Jakarta, Indonesia.
Welcome to Jakarta. Itulah yang katakan dalam hati saat mobil yang ku tumpangi melaju di jalanan ibukota. Ajaibnya, malam ini tidak ada keramaian ataupun macet yang selalu menjadi masalah utama kota ini. It's good, isn't it?
Ya, setelah acara di Kitzbuhel aku langsung terbang ke Jakarta karena sang komandan Kanjeng Ratu Miranda Fadilah Gunawan tidak berhenti membombardirku dengan ribuan telepon seperti hal-nya Kim Jong Un sedang bermain rudal yang ia anggap sebagai petasan untuk melenyapkan Amerika. Asian kids can't relate.
Mendarat pukul tujuh malam di Bandara Halim Perdana Kusuma atas permintaan kakek yang merupakan seorang Jenderal Angkatan Darat Indonesia dengan pesawat yang selalu kugunakan untuk bepergian ke berbagai negara, lalu di jemput oleh ajudan kakek menuju kawasan perumahan Pondok Indah Jakarta Selatan membuatku sangat kelelahan. Pasalnya penerbangan dari Innsburck ke Jakarta memiliki jam terbang yang panjang dan tidur di jet pribadi tidak membuatku nyaman sama sekali.
"Kira-kira ada acara apa ya di rumah kakek?" tanyaku seraya bersandar di kursi penumpang sementara ajudan kakek memfokuskan pandangannya ke jalanan sepi--namun tidak terlalu sepi.
"Katanya ada teman dari Brunei yang akan datang kemari. Mereka sudah terbang dari Bandar Seri Begawan menuju Jakarta sore tadi mungkin akan sampai malam ini" Dari Brunei? Kakek tidak pernah bercerita tentang temannya dari Brunei. Kebanyakan ia bercerita mengenai masa akademi militernya di Royal Academy Sandhurst, Inggris dan West Point, Amerika Serikat. Ah sudahlah lagipula akupun jarang mendengarkan cerita kakek yang terbilang membosankan.
"Dimana mereka menginap?" tanyaku lagi. Jangan bilang kakek meminta temannya itu tinggal di rumahnya. Ya meski rumah kakek itu terlihat seperti istana, namun sangat kurang ajar sekali jika temannya menginap lalu membawa rombongan. Well, itu akan terlihat seperti panti jompo.
"Untuk malam ini mereka menginap di Four Season Hotel" aku hanya ber-oh ria. Tidak apa untuk malam ini tapi jika mereka menginap di rumah kakek aku yang akan menginap di hotel.
Four Seasons Hotel Group adalah salah satu perusahaan di bidang industri perhotelan mewah yang terkenal dengan ayah sebagai Pemilik sekaligus CEO dari hotel tersebut. Sementara untuk Four Season Hotel yang ada di seluruh Indonesia kakek yang memegangnya. Mereka memang bekerja sama sejak dulu karena kakek William adalah pemilik terdahulu hotel itu sebelum ia wariskan kepada ayah kemudian menikah dengan ibu setelah kerja sama itu berjalan. Bisa di bilang mereka di jodohkan.
Aku sebagai anggota keluarga Seydoux berpartisipasi dalam hal pangan. Four Season bekerja sama dengan Whole Food Market sebagai distributor bahan dapur hotel dan akulah sang pemilik Whole Food Market. Diriku memang lebih unggul dalam bisnis makanan serta minuman dari pada bisnis hotel seperti Bethany. Well, dia yang memegang seluruh hotel Four Season di negara Oceania karena kakak pertamaku itu tinggal di Australia bersama suaminya.
"Sepupu yang lain? Mereka datang juga?" Ah ya, aku lupa berlibur ke Indonesia lebih tepatnya ke Jakarta, malah membuatku berubah menjadi seorang baby sitter. Pasalnya semua sepupuku sudah menikah sementara hanya diriku saja yang masih melajang.
"Tidak nona, hanya keluarga Seydoux saja" aku hanya ber-oh ria.
"Pak Irman, setelah sampai di rumah bisa belikan martabak untukku?" Ah martabak. Salah satu makanan yang selalu ku cari setiap datang ke Indonesia. Jika di Eropa kalian menemukan keju di atas spaghetti atau makanan utama lainnya, di Indonesia keju biasanya di satukan dengan susu kental manis dan cokelat. Well, salah satu kebiasaan orang Indonesia.
"Bisa sekali nona" Pak Irman terkikik. Tak terasa mobil yang ku tumpangi sudah sampai di area perumahan Pondok Indah, hanya tinggal beberapa meter lagi dan sampai. Ya rumah dengan nuansa Mediterania modern ini terlihat sangat nyentrik dengan bangunan mewah bergaya Eropa. Well, itu karena kakek terlalu lama tinggal di Eropa jadi setiap pernak-pernik pun selalu berasal dari Eropa walaupun sebenarnya dia adalah orang Indonesia dengan keturunan Belanda.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Sliding into Your DMs (COMPLETED)
Fanfic⚠ DISCLAIMER This story is purely work of fiction. None of these events really occurred and all the characters do not really have the same character in real life. Do not copy or steal this story without giving me credit. Brianna Gunawan
