Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
(Dr. Sehun Oh)
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Something
"Uhm- sebelumnya saya minta maaf bu, tetapi saya merekomendasikan ibu untuk membawa anak ibu ke psikiater. Karena kondisi anak ibu tidak akan membaik jika emosinya yang sering meledak - ledak masih dibiarkan bu."
Di luar ruangan dokter itu terdapat seorang perempuan yang saat ini mau tidak mau harus menahan segala amarahnya di atas kursi roda yang ia pegang erat - erat. Tetapi tetap saja, sekeras apapun ia mencoba, rasa amarahnya tak lagi tertahankan. Dengan tergesa ia mendobrak kencang ruangan dokter spesialis saraf tersebut.
"Apa maksud anda?! Dokter kira saya gila?!" teriaknya kencang dengan emosi yang mendalam.
Ibunya begitu kaget melihat kehadiran anaknya yang seharusnya menunggu di kantin rumah sakit. "Lisa, Dokter Lay tidak bermaksud begitu sayang. Dia hanya ingin kamu sembuh lebih cepat." ucap ibunya ketir.
Gadis yang bernama Lisa itu tak bisa ditenangkan begitu saja, amarahnya sama sekali belum reda. Namun Dokter Lay mulai menginterupsi, "Lisa . . bukan seperti itu maksud saya. Saya hanya menyarankannya karena ingin melihat kamu bisa kembali berjalan dan terbebas dari stress. Paraplegia inkomplit kamu bukannya tidak bisa sembuh dalam waktu 6-7 bulan, itu bisa asalkan segala penyebab stress kamu itu harus lebih dahulu diketahui agar tidak lagi menghambat, Lisa."
Lisa mendengarkan, segala penjelasan yang jelas namun santun dari Dokter Lay. Entah bagaimana bukan hanya ada amarah di dalam dirinya. Kini rasa sedih menyertainya. Didiagnosis dengan penyakit Paraplegia inkomplit atau lumpuh sementara akibat kerusakan pada saraf sudah sangat mampu menghancurkan dunia Lisa.
Memang katanya sementara, namun setelah sepuluh bulan ia menjalani berbagai macam pengobatan, terapi, dan segala macamnya, belum ada perubahan signifikan pada kakinya. Jadi siapa yang tidak akan mengalami stress berat ketika melalui hal yang sama dengan Lisa?
Lisa masih terdiam, lagi - lagi berusaha menguasai emosi. "Jadi, hanya karena aku stress akan keadaan dan melampiaskan melalui amarah aku dikatakan gila?!" dan pada akhirnya sifat temperamental Lisa lah yang lebih menguasai.
