi yang tersedia di selasar bangunan studio. Enggan masuk yang nantinya malah berujung mengganggu fokus si keras kepala.

"Nggak masuk Ja? Tuh Radin di dalem." Radja menoleh, mendapati Juna yang sepertinya baru saja sampai dari membeli makanan untuk teman-temannya.

"Enggak, mau nyebat gue. Rame amat di dalem, ada project baru?"

"Nggak ada, lagi pada revisian masal haha. Kalo gue sih lagi nyari wifi gratis, kontrakan gue mati lampu." Radja mengangguk mendengar ucapan Juna.

Terus ini Radin ngapain lembur di studio kampus kalo nggak ada project baru? Setahunya Radin sudah beres revisian. Lagian kalo cuma revisian doang Radin pasti lebih memilih kostnya sebagai tempat paling nyaman daripada ribet-ribet ngungsi di studio.

"Radin ada nitip?"

Juna menggeleng "Tadi gue tawarin geleng-geleng doang."

"Nitip nih" Ucap Radja sembari memberikan totebag yang ia simpan di sampingnya kepada Juna.

"Widiii, gue dapet nggak ini?" Celetuk Juna sambil melihat isi totebag yang sudah berpindah ke tangannya.

"Yang kresek biru kasih Radin, sisanya buat Lo sama tuh anak-anak di dalem." Jelas Radja sambil memandang Juna malas. Memang ini bukan wilayah Radja, tapi teman-temannya di himpunan pun organisasi kebanyakan dari teknik. Jadi ya rata-rata ia mengenal anak-anak wilayah ini, kalo ngobrol juga nyambung nggak canggung.

"Emang paling top deh lo Ja! Temen-temen gue beng-beng semua." Juna mendramatisir dengan mata berbinar mendapat rejeki nomplok alias makan gratis.

"Giliran gini aja ya lo muji, biasanya tau gue di depan studio aja nyiyir." Balas Radja malas.

"Ngehehehehe, lo jangan buka kartu dong!" Kekeh Juna "Udah ah, masuk dulu gue. Eh ini Radin dikasih tahu lo nunggu di depan?"

Radja ngangguk "Kasih tahu aja, tapi suruh makan dulu."

"Oke siap siap." Balas Juna sambil memberikan gesture hormat ala-ala sebelum melenggang masuk ke studio.

Radja mengeluarkan rokok dari kantung jaketnya, mulai mematik api menyalakan rokok sembari menunggu Radin di luar studio.

Milenial GangWhere stories live. Discover now