02. Selamat datang dunia

Start from the beginning
                                    

"Serius kamu siapa?" desakku.

"Astaga Nona, saya Sila, pelayan Nona, jangan berpura-pura lupa ingatan" gemas pelayan itu, wajahnya seperti pertengahan tiga puluh.

Sejak aku beranjak remaja, aku tidak pernah mempunyai pelayan lagi, Papa memecat semuanya, bahkan Bibi yang telah merawatku sejak aku masih bayi. Cuci baju, menyapu, mengepel, dan cuci piring saja aku mengerjakan sendiri. Entah apa yang ada dalam pikirannya, padahal sudah jelas finansial kita tidak keberatan untuk membayar pembantu. Yah, tetapi itu bukan urusanku juga.

Selama perjalanan aku hanya memandangi daerah-daerah yang dilewati, ini di mana?. Tiga puluh menit kemudian, mobil berhenti di halaman luas, aku segera turun, menatap dengan kagum bangunan mewah namun elegan di hadapanku.

"Rumah siapa ini?" tanyaku menyikut lengan Sila.

"Nona, jangan bercanda, Marquess Brandon sudah menunggu sejak tadi" Sila memaksaku untuk masuk.

Marquess ya? Benar-benar Marquess? Baik.

Aku menatap sekeliling dengan waspada. Mewah. Ini seperti rumah banyak orang, seperti komplek, namun dalam satu kepala keluarga.

"Kita akan ke mana?" mataku masih jelalatan.

"Tentu saja ke kediaman Marquess" Sila menarik tanganku, menuju kediaman paling besar di antaranya kediaman lainnya.

"Sila, aku bukan nonamu" bisikku.

"Nona" Sila menatapku lelah.

Aku lebih lelah lagi.

"Tahu tidak, aku masuk ke suatu portal, mengikuti tiga arwah teman sekolahku, lalu aku-"

"Jangan mengarang lagi Nona, saya rasa saya akan pingsan tidak lama lagi" Sila meraup mukanya, aku memandang Sila aneh.

Setelah memasuki halaman kediaman Marquess, Sila melepaskan genggamannya, dua prajurit di samping pintu yang sangat tinggi itu segera membuka pintu.

Aku rasa aku menaiki mobil tadi, walaupun aku tidak mengetahui mereknya apa, tetapi bahkan kelihatannya mobil itu sudah lebih modern dan jauh lebih artistik daripada mobil yang sering aku lihat, kenapa masih ada prajurit segala?.

"Kamu kembali Axery" suara pria yang duduk di sofa mewah single itu menatapku tajam.

"Siapa dia?" bisikku kepada Sila, namun Sila bungkam, sial sekali.

"Saya berhasil menemukan Nona Axeryda, Marquess Brandon" Sila membungkuk hormat sebentar.

"Duduk Axeryda" perintahnya membuatku duduk dengan tergesa.

"Ke mana saja kamu?" tanyanya mengintimidasi.

"Ke pasar Kala" aku menyebutkan nama pasar yang menjadi tempat mendaratku setelah memasuki portal aneh itu.

Setelah diam beberapa saat, pria yang mungkin seumuran Papaku itu berbicara kembali.

"Baju tak sopan siapa yang kamu pakai?" tanyanya lagi.

Sontak, aku menunduk mengamati apa yang aku pakai, seragam khas SMA Bhagawanta dengan dirangkap sweater putih polos.

"Yang benar saja ini tidak sopan, ini adalah seragam SMA Bhagawanta kebanggaanku" aku menepuk dada beberapa kali.

"Apa itu SMA Bhagawanta?" tanya wanita yang duduk di seberangku, memakai gaun mewah? Astaga rumit sekali.

"Yang benar saja tidak tahu SMA Bhagawanta" aku melepas tote-bag dan tas ranselku, kemudian hendak melepas sweater putih.

"Apa yang kamu lakukan, melepas baju?!" Marquess Brandon meninggikan suaranya.

Aku tidak menggubris, melepas sweaterku dan menunjuk-nunjuk logo SMA Bahagawanta di lengan kiri kemeja pendek ini.

"Lihat, SMA Bhagawanta, astaga, apakah ini kurang populer?" aku menggeleng tidak percaya, karena, sekolahku itu salah satu dari tiga sekolah swasta paling terkenal di Jakarta.

"Pergi ke kediamanmu, ganti baju. Pakaian seperti itu tidak layak dipakai Putri kediaman Marquess" perintah Marquess Brandon mutlak.

Sebenarnya siapa Putri kediaman Marquess itu?.

"Bukannya seragam kelamvvip special school juga serupa seperti itu?" tanya wanita yang tidak tahu SMA Bhagawanta itu apa.

"Ya, tapi itu bukan seragam KSS kan?" Marquess Brandon bertanya balik.

"Siapa yang kalian maksud putri kediaman Marques?" tanyaku.

"Axery, cukup dramamu" pria itu menghela napas panjang. Drama apa, astaga.

"Drama apa? Aku Axeryda, anak bapak Sadewa" aku membantah, menyebutkan nama papa.

Pria itu menoleh ke wanita yang aku tebak istrinya.

"Kau yang membuatnya, itu anakmu" wanita itu tidak terima dipandangi curiga oleh Marquess Brandon. Aku ingin tertawa saja mendengar kalimat penyangkalannya.

"Aku percaya" Marquess Brandon mengalihkan pandangannya kepadaku.

"Axery, jangan selalu membuat onar" Marquess Brandon berkata dengan serius. Baru saja datang, sudah dituduh menjadi pembuat onar.

"Sekarang, pergi ke kediamanmu, ganti pakaian yang layak. Kalau perlu, benturkan kepalamu jika benar-benar lupa ingatan"

›‹

Pakaian Axeryda:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pakaian Axeryda:

Asikin aja bro🤧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Asikin aja bro🤧

AxerydaWhere stories live. Discover now