02. News

134 23 0
                                    

1. Pawaret Kirdpan
Fakultas Management , Universitas Chulalongkorn.

Senyum tipis Pawaret terbit saat melihat namanya tertera pada daftar mahasiswa baru Universitas ternama itu. Memang benar apa yang dikatakan Kakeknya, Sebodoh-bodohnya keturunan Kirdpan, Untuk urusan Universitas,pasti lolos.

Telpon Pawaret berdering, nama ayahnya tertera disana, Pawaret sengaja tidak mengangkat telpon nya. Karna pasti ayahnya sudah tau kabar masuk dirinya di universitas.

Matanya tertuju di layar ponselnya, Pawaret tersenyum , Kau tau,aku diterima di universitas.. batinnya.

"Pawarettt!"

Pawaret berdecih, suara cempreng itu. Suara yang sangat Pawaret kenal, pemuda itu menoleh, dan terkejut saat melihat Claire,Punn dan Ohm ada di Universitas yang sama.

"Kalian?"

Claire terkekeh, "Ahirnya, kau mau melanjutkan sekolah tuan Kirdpan?"

"Claire," tegur Punn

"Waw, Fak Management, tuan muda ini rupanya ingin melanjutkan pekerjaan kakeknya," gurau Ohm

"Pawaret, kau tidak sendiri disini. Ada aku,Claire, dan Ohm disini," ujar Punn

Ohm merengkuh pundak Pawarwet, "Yaa..Punn benar, hanya tidak ada Korn , Mon dan Namtarn dan juga, dia." ujar Ohm

"Dimana mereka?" tanya Pawaret

"Korn memilih melanjutkan di Phuket. Namtarn di Amerika.. sedangkan Mon," sesaat Ohm melirik Punn,dan Claire.

"Mon dimana?" tekan Pawaret

Punn menghela nafas, "Mon di Jerman." tegas Punn membuat Claire dan Ohm terkejut.

Pawaret terdiam, Jerman ya.. Apa Mon berniat mengejar kembali cintanya? . Pikiran Pawaret berkecamuk, sampai Ohm menenangkannya.

"Eropa bukan hanya Jerman Pawaret.. lagipula Mon disana untuk mengambil kedokteran,ayolah.. milikmu itu tidak akan diambil orang," ujar Ohm yang diangguki Punn dan Claire.

Pawaret mengangguk mengiyakan,meski dalam hatinya masih sedikit ragu.

"Datanglah nanti malam, Orangtuaku mengadakan pesta kecil untuk perayaanku masuk Universitas," ujar Pawaret

"Ha? yeayyy party. Oke kita akan datang," seru Claire. Pawaret mengangguk kemudian meninggalkam ketiga temannya.

Plak!

"ai shia Punn!"

Ohm mengaduh kesakitan saat pun memukul pipinya pelan dengan buku panduan ditangannya.

"Kau tau mood Pawaret berubah ubah jika menyangkut Mon dan anak itu," ujar Punn "Lain kali hati-hati Ohm, kita sudah berjanji pada anak itu untuk mengawasi Pawaret,"

Ohm dan Claire mengangguk kemudian meninggalkan halaman Universitas.

"Hey Nak,kau sudah mengundang teman-temanmu untuk perayaan nanti malam?" tanya sang Ibu saat Pawaret datang,

Namun Pawaret tak menggubris pertanyaan ibunya dan memilih masuk ke kamarnya. Ibu Pawaret menghela nafas, "Sampai kapan kau akan seperti ini Nak.."

Pawaret membanting tasnya dan melepas asal dasinya, pemuda itu mengacak rambutnya kemudian mengusap wajahnya kasar.

"Bagaimana, bagaimana kalau Mon menemukannya disana? Tidak, tidak.. Tidak ada yang boleh merebutnya dariku,tidak..TIDAK!" teriak Pawaret.

Ningpoo ,Ibu Pawaret yang mendengar teriakan putranya segera mengahampiri putra sulungnya itu, wanita paruh baya itu terkejut melihat Pawaret menekuk lutut dan memeluk lututnya sendiri.

Ini kedua kalinya setelah enam bulan lalu Pawaret mengalaminya. "Putraku, ada apa? Hei Nak.." tanya Ningpoo lembut,

Pawaret menatap iba Ningpoo, "Ma.. Dia milikku bukan?" tanya Pawaret lemah.

Ningpoo yang melihat kepedihan di mata putranya saat menanyakan dia, Ningpoo tau siapa 'dia' yang dimaksud putranya.

Ningpoo mengangguk, "Iya Pawaret, Dia milikmu..kenapa Nak?"

"Aku takut Ma,aku takut.." lirih Pawaret

Ningpoo meraih putranya kedalam pelukannya, "Dengar Mama sayang.. Dia tidak akan suka melihat kamu seperti ini, Mama yakin dia pasti akan kembali. Bukannya kamu sendiri yang bilang.. Jika dia tidak kembali, maka anak mama yang tampan ini,yang akan membawanya kembali. Benar bukan?"

Pawaret melepaskan pelukan Ningpoo, pemuda itu mengangguk. Ningpoo tersenyum,dan mengusap air mata putranya.

"Sudah.. sekarang, kamu mandi dan istirahat Nak, nanti malam teman teman mu akan datang bukan?"

Pawaret mengangguk, Ningpoo membantu putranya berdiri dan menuntunnya ke kamar mandi.

"Ma..trimakasih," gumam Pawaret. Ningpoo tersenyum dan mencium kening Pawaret kemudian meninggalkannya.

"Pawaret?"

Ningpoo memeluk suaminya, Traffic menghela nafas dan menenangkan istrinya.

"Putra kita akan baik-baik saja..tenanglah,"

Sementara itu, Prim. Adik Pawaret mengusap sudut matanya. Kakaknya kembali seperti itu setelah enam bulan lalu. Apa salah aku ingin kakakku kembali seperti dulu? Aku merindukan kakakku yang dulu.

Prim meraih ponsellnya mencari nomor Ohm, dan mengirim pesan pada teman kakaknya itu.

Ohm menghentikan tawanya dengan Claire dan Punn, saat ponselnya berdenting.

Primm : Kak Ohm, Kakakku .. Hari ini apa masalahnya? Kakakku seperti saat kehilangannya. Ada apa?

"Ohm. Ada apa?" tanya Punn

"Pawaret, apa yg terjadi pada Pawaret enam bulan lalu.. hari ini terjadi lagi. Dan itu karna aku," sesal Ohm

Punn dan Claire terdiam, Punn menepuk pundak Ohm, "Tidak apa-apa Ohm. Nanti malam, kita harus bisa meyakinkan Pawaret.."

"Katakan padanya , Pang harus melanjutkan hidup.." ujar seseorang di sebrang telpon Punn.

"Dia hanya butuh kau bodoh!" geram Claire

"Claire!" tegur Punn sembari menggeleng pelan.

Helaan nafas terdengar dari sebrang telpon, "Kau tau Claire.. aku juga tidak ingin meninggalkan Pang. Tapi bagaimana lagi? Aku harus sukses. Keluarga Pang terhormat, sedangkan aku?"

"Sudahlah. Kita semua tau kenapa kau meninggalkan Pawaret.. Fokuslah dulu Cabe rawit, kemudian kembalilah." ujar Ohm yang membuat tawa renyah terdengar dari sebrang.

"Baiklah Punn thanks.. Ohm,Claire. Aku titip Pang sampai aku kembali,aku harus kembali ke kelas, see you"

Pun,Ohm dan Claire mengangguk ssaat sbelum panggilan selesai. Punn,yang menjadi saksi bagaimana hubungan Pawaret dan orang yang tadi menelponnya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk dua temannya itu.

Tidak,bukan teman. Yang barusan menghubunginya merupakan sepupu Punn.

"Hei!"

Punn membulat saat melihat jam di ponselnya. Ohm dan Claire saling berpandangan ,"Ada apa Punn?"

"Kelas Miss Darin akan dimulai," ujar Punn sembari berlari meninggalkan keduanya.

Ohm dan Claire mengangguk,tapi Ohm merasa ada yang aneh, "Claire?"

"Ya Ohm?"

"Tadi Punn bilang, kelas Miss Darin?"

"Iya,kenapa?"

"Oh..Ai Shia! Miss Darin,shiaa" Umpat Ohm

"Ai Shia Punn!" geram Claire. Claira dan Ohm berlari menuju kelas. sebelum Miss darin masuk ke kelasnya.

***

Terkadang sebuah kabar adalah hal yang sangat berarti saat pikiran dan hati sedang tidak bersahabat. Kabar baik mungkin menjadi obat. -Punn (REMEMBER)


REMEMBERWhere stories live. Discover now