Please dont changed.

32.4K 242 5
                                    

Chalvin POV

Entah berapa jam ia tidak bisa tidur. "Sudah pukul 2 malam, bodohnya. Bsk aku harus kerja. Come on tidurlaaah" ucapku sambil memukul-mukul pelan kepalaku.

"Hfttt. Sebaiknya aku melanjutkan pekerjaanku."

Priscilla POV

Aku terbangun dari tidurku. Karna aku bermimpi chalvin bercumbu dengan wanita lain. Dadaku sesak sekali. Ingin rasanya pergi meninggalkannya, karna aku tidak semurah apa yang ia pikirkan tentangku. Tapi bagaimana dengan rano? aku menangis sejadi-jadinya. Dimana dia? dimana anakku?

Aku keluar untuk melihat sudahkah rano tertidur. "Oh Tuhan terkutuk kau sila bahkan kau tak tahu sudah makankah anakmu"

ku ketuk pintunya. "Oh sila betapa bodohnya kau ini sudah pukul 2 malam mana mungkin anak sekecilnya tetap terjaga di waktu malam hari seperti ini. Aku membuka knopnya "oh God" hatiku sesak. Benar-benar sesak melihat anakku tertidur dalam damai namun memeluk kakinya sendiri yang dilipat seakan-akan menandakan ia terlihat takut. Hatiku nyeri sekali. Aku menghampirinya membenarkan posisi tidurnya agar tertidur dilenganku. aku mulai menyanyikan lagu.
Masih ada perasaan yang tak menentu di hati
bila ingat sorot matamu yang kurasa berbeda
Oh, janganlah terjadi yang selalu kutakutkan
beribu cara 'kan ku tempuh
--

Oh, cintaku kumau tetap kamu
yang jadi kekasihku
jangan pernah berubah
selamanya kan ku jaga dirimu
seperti kapas putih di hatiku
takkan kubuat noda

--

bayangkanlah kedua matamu
bayangkan aku disisimu
oh, janganlah terjadi yang selalu kutakutkan
beribu cara 'kan ku tempuh"
(Jangan pernah berubah - Marcell)

"Huuft" aku membuang nafasku kasar. Sakit sekali rasanya seperti ditusuk berkali-kali oleh jarum. Ku rasa banyak air yang sudah menumpuk di mataku. Aku harus keluar sebelum rano mengetahui lagi aku menangis.

Chalvin POV
Flashback
"Sayang abang kamu kok bisa sih suaranya bagus gitu?"
"Bisa dong. Wle" ucapnya lalu mengleweiku.
"Kamu ajarin aku nyanyi dong" ucapku memelas.
"Yauda yuk coba"
"eeee.. eeh mau kemana" karna sedari tadi ia menarikku.
"keruang musik?"
"untuk apa?"
"Mengajarimu bernyanyi sayang.. ayoo" ucapnya, lalu disinilah kami sekarang diruang musik yang memiliki banyak sekali alat musik.
"Ayooo mainkan gitarmu" ucapnya sambil menepuk pundakku.
aku segera mengambil gitar dan memetiknya. Persis seperti apa yang kakak sila lakukan. Aku menatap wanita didepanku sangat dalam seakan-akan berkata "aku tidak akan meninggalkanmu" aku segera menyanyikan lagu tsb dengan nada yg sedikir acak-acakan. Karna aku tdk bergitu berbakat bernyanyi namun wanita ini membantuku sampai terjadi suatu kolaborasi cinta yang sangat amat dalam diantara kami.
"oo cintaku.. ku mau tetap kamu yang jadi kekasihku.. jangan pernah berubaaaah.."
"jangan perna berubah"
"slamanya kan ku jaga dirimu seperti kapas putih dihatiku"
"aaaa aaaa.."
"jangan pernah berubaaaaah" ucap kami bersama diakhir lagu.
Tiba-tiba banyak tepuk tangan. Ternyata tadi kami lupa menutup pintu. Akhirnya didepan banyak orang aku berbicara padanya "cause you the first and the last. Iloveyou until we die." Aku mencium keningnya kemudian suasana menjadi haru dan bahagia. Mulai detik itu aku berjanji untuk selalu membahagiakannya.
itu janjiku.

Tak sadar setelah beberapa menit menghayal aku ditabrak oleh sesuatu. Aku segera menyeimbangkan badannya. Jelas karna dia sangat lemah dan sangat kecil bagiku. Mata kami saling berpandangan utk beberapa menit. Suasana semakin canggung. Kemudian aku melepaskan pelukkanku. Otomatis ia terjatuh, hebatnya ia sm sekali tidak mengaduh.
"Kenapa kau?" Ucapku datar dan dingin.

Stand Up For LoveWhere stories live. Discover now