B.L.M 01 : Murid Baru

537 206 575
                                    

     

                            

"Lo tahu? Semakin Lo jutek sama gue, semakin gue suka Lo, No

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo tahu? Semakin Lo jutek sama gue, semakin gue suka Lo, No." Jung Jaeryn.

---o0o---

         "Ngapain lo ngikutin gue terus, sih? Kelas lo gak searah sama kelas gue," kata Lino, membalikan badannya menatap Jaeryn kesal karena sejak turun dari motor, gadis itu terus mengikutinya dari belakang persis seperti anak ayam yang tengah mengekori induknya.

        Jika boleh jujur, ia merasa sangat terganggu dengan tingkah Jaeryn yang selalu saja seperti ini. Menyebalkan, kapan pun dan dimanapun. Padahal kelasnya dengan gadis itu berbeda arah tapi tetap saja dia mengikutinya. Tidak bosan apa?

         Mendapati Lino berhenti melangkah, Jaeryn pun ikut menghentikan langkahnya. Menggidikan bahu pelan, lantas tersenyum sampai membuat mata sipitnya tenggelam. Terlihat begitu manis dan menyebalkan dalam sekali kesempatan di mata Lino.

        "Sebagai calon istri yang baik dan berbakti sama calon suaminya. Gue cuman mau mastiin kalo lo gak digangguin sama cabe-cabean di sekolah ini, soalnya mereka doyan sama cogan kaya Lo, No." Tutur Gadis Jung itu dengan entengnya.

        Lino hanya memutar bola matanya jengah, lalu mendorong dahi milik Jaeryn hingga membuat si empunya mundur beberapa langkah dari tempatnya yang semula. Entahlah, ia begitu suka saat mendorong dahi gadis itu. Semoga otaknya yang sepotong itu bisa kembali pulih dan berhenti mengoceh hal-hal yang mustahil.

        "Gue saranin kalo ngehalu tuh jangan ketinggian. Jatuh, terus sekarat baru tahu rasa lo." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Lino kemudian meneruskan langkahnya menuju lantai tiga. Dimana kelasnya berada.

        Jaeryn mempoutkan bibirnya kedepan, persis seperti bebek. Menuip-niup poninya yang sedikit berantakan karena ulah Lino barusan. "Kenapa sih? Padahal ngehalukan enak," beonya.

        "Tungguin gue, kek. Jalannya jangan cepet-cepet, Napa?" rengek Jaeryn berlari kecil, menyusul Lino yang sudah berjalan beberapa meter di depannya. Seakan tuli, Lino tidak mengindahkan seruan dari Jaeryn barusan.

        "Lino ih, tungguin." Gadis Jung itu kian merengek, namun Lino memilih tidak mengacuhkannya. Tidak mau ambil pusing. Sudah cukup paginya saat dirumah tadi amburadul karena dia. Tidak dengan sekolah.

         "Tungguin!" Jaeryn berhasil menyusul langkah lebar Lino, lalu tanpa ragu ia langsung menggandeng pergelangan tangan pemuda itu tanpa meminta izin kepada siempunya terlebih dahulu.

        Menghela nafas jengah, lalu berdecak kesal. Jika bisa, ingin rasanya Lino menenggelamkan Jaeryn ke Palung Mariana---supaya populasi makhluk menyebalkan seperti dia berkurang satu dari muka bumi ini.

BUCINNYA LEE MINHO [LINO] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang