Lagu Pasto - 2 hyunjin (jilid 2)

98 11 3
                                    

Semesta sering kali mengajak bercanda bukan?

--------

"Ma."

Kedua orang yang sedang asyik bercengkrama itu kontan menoleh pada sumber suara. Bisa dilihat, ada perbedaan kentara dari sorot mata keduanya. Ada binar bahagia, juga ada keterkejutan disana.

"Nahhh, itu anak Tante. Sini bang duduk dulu." Seloroh salah satu yang sedari tadi asyik bercerita dengan heboh. Sedangkan si perempuan muda yang sejak tadi diajak bercerita membelalakkan matanya, bingung dengan cerita semesta.

"Loh jadi yang Tante maksud bang Setra ganteng tuh Kak Arka? Kak Arka anak Tante?" Sahut Kim heboh sambil memandang Arka yang sudah duduk dihadapannya. Setelah berfikir bagaimana ia harus bersikap. Apa harus berpura-pura tak tahu hingga tercipta canggung atau harus seperti biasanya, ia akhirnya memilih heboh seperti biasanya. Menjadi Kimara yang mengenal Arka sebagai salah satu kakak tingkatnya di kampus, itu saja.

Iya, itu Kim. Ternyata perempuan yang sejak tadi kita bicarakan adalah Kimara. Hah, semesta sering kali mengajak bercanda ya? Entahlah, Kim tak ingin ambil pusing. Ini kebetulan, hanya kebetulan. Kebetulan ia yang sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan bertemu dengan ibu-ibu yang terlihat kesusahan dengan kantong belanjaanya, Kim menghampiri, menawarkan bantuan, dan berakhir ngopi cantik di salah satu stand bazar untuk menemani si ibu di jemput anaknya, yang ternyata adalah Arka.

Jadi daritadi Kim sedang ngobrol dengan mantan calon mertua? Ah ralat mamanya Arka?

"Aduhh, Tante lupa kan!" Ucap Tante Ana sambil menepuk dahinya pelan. "Iyaa nak, Setra ganteng yang Tante maksud itu Arka hehe, Setra pernah bilang ke Tante kalo di kampus dipanggil Arka, tantenya aja yang tadi lupa." Jelas Tante Ana. Kim hanya mengangguk-angguk tanda ia paham.

"Nah, Nak Kim kok bisa kenal anak Tante? Tadi nak Kim bilang anak manajemen kan?" Tanya Tante Ana lagi.

Kim melirik ke arah Arka sebentar, kemudian tersenyum simpul. "Wah, kak Arka di kampus kan terkenal Tante." Sahut Kim riang "Kalo Kim, tahu kak Arka itu gara-gara dulu pernah jadi komdis pas Kim maba, makanya tahu." Lanjut Kim disertai cengiran.

Arka yang terduduk di depan Kim hanya menyimak obrolan keduanya. Yang aneh, mamanya bahkan sudah klop ngobrol kesana-kemari dengan Kim, melupakan keberadaannya. Sesekali Arka melirik Kim, ini kali pertama Arka bertemu dengan Kim setelah ia mendapati Kim izin rapat himpunan sebulan lalu.

Jika dihitung, sudah hampir satu bulan ia tidak pernah melihat perempuan di depannya ini. Semenjak ia bertemu Kim dengan mata bengkak saat rapat himpunan sebulan lalu, Kim seperti hilang ditelan bumi, ah tidak juga, itu terlalu hiperbola. Ya pokoknya ia tidak pernah menemukan Kim di sekitar fakultasnya lagi. Beberapa kali rapat himpunan, Kim selalu izin dengan alasan bentrok kelas atau lagi ada urusan. Mengapa ia tahu? Juan selalu melaporkan padanya, padahal ia tidak minta.

Kim menghindarinya?

Tapi sepertinya tidak, perempuan itu masih ramah padanya, bahkan sesekali saat Kim mengobrol dengan mamanya, Kim akan mengajaknya bicara juga jika ada kesempatan.

Kim di hadapannya sama seperti biasanya, masih hangat padanya, masih menegurnya, berbicara padanya seperti biasanya juga seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

"Heh Arka! emang sebelumnya terjadi apa antara lo sama Kim!?" Batin Arka. Arka menggelengkan kepalanya mencoba mengusir apa yang barusan ia pikirkan.

Kim yang berada di depan Arka notice, laki-laki dihadapannya ini masih sama, masih ganteng kayak biasanya. Kim sedari tadi ingin sekali memaki semesta.

"Kenapa kak?" Tanya Kim kemudian. Tante Ana yang sedari tadi asyik bercerita ikut menoleh kepada putranya.

"Hah? Gue kenapa?" Arka kaget, dan bertanya dengan nada bersahabat. Wow itu kalimat dengan intonasi berbeda yang baru Kim dengar dari mulut laki-laki di depannya itu. Biasanya tidak ngomong barang satu kalimat pun, aura Arka akan selalu muram, dan galak saat ia berada disekitarnya.

Milenial GangWhere stories live. Discover now