US: 2

196 31 13
                                    

Langit terlihat cerah dan udara tak terasa begitu menusuk ketika menyentuh kulit. Alunan musik terdengar menggema di seluruh ruang di dalam sebuah gereja yang dipilih sebagai tempat mengikat tali suci pernikahan di hadapan sang Penguasa semesta. Musik itu terdengar begitu indah ketika mengiringi langkah sepasang manusia yang mulai melangkah keluar untuk memulai hidup baru mereka.

Terkadang kita memang perlu untuk tidak mempercayai apa yang ada di hadapan kita saat ini.

Hyunwoo tersenyum hangat ketika ia mengingat kembali semua kenangan-kenangan bersama Kihyun. Hyunwoo tak pernah menyangka, jika ia telah sampai pada tahap ini. Tahap di mana ketika ia menyaksikan sang kekasih hati menari begitu riang dengan senyum manis bak pancaran bulan purnama dalam balutan tuxedo berwarna putih yang menambah kesan indah sang pujaan hati.

Hyunwoo terus mengembangkan senyumnya hingga ia sadari kedua netra berkilau indah itu tengah menatap ke arahnya. Ia bisa melihat dengan jelas pancaran kebahagiaan yang tak terhingga pada manik berkilau favorit nya itu. "Kau selalu cantik." Monolognya yang masih menatap lekat pada sang pujaan hati. "Bahkan... kau terlihat lebih cantik malam ini."

Semesta telah memiliki rencana.

Keduanya bertemu tatap cukup lama. Hyunwoo merapihkan setelannya ketika ia melihat Kihyun berjalan mendekat ke arahnya. Ketika Kihyun berdiri berhadapan dengannya, Hyunwoo segera mengulurkan tangannya yang di raih oleh Kihyun yang kemudian mendudukkan dirinya di samping Hyunwoo. Dari tempatnya saat ini, ia bisa melihat dengan jelas para undangan yang turut berbahagia di dalam pesta malam ini.

Kihyun menatap Hyunwoo. Ia meraih tangan Hyunwoo dan menautkan jemarinya pada sela-sela jari Hyunwoo.

"Kihyun."

"Hmm?"

Hyunwoo kembali mengembangkan senyumnya ketika ia melihat raut bahagia yang terpancar dari wajah cantik Kihyun. "Apa kau bahagia?"

Kihyun menyandarkan kepalanya di pundak Hyunwoo. Kihyun memejamkan matanya. "Hmm. Sangat... aku sangat bahagia. Terimakasih, hyung."

Hyunwoo mengelus punggung tangan Kihyun dengan ibu jarinya. Ia menoleh, untuk kemudian mengecup pucuk kepala Kihyun yang bersandar di pundaknya.

Kihyun dan Hyunwoo menatap lurus ke depan seraya memperhatikan setiap orang yang tengah menikmati pesta meriah itu. Alunan musik, tarian, hingga pancaran dari lampu yang menyinari gedung mewah itu semakin menambah kesan bahagia di antara keduanya. Baik Hyunwoo dan Kihyun, mereka kini sama-sama bisa merasakan dan menikmati apa yang telah mereka harapkan sejak dulu. Impian yang telah mereka susun, kini bisa terwujud.

"Kihyun-aa." Kihyun mendongak ketika sebuah suara yang tak asing memanggilnya "Sudah waktunya untuk melempar bunga."

Kihyun hanya mengangguk. Ia menoleh pada Hyunwoo yang terlihat tengah tersenyum padanya. "Aku harus pergi. Terimakasih."

Kihyun meraih lengan tangan pria yang menggunakan setelan senada dengannya. Sebelum melangkah, Kihyun menatap kebelakang untuk melihat Hyunwoo yang tersenyum seraya mengangguk padanya. Kihyun bisa melihat jelas Hyunwoo yang menggumamkan kata 'berbahagialah' di bibirnya. Dengan langkah pasti, Kihyun mulai berjalan beriringan bersama Hyungwon yang berada di sampingnya.

Hyunwoo terus memperhatikan Kihyun dan Hyungwon hingga pasangan yang tengah berbahagia itu terlihat bersiap untuk melemparkan bunga kepada para undangan yang akan menangkapnya.

Hyunwoo tersenyum bangga. Ia tak pernah merasa menyesal dengan apa yang telah ia dan Kihyun putuskan di malam terakhir mereka. Hatinya terasa begitu lega ketika mengetahui kekasih hatinya telah mendapatkan kebahagiaan, sesuai dengan apa yang ia harapkan. Kini adalah waktu untuk Hyunwoo yang harus menggapai apa yang akan menjadi kebahagiaan untuknya.

"Aku mencintaimu."

Hyunwoo membenahi kacamata yang terpasang di wajahnya. Sorakan kebahagiaan itu masih terus terdengar memenuhi gedung yang entah sampai kapan pesta itu akan berlangsung. Hyunwoo hanya akan menikmatinya, hingga-

"PAPA!!!"

Hyunwoo melepas kacamatanya ketika suara nyaring favoritnya terdengar. Hyunwoo berbalik untuk kemudian menangkap tubuh mungil yang berlari dengan riang ke arahnya. "Apa yang sering Papa bilang untuk tidak berlari, hmm?"

Lesung pipi pada wajah cubby itu mengembang seiring dengan tangan mungilnya yang melingkar sempurna pada leher Hyunwoo. "Papa papa papa~"

Hyunwoo mengusak surai hitam putra mungilnya. Kemudian ia melirik pada wanita dengan gaun merah yang berdiri tak jauh darinya, ia meraih pinggang ramping wanita itu agar lebih dekat dengannya. "Sudah selesai?" Wanita itu mengangguk seraya meraih tangan mungil putra mereka yang terulur padanya. "Kita pulang, baby?"

"Pulang? Yeayyy."

Hyunwoo menoleh ketika merasakan usapan di lengannya. "Kau sudah menemuinya, Hyunwoo?"

Hyunwoo hanya tersenyum, ia mengangguk. Sebuah kecupan sayang ia berikan pada wanita itu sebelum akhirnya mereka melangkah pergi dari pesta meriah penuh harapan itu.

Kihyun akan selalu menjadi bagian penting yang takkan pernah Hyunwoo lupakan di sepanjang masa dalam kehidupannya. Kenangan yang pernah mereka lalui, kini akan selalu menjadi ingatan yang akan Hyunwoo jadikan sebagai sebuah pengharapan dalam hidupnya. Kihyun memang takkan pernah bisa tergantikan. Namun bagi Hyunwoo, melihat Kihyun bisa menikmati pesta dengan penuh rasa bahagia dan suka cita adalah sebuah cita-cita utama yang telah berhasil ia wujudnya. Walau tak lagi bersamanya.

ShowKi: USWhere stories live. Discover now