prolog

219K 6.4K 385
                                    

Dengan terburu-buru memasuki koridor sekolah barunya, gadis berambut panjang dengan kacamatanya itu membawa buku buku di tangan nya dan menabrak seseorang yang tak lain sepertinya seorang kaka kelas yang sebelum nya belum pernah ia jumpai, ya wajar saja ia baru pertama kali bersekolah secara umum dan menyatu dengan keramaian, karena sebelumnya ia bersekolah di rumah supaya anak perempuan nya aman dari keras nya dunia luar.

Bruk....

Buku buku yang berada di genggaman tangan Risya jatuh begitu saja.
"Aduh maaf, kak. Risya tadi buru buru," ucapku sambil mengambil kembali buku buku yang berserakan.

Rafa memandangi gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki,tak lupa pandangan nya terlihat pada payudara gadis itu, sedangkan yang bersangkutan masih sibuk membetulkan letak kacamatanya,
Cukup besar, bulat dan oh shittt pikiran buruk apa ini, tidak biasanya seorang Rafa memikirkan hal hal yang seperti itu di pagi hari.
Tidak, Rafa biasanya tidak pernah membayangkan perempuan manapun untuk menjadi objek fantasi nya, tapi saat melihat gadis tadi rasanya Rafa benar benar ingin mengunci gadis polos itu di suatu ruangan.

"Iya, gapapa," ucap Rafa singkat dan ketus tanpa mempedulikan lagi seseorang yang baru saja ia tabrak tadi, ia langsung pergi bergegas tanpa kembali menoleh.

Risya terdiam sebentar dan menoleh seraya bergumam dalam hati
'Loh kok dia ga minta maaf juga si?dasar aneh, padahal dia juga tadi gak lihat jalan kok,' -batin Risya

Gadis itu kembali melangkahkan kaki nya, menoleh ke arah kanan dan kiri, berusaha mencari kelas yang akan ia tempati nantinya. Tapi nihil, sekolah ini benar - benar asing bagi Risya.
"Duh... kelas Risya mana si?? kok dari tadi ga ketemu temu," ucap Risya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

Dari jarak 1 meter seorang laki - laki bertubuh tinggi itu sedikit mengamati seseorang yang tampaknya ia sangat kenali.

"Dek??" panggil laki laki itu dengan lembut.

"Loh abang?" ucap Risya dengan senyum nya yang mengembang.

"Kenapa belum ketemu kelas nya?" tanya sang kakak sambil mengacak acak rambut adiknya.

Risya mengangguk dengan semangat.
"Iya bang, Sya kan ga pernah keluar rumah,ya gimana? tau mall juga sebulan sekali, itu pun sama mama papa," tutur Risya dengan sedikit menggembungkan pipinya.

"Kasihan nya adik abang ini, nanti Sya jangan kemana mana sebelum abang jemput ya? tadi pasti Sya ga bawa uang kan?" tanya sang kakak.

"Humm... mama kayaknya lupa deh kasih Sya uang jajan," ujar Risya lirih.

Setelah melewati beberapa koridor dan sedikit misuh-misuh dari mulut sang adik akhirnya mereka berdua sampai di pintu berwarna putih dengan tulisan yang terpasang jelas di atasnya.

XI MIPA 1.

Tok Tok Tok......

Pintu kelas XI MIPA 1 itu terbuka terlihat seorang wanita paruh baya yang menyambut dengan senyuman yang mengembang.

"Permisi bu, maaf menganggu waktunya. Ini adik saya Risya," ucap sang kakak sopan. 

"Oh Risya ya? sini sayang masuk, terimakasih banyak ya Daren sudah mengantarkan Risya."

"Iya Bu sama sama, saya pamit ke kelas ya bu."

"Iya, jangan bolos kamu Daren!  Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu."

Risya tersenyum manis, ia sedikit gugup karena berinteraksi dengan banyak orang, ia benar benar takut melakukan kesalahan di hari pertamanya.

"Hai!!! nama aku Risya Zevanya, kalian bisa panggil aku Risya," ucap Risya sopan dengan senyum ramahnya.

KETUA OSISWhere stories live. Discover now