Bab 1 part 2

7 4 0
                                    

Happy reading ❤️

.
.
.

"Kak? Apa k-kakak *walas??"

"Tentu saja ," jawab Albert seadanya .

Anak kecil itu masih menatap Albert heran.Mungkin kakak ini gila, seperti itulah isi otak anak kecil tersebut karena terkejut menemui orang asing dan berbicara padanya.

"Kamu ngapain di luar sendirian? Ini kan udah malam." Albert menyejajarkan tubuhnya agar lebih nyaman ketika berbicara dengan anak itu.

"Aku tidak mau celita sama olang aneh kayak kakak."

Jawaban yang keluar dari mulut anak kecil itu membuat perasaan Albert menjadi kesal, namun Ia menahan kekesalannya mengingat anak itu baru saja habis menangis, dan kenyataan lainnya yang menyatakan bahwa dia hanyalah anak kecil membuatnya harus memiliki kesabaran extra.

"Baiklah kalau kamu tidak mau cerita, aku tidak akan memaksamu karena kemurahan hatiku,"ucap Albert setelah menghembuskan Napas yang panjang untuk menahan kekesalannya.

"Tapi...siapa namamu?"

"Namaku Nola," jawab anak kecil itu.

"Nola?"

"BUKAN! Tapi, Nola." Anak itu mengambil tangan Albert dan menuliskan namanya di telapak tangan Albert menggunakan jari mungilnya.

"Namamu Nora?" Nora mengangguk membenarkan perkataan Albert.

"Nora, apa kamu lapar? Aku punya sesuatu buat kamu." Albert membuka kantong plastik yang dibawanya dan mengeluarkan satu box berisi cokelat bungkus yang baru saja ia beli dari supermarket sebelumnya.

Nora mengamati Albert yang mengeluarkan cokelat dari boxnya, terlihat penasaran. "Apa itu?"

"Kamu tidak tahu ini? Ini kan cokelat." Kini Albert yang menatap heran Nora karena tidak tahu nama makanan yang Ia pegang di tangannya. Pasalnya, makanan itu bukanlah makanan yang asing, apalagi untuk anak-anak, karena itu adalah makanan favorite mereka, tapi anak kecil di depannya tidak tahu apa itu cokelat? Dia hidup di jaman apa sih? pikir Albert.

Nora menjawab dengan gelengan kepala yang menandakan bahwa Ia tidak tahu apa yang disebut cokelat oleh Albert.

"Ini, makanlah." Albert menyodorkan cokelat yang bungkusnya telah Ia buka terlebih dahulu.

Nora langsung saja mengambil cokelat dari tangan Albert dan memakannya dengan lahap, sampai-sampai mulutnya belepotan dengan cokelat.

"Hahahaha...." Albert tertawa melihat cara makan Nora, seperti orang yang belum makan berhari-hari.

Mendengar Albert menertawakannya, Ia berhenti memakan cokelatnya dan menatap bingung Albert. "Kenapa kakak teltawa?"

"Kamu tidak takut aku racuni? Kamu begitu saja memakan cokelat itu, harusnya kamu lebih waspada jika dapat makanan dari orang lain," ujar Albert menasihati Nora dengan tampang sok dewasanya itu.

"Mana mungkin orang seperti kakak meracuniku." Nora menjawab dengan wajah polos.

Albert kesal dengan jawaban yang didapatinya dari Nora, tapi Albert lagi-lagi menahannya mengingat Nora hanyalah makhluk hidup yang kecil dan terlihat rapuh, tapi sedikit ketus juga sih. "Ah, terserah kamu lah. Tapi, lain kali kamu hanya boleh terima cokelat dari aku, jangan sembarangan terima makanan dari orang lain, ingat itu!"

Nora hanya mengangguk-angguk menanggapi omelan yang keluar dari mulut Albert dan terus melahap cokelat yang ada di tangannya sampai habis.

"Ah, enak sekali makanan yang namanya cokelat itu. Aku jadi kenyang."

Albert menyodorkan tisu kepada Nora karena mulutnya kini belepotan setelah melahap habis cokelatnya. "Nih, lap tuh mulut. Belepotan semua."

Nora mendengus kesal, tapi tetap saja menerima tisu yang disodorkan Albert kemudian menggunakannya untuk membersihkan mulutnya yang belepotan cokelat.

Kini mereka duduk bersebelahan dan sama-sama menatap langit malam yang dipenuhi bintang-bintang yang bersinar terbang menghiasi langit malam itu. Seketika itu juga suasana diantara mereka berubah menjadi senyap.

"Ra...." Suara Albert yang memanggil Nora memecah keheningan antara mereka.

Nora memutar kepalanya menghadap ke Albert ingin mendengar alasan Albert memanggilnya tanpa harus bertanya kenapa?

"Kamu tidak mau masuk ke rumah? Ini kan udah larut malam."

Nora baru teringat kalau ini sudah larut malam, dan orang yang ada di sampingnya itu masih bersamanya dan tidak segera pulang.

"Halusnya aku yang tanya ke kakak, apa kakak tidak mau pulang? Nanti olang tua kakak cali kakak."

"Kau saja masuk duluan."

"Ah...i-itu...." Nora tidak tahu harus menjelaskan apa ke Albert karena kini Ia sedang menjalani hukuman dari mamanya, dan Ia tidak mau orang lain tahu tentang hal itu.

"EL! KAMU BICARA SAMA SIAPA DILUAR ?!"

.
.
.


Fyi : Nora belum bisa ngomong 'r' nih, soalnya masih kecil hehee

Semoga kalian menikmati tulisan ini ya, btw itu kayaknya mamanya Nora galak ya >~< huhh kesal akuu

Di Balik JendelaWhere stories live. Discover now