"kayaknya beneran lo naksir dia, sho." 。

214 41 18
                                    

"waktu itu, waktu gua bilang lo naksir sama dia, lo bilang nggak ya bajingan." jean menjewer telingaku keluar dari kelas.

sudah berlalu dua minggu sejak aku bertemu untuk yang kedua kalinya dengan orang yang aku pandangi di halte beberapa waktu lalu. kadang, aku berbicara dengannya di halte. karena kebetulan, selama dua minggu ini jean pulang pergi bersama laskar.

dan sekarang, aku masih belum mengerti kenapa jean terlihat sangat marah dan menarikku sampai kita akhirnya sampai di halte bus.

"udah marahnya?"

"lo tuh AHG."

aku dengan segera menutup mulut jean ketika beberapa orang di halte mulai mengalihkan pandangannya ke arah kita. orang ini kenapa sih?

"kenapa sih, jean?"

"ga papa, gua tuh cuma takut dan khawtir lo bakal kenapa kenapa. dia orang asing."

aku bergumam, mengiyakan. ya, memang sampai detik ini aku belum mengetahui nama lelaki itu. malu, dan takut kalau kalau dia akan merasa tidak nyaman jika aku tanya namanya. aku suka kita yang begini dan seadanya. dan, mauku selamanya begini.

aku takut kalau dia akan menjauh di kemudian hari.

"main ke rumah fares yuk, je? nanti katanya bakal ada iqbal. jarang jarang kan dia balik dari jakarta kalau ngga lagi musim libur gini."

"iqbal? tumben. bareng harsa, gak? kalau bareng harsa ga mau."

aku terkekeh sebelum menggeleng, "ngga, harsa kan lagi di jogja. tapi seru juga sih kalau nanti kita semua pergi bareng bareng ke jogja!"

jean mendelik ke arahku tepat ketika bus berhenti di depan kita.

"rumah fares, ya?"

"yaudah ayo."

walau sepanjang perjalan di bus jean mengacuhkan eksistansiku, tapi aku tetap bersemangat menceritakan apa yang terjadi di kelas IPS-XI hari ini.

♌︎

"fares, buka gerbang dong!"

ku lihat dengan tergesa lelaki kurus dengan rambut warna blonde nya turun dari teras rumahnya dan menghampiri kita.

"lama banget?!"

"macet. mana iqbal?" jean memukul kepala fares ketika kepalanya muncul dari gerbang yang sudah setengah terbuka.

"udah ada di dalem, lagi mandi. cepet masuk, deh. panas nih."

aku dan jean bertatapan sebentar sebelum memasuki halaman rumah milik fares.

setiap kita berkunjung, pasti memori masa kecil kita berempat akan berputar manis di kepala. karena halaman rumah fares menyimpan lebih banyak memori bahkan daripada yang bisa kita berempat ingat.

"inget gak, dulu jean pernah nyemplung ke kolam ikan yang itu." fares menunjuk kolam ikan kecil di ujung taman.

"berisik, gara gara harsa kayak babi."

"yang lu katain babi itu pacar gue."

aku menoleh dan mendapati iqbal dengan rambut basahnya menyender di samping pintu masuk rumah fares.

tanpa izin aku langsung menjatuhkan tubuhku ke pelukan iqbal. ah, rasanya sudah hampir bertahun tahun kita tidak berkumpul lengkap seperti ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

bandung, chanmin.Where stories live. Discover now