US: 3

226 35 21
                                    

Musim semi empat tahun yang lalu


Dengan derasnya hujan yang tengah menyiram bumi malam ini. Hyunwoo memandang pantulan dirinya di cermin. Hampir tiga bulan apartemen yang telah ia huni selama empat tahun itu terasa begitu sunyi. Tak ada lagi senandung merdu ataupun teriakan-teriakan dari si pemilik suara khas yang selalu menjadi favorit Hyunwoo.

"Hyunwoo. Aku hanya ingin kau merasakan kebahagiaan seperti yang orang lain rasakan."

Hyunwoo meremas kaos putih yang ia pakai. Matanya masih menatap lurus pada pantulan dirinya di cermin yang seolah tengah berteriak 'kau gagal' dengan begitu lantang pada dirinya yang diam terpaku.

"Apa yang kau harapkan dari hubungan yang seperti ini?"
"Aku mencintainya."
"Jangan bodoh, Hyunwoo."

Hyunwoo menempelkan keningnya pada cermin itu. Tangannya yang mengepal terayun untuk memukul cermin besar itu hingga pecahan kacanya berjatuhan di bawah kaki Hyunwoo dan darah segar mengalir melalui tangan Hyunwoo yang terluka.

"Apa kau ingin melihat ibumu meninggal sebelum bisa menggendong keturunannya?"

Hatinya terasa begitu sakit. Hyunwoo sangat mencintai Kihyun, namun rasa cinta Hyunwoo pada Ibunya pun tak kalah besar. Hyunwoo sangat ingin mencintai keduanya. Namun pandangan orang lain tentang cinta yang Hyunwoo jalani membuat halangan dalam hubungannya dengan Kihyun semakin besar.

"Temui pria itu dan akhiri semuanya!"

Hyunwoo jatuh terduduk dengan tubuh gemetar dan air mata yang sudah tak mampu lagi ia bendung. Senyum manis Kihyun yang terus berputar dalam fikirannya membuat rasa sesak seolah semakin menghimpit jalur pernafasannya. Nafas Hyunwoo tercekat, dadanya terasa sangat sakit. "Kihyun. Aku merindukan mu."

Hyunwoo menatap sebuah bingkai di sudut kamarnya yang menampilkan senyum manis nan cerah milik Kihyun yang kala itu tengah menikmati liburan musim panas bersamanya. Kenangan itu masih terasa begitu hangat dan nyata dalam dekapan Hyunwoo, ketika ia mengingat Kihyun yang terus menggenggam tangan besarnya selama mereka berkeliling menikmati cerahnya hari dan hangatnya udara musim panas. Semua masih bisa Hyunwoo rasakan dengan jelas dan sempurna.

"Kihyun..." Hyunwoo menoleh pada ponselnya yang bergetar. Hyunwoo mengusap wajahnya yang basah terkena air mata. Hyunwoo tersenyum sendu menatap sebuah pesan yang baru saja masuk di ponselnya. "Kihyun-aa..."

Dengan tangan gemetar dan kepala yang tertunduk dalam, Hyunwoo berdiri diam di depan salah satu unit apartemen yang ia datangi setelah si pemilik meminta Hyunwoo untuk datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tangan gemetar dan kepala yang tertunduk dalam, Hyunwoo berdiri diam di depan salah satu unit apartemen yang ia datangi setelah si pemilik meminta Hyunwoo untuk datang. Hyunwoo tak pernah menyangka jika saat ini akan tiba. Saat di mana ia tak mampu mengangkat wajahnya untuk menatap kedua netra berkilau indah milik kekasih hatinya. Hyunwoo seolah telah kehilangan seluruh keberaniannya.

ShowKi: USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang