Beautiful Psycho 🔞

Start from the beginning
                                    

"I-Ibu?". Sekali Lagi Kakinya Melangkah Dengan Hati-hati. Tetapi Ruangan Itu Terasa Kosong, Bahkan Nafas Ibunya Saja Anak Itu Tidak Bisa Mendengarnya.

"I-Ibu? Ibu Dimana? Y-Yongie Membawa Makanan Untuk Ibu. Oh Iya, Yongie Juga Ingin Bercerita Banyak Dengan Ibu. Hari Ini Yongie Sangat Lelah, Yongie Ingin Menatap Senyum Ibu. Yongie Ingin Tidur Di Atas Pangkuan Ibu Lagi. Katakan, Ibu-- Dimana?". Fikirannya Sudah Berkelana, Namun Ia Masih Memikirkan Hal-hal Positif. Ia Tidak Ingin Berfikir Buruk.

Tidak Ada Sahutan Dari Kamar Gelap Selain Suara Petir Yang Menggelegar Disertai Hujan Berjatuhan Tanpa Henti. Anak Itu Melangkah Maju Lagi Dengan Air Mata Yang Perlahan Berderai Tak Kalah Deras Dari Hujan. Ia Meremas Kantung Yang Ia Bawa Saat Ia Bisa Merasakan Basah Pada Kakinya Yang Tanpa Memakai Alas Apapun. Tangisnya Semakin Tak Terbendung Saat Ia Mengetahui Apa Yang Kini Ia Injak-injak Menggunakan Kaki Mungilnya.

Bau Anyir, Pekat, Merah.

Kehidupannya, Cahayanya, Cintanya, Dan Juga Kesayangannya Telah Direnggut Dengan Paksa Di Depan Matanya Sendiri. Bahkan Ia Masih Ingat Saat Pagi Tadi Sang Ibu Masih Memberikan Senyum Terbaiknya Yang Begitu Cantik.

"Ibu Yongie Akan Membawakan Nasi Untuk Ibu Nanti".

"Jangan Memaksakan Dirimu Sayang. Ibu Tidak Ingin Kau Sakit".

"Yongie Tidak Akan Sakit. Karena Selalu Melihat Senyum Cantik Ibu. Yongie Sangat Menyayangi Ibu". Sang Anak Memeluk Ibu nya Begitu Erat.

"Ibu Juga Sangat Menyayangimu Sayang. Maafkan Ibu Yang Tidak Bisa Membahagiakan mu Nak. Ibu Sungguh Menjadi Orangtua Yang Sangat Buruk".

"Tidak!! Ibu Adalah Malaikat Terindah Untuk Yongie".

Kakinya Seakan Kelu Untuk Melangkah Lebih Jauh Lagi, Rasanya Seperti Ada Sebuah Belati Panas Dan Tajam yang Menusuk Dengan Sangat Dalam Mengenai Relung Hatinya.

"H-Hiks I-Ibu Ayo Jawab Yongie?".

Kilat Kembali Menyambar Kali Ini Lebih Lama Hingga Mata Bulatnya Bisa Melihat Dengan Jelas Sepasang Kaki Tergeletak Bersimbah Darah Tak Jauh Dari Tempat Ia Berdiri.

Anak Itu Menangis Kencang Dengan Kaki Terseok-seok Menuju Potongan Kaki Milik Ibunya Yang Tergeletak Memucat Di Lantai Yang Sangat Dingin. Kaki Yang Selama Ini Tidak Bisa Berjalan Itu Telah Terlepas Dari Tubuhnya Dengan Begitu Mengenaskan. Kaki Dimana Sang Anak Selalu Menumpahkan Segala Rasa Lelah Nya Hingga Tertidur Itu Kini Sudah Tidak Bisa Menyatu Lagi.

"I-Ibu? Hiks I-Ibu Y-Yongie Sangat Sayang Dengan Ibu". Ia Memungut Potongan Kaki Milik Ibunya Dengan Air Mata Yang Sudah Tidak Terbendung Lagi. Lalu Setelahnya, Anak Manis Itu Menuju Pojok Kamar Yang Begitu Gelap Itu Untuk Menggapai Kedua Tangan Ibunya Yang Juga Telah Terpisah Dari Tubuhnya.

"I-Ibu Tenang Saja Hiks Y-Yongie Janji Akan Baik-baik Saja. Ibu, Yongie Sungguh Tidak Hiks Hiks T-Tidak Apa-apa". Menempatkan Potongan Tangan Itu Bersama Potongan Kaki Ibunya. Kemudian Anak Manis Itu Mencari Tubuh Serta Kepala Milik Ibunya, Bahkan Nafasnya Sudah Terasa Sesak Sekarang.

Anak Manis Itu Melihat Ke Atas Ranjang Tubuh Sang Ibu Dengan Kepala Yang Telah Terpotong Disana, Ia Terisak Hingga Tidak Bisa Ia Jabarkan Lagi Bagaimana Rasa Sakit Yang Ia Hadapi Sekarang. Ia Berjalan Menggapai Kepala Ibunya Yang Telah Tiada Dengan Mata Terbuka. Haruskah Takdir Harus Begitu Kejam Kepadanya Seperti Ini.

"Ibu Hiks Hiks Ibu Ibu Ibu!!! IBUUUUU!!!!". Tangan Mungil Berlumur Darah Itu Bergetar, Namun Ia Sama Sekali Tidak Merasa Takut. Ia Hanya Tidak Sanggup Harus Bagaimana, Ketidak Adilan Macam Apa Ini Hingga Anak Sekecil Dirinya Harus Menghadapi Hidup Yang Seperti ini. Ia Kecup Sayang Kening Sang Ibu Ketika Ia Masih Sanggup Memegang Kepala Ibunya Pada Kedua Tangan Mungilnya.

JAEYONG || ONESHOOT / TWOSHOOT/ THREESHOOTWhere stories live. Discover now