"Well, gua emang rada kesel karena Seonghwa lebih percaya ama lu daripada gua, tapi karena dia yang bilang gitu, yaudah.. berarti Juyeon Zahuwirya ngambil peran penting. Kan, Jungwoo?" Ucap Hongjoong sambil duduk di hadapan keduanya, begitu pula Jungwoo yang duduk di samping Hongjoong.

    Jungwoo mengangguk, "selama yang bilang gitu Seonghwa, aku percaya. Walau realitanya kepercayaanku ke Juyeon itu sama kayak rasa percaya fans kpop ke M-net."

    Juyeon menggeleng tak habis pikir, "kalian ini pinter semua, kan? Terutama lu Hongjoong! Jangan cuma karena Seonghwa ngetik itu, lu langsung percaya. Gimana tentang kemungkinan dia salah ketik? Lagian gua gabung belakang sendiri-"

  "Karena lu gabung belakang sendiri itu yang menurut gua bikin Seonghwa percaya." Sela Moonbin.

    Hongjoong mengangguk setuju, "lu yang pertama kali terlibat, artinya Seonghwa lebih lama kenal ama lu daripada Moonbin dan Jungwoo. Walau gua gatau alasan dia lebih percaya ama lu dibanding gua.. Keyakinan Seonghwa pasti beralasan."

  "Juyeon, Hwa pasti tau kalo kamu punya sesuatu yang ga dipunyain ama kami bertiga dan dia yakin kalo kamu tau atau seenggaknya pernah dengar tentang permainan kodenya. Kalo Hwa percaya ama kamu, aku juga percaya." Imbuh Jungwoo.

    Juyeon masih dengan keterkejutannya hanya menghela nafas pasrah, "kalian bakal nyesel mercayain ini ke gua."

  "Insecure itu ga baik, loh.." Tawa Jungwoo.

  "Justru insecure itu menjauhkan kita dari sifat ujub." Balas Juyeon.

  "Iya udah terserah, hari ini makan malam apa?" Moonbin menengahi.

  "Makan di luar aja, gimana? Aku mau coba mie ayam yang ada di dekat RS Cipta Sehat. Katanya anak anak koas situ enak terus murah." Usul Jungwoo.

  "Boleh tuh." Juyeon mengangguk semangat.

  "Gua juga oke, lu gimana Joong?" Tanya Moonbin.

  "Gua ga terlalu lapar, kalian pergi aja-"

  "Ga ada alasan! Kita semua pergi makan mie ayam dibayarin Hongjoong karena gaji dia sebagai PGRI udah cair!" Teriak Jungwoo sambil ketawa.

  "Dih, gimana lu tau anjir?" Tanya Hongjoong.

  "Udah gua jadwal di hp, hehe.." Jawab Jungwoo menunjukkan layar hpnya.

    Hari Kamis, pekerjaan Juyeon masih berjalan lancar tanpa hambatan walau otaknya rada puyeng ngeliatin isi dokumen miliknya dari flashdisk Dear My Zahuwirya yang kemarin dikirimkan Moonbin itu. Beberapa kali Juyeon mencoba membolak balik susunan angka di batu nisannya namun tetap tak mengerti mengapa tahun lahir, tahun meninggal, dan umurnya bisa salah.

     Juyeon awalnya husnudzon kalo Seonghwa typo, namun gimana mungkin dia typo di semua batu nisannya. Memang terdengar itu masuk akal, tapi masa iya typonya sejauh itu.

    Kafe hari ini lumayan sepi, jadinya Juyeon punya banyak waktu untuk mengutik angka angka itu. Tak berselang lama, pintu kafe terbuka, Juyeon refleks tersenyum ramah dan mengucapkan selamat datang, namun ucapannya terhenti ketika mendapati siapa pengunjung itu.
  
  
  "Pagi Kak Juy, apa kabar?" Sapanya sambil duduk di kursi yang ada di depan meja barista.

  "Lu lagi nyasar ke sini, Ric?" Tanya Juyeon.

    Pemuda yang rambutnya di cat pirang itu menggeleng, "sengaja kesini mau ketemu kak Juyeon, hehe.."

  "Tumben banget saudara lu ga ikut." Komentar Juyeon sambil mengambil cangkir dari rak, "mau Vanilla-latte?"

  "Jeno lagi ngurus paspor. Gausah repot repot, kak. Gua kesini bukan mau beli soalnya, hehe.." Tawa Eric.

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Donde viven las historias. Descúbrelo ahora