13. Summer rain

47 6 4
                                    

Ini hari yang cukup cerah, siapa yang tidak mau menghabiskan waktu di cuaca yang cerah seperti ini? Ya, hanya orang orang yang malas bergerak yang tidak mau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari yang terik

Hal itu tentu berlaku pada Seo Yun, sekarang dia sudah siap, untuk apa? Dia ingin mengajak Shotaro untuk menghabiskan hari bersamanya

Sekarang bahkan Seo Yun telah masuk ke dalam rumah Shotaro, menunggu nya, sambil memakan sedikit camilan yang tersedia disana

"Udah siap?" Tanya Seo Yun pada Shotaro

Shotaro hanya mengangguk, itu membuat nya terlihat menggemaskan

"Emangnya kita mau kemana aja?"

"Yaaa jalan jalan, keliling kota, sambil nyari udara segar" Jawab Seo Yun

"Apa kamu bawa payung? Entah kenapa aku ngerasa hari ini bakal hujan" Shotaro memprediksi cuaca sendiri

"Hahaha hari ini cuaca nya cerah, mana mungkin hari ini hujan" Seo Yun malah tertawa

"Kalau misalkan hari ini benar hujan bagaimana?" Ucap Shotaro seakan tidak mau kalah

Heol, apa yang dia pikirkan? Kenapa bisa dia merasa bahwa hari ini hujan sedangkan sekarang matahari sedang bersinar terang?

Daripada memperpanjang masalah hujan atau tidak Seo Yun memberi jawaban yang bisa membuat masalah ini berhenti

"Yaa kita pikirkan itu nanti, sekarang yang harus kita lakukan adalah menghabiskan waktu bersama"

"Ya, kau benar juga"

Entah lah, mungkin karena sekarang yang ada di otak Seo Yun hanyalah Shotaro dan Shotaro, setelah mengetahui sesuatu yang buruk dari Shotaro, dia tidak bisa tidur mungkin sekitar 1 hari 1 malam, dia juga tidak nafsu makan

Kendaraan berlalu lalang, pemandangan gedung gedung tinggi dan tanaman tanaman di sekitar nya membuat ini menjadi netral, atau tidak terlalu tercemar asap kendaraan, jadi Seo Yun masih bisa menghirup udara yang cukup segar, yang bisa membuat siapa saja rileks, termasuk Seo Yun dan Shotaro

Daripada bingung harus melakukan apa, mereka berdua memutuskan pergi ke cafe yang ada di seberang jalan, cafe dengan gaya vintage atau klasik, Seo Yun memang suka dengan hal hal yang berbau klasik, apapun itu

Seo Yun hanya memesan 1 cappucino, begitu pula Shotaro, oh ya, itu artinya jadi 2

"Seo Yun" Ucap Shotaro memulai obrolan

"Hm?" Ujar Seo Yun sambil menyeruput secangkir cappucino nya

"Aku . . Aku mau bilang sesuatu"

"Bilang aja"

"Sebenernya ada satu penya-" Belum selesai Shotaro bicara Seo Yun sudah memutus nya

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas tentang itu"

"Tapi aku belum memberi tau kamu apapun"

"Nggak, kamu ga perlu ngasih tau, aku udah tau semuanya" Seo Yun hampir berkaca kaca

"Maafkan aku" Ujar Shotaro

"Aku udah nyembunyiin masalah sebesar ini dari kamu"

"Kayanya aku lebih milih gaakan pernah tau hal itu, daripada aku tau tapi hal ini selalu menghantuiku" Seo Yun sudah tidak berkaca kaca lagi, tapi menangis

"Dengerin aku" Ucap Shotaro sambil menangkup kedua pipi Seo Yun yang telah basah akibat air mata nya yang turun begitu saja

"Separah apapun penyakit ku, aku janji, ga akan ninggalin kamu"

Air mata Seo Yun mengalir kembali, bahkan lebih deras dari sebelumnya

"Hei hei, jangan nangis, aku ga suka liat kamu sedih kaya gini" Ujar Shotaro yang mengelap air mata Seo Yun

"Everything will be fine, ga akan ada yang terjadi" Shotaro memeluk tubuh mungil Seo Yun

"You promised me, you won't leave me, but, will you keep your promise?" Seo Yun berusaha bicara meskipun sesegukan

"Trust me, I'll keep that promise, and nothing will happen" Shotaro mengelus punggung Seo Yun pelan, agar Seo Yun merasa lebih tenang juga

' kalo lo ngerasa sedih, coba lo peluk lawan jenis lo, pasti bakal ngerasa lebih tenang' dan ya, benar saja itu bukan mitos, buktinya sekarang Seo Yun merasa lebih tenang saat di pelukan Shotaro

"Kamu percaya kan sama aku?" Tanya Shotaro sambil mengelus surai hitam milik Seo Yun

Karena tak sanggup untuk sekedar berbicara, Seo Yun hanya mengangguk kecil











..






Sekarang mereka sudah keluar dari cafe, kejadian tadi cukup membuat Seo Yun merasa tegang, jadi mereka memutuskan untuk keluar dan merilekskan diri, tentunya mereka sudah membayar apa yang mereka pesan

Saat tengah berjalan, tiba tiba, ada setetes air yang turun dari atas, dan benar saja, hujan mulai turun, ternyata prediksi Shotaro tidak main main

"Nahkan bener hujan"

Dan malangnya, mereka sedang di tempat terbuka dan tidak ada bangunan untuk berteduh, jadi mau tidak mau mereka harus menerobos hujan yang cukup deras jika ingin pulang ke rumah

"Terobos aja kali ya?" Tanya Seo Yun

Dan akhirnya, mereka benar menerobos hujan deras tersebut, jelas mereka basah kuyup, karena mereka tidak membawa payung, atau sebagai nya

Tapi Shotaro terlihat sangat menikmati hujan tersebut, bahkan dia sama sekali tak peduli dengan tubuhnya yang basah itu

"Kamu tau" Shotaro kembali memulai obrolan

"Tau apa?"

"Aku suka banget sama hujan"

"Oh ya? Kenapa gitu?"

"Karena saat aku melihat hujan turun, aku merasa sangat tenang"

"Memangnya kenapa kok kamu bisa ngerasa tenang waktu hujan turun?" Karena sudah terlalu asik dengan obrolannya, Seo Yun akhirnya juga tak peduli dengan tubuhnya

"Aku ngerasa, hujan itu anugerah Tuhan yang indah setelah pelangi"

"Ah mungkin alasan yang aku kasih kurang nyambung, tapi memang itu yang bikin aku ngerasa tenang"

"Nggak kok, alasan yang kamu kasih itu nyambung"

Shotaro hanya tersenyum kecil melihat Seo Yun yang juga tersenyum











"Mungkin ini hujan pertama dan terakhir yang aku nikmati bareng kamu Seo Yun"














To be continued



Tahukah kalian bahwa tombol bintang yang ada di pojok kiri bila ditekan akan menyala? Impresif bukan?














[✓] 1. Evanescent | Osaki Shotaro [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang