Chapter 2

3.4K 546 30
                                    


Vote sebelum membaca
.
.
.
.
.

Jisoo POV


Aku akhirnya menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. 

Aku merosot di kursiku dan menghela napas puas. 

"Aku lelah..." Aku mengerang sambil meregangkan lenganku. 

Tapi kemudian, seorang pelayan muncul di depan kamarku. 

"Non, Nona Jennie sekarang sedang tidur." Seorang pelayan menginformasikan. Aku hanya menganggukkan kepala. 

"Apakah dia sudah makan?" Aku bertanya dengan suara malas. 

"Tidak nona, dia tidak ingin makan. Dia ingin seseorang makan bersamanya. Dia tidak ingin sendirian. Dia terus memanggil nama ibunya." Kata pelayanku. "Dan juga nona, wajahmu agak bengkak." Dia menambahkan. 

Aku menggosok wajahku. 

Itu menyakitkan.

"Jangan khawatir tentang itu. Aku akan mengompresnya nanti."  Kataku. 

Dia mengangguk dan saat dia akan pergi aku menghentikannya.

"Lalu apa yang terjadi?" Tanyaku dengan nada khawatir. 

"Dia menangis lalu lari ke kamarnya." Dia berkata sebelum membungkuk dan menutup pintu. 

Aku segera bangun dan lari ke kamarnya.

Gelap. 

"M-mom?" Dia gagap. 

"I-ini aku, Jen." Kataku. 

"Aku ingin mommy ku, sekarang!" Dia meringkuk dalam ke gulungan selimut. 

"Dia sudah pergi Jen. Sudah berbulan-bulan. Kenapa kamu tidak bisa menerimanya?!" Aku sedikit meninggikan suaraku. 

"Kamu tidak akan pernah mengerti! Kamu masih memiliki ibumu! Kamu masih bisa merasakan kehangatannya sementara aku tidak bisa! Kamu tidak akan pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang! Dasar brengsek! Berhenti ikut campur urusanku jika kamu tidak mengerti apapun tentang diriku! Tinggalkan aku sendiri!" Dia meledak. 

Matanya begitu bengkak dan merah karena menangis. 

"AKU-." Ucapanku terpotong. 

"KELUAR!" Dia berteriak. 

Aku melihat ke bawah dan menutup pintu.

"Tapi kau tidak pernah kehilangan sahabatmu seumur hidup, pelindungmu, atau kakak laki-lakimu..." Air mataku jatuh. 

Aku merindukanmu, Jin. 

Jennie POV

Aku bangun dengan mata berat, itu mungkin karena menangis. 

Aku kemudian mengingat kejadian semalam. 

Haruskah aku minta maaf? Ya aku harus.

Aku pergi ke ruang makan. "Selamat pagi, Nona Jennie." Seorang pelayan membungkuk. 

Aku juga membungkuk. 

"Dimana-." Ucapanku terpotong. 

"Nona Jisoo sedang bekerja sekarang. Dia pergi kerja lebih awal dari biasanya, mungkin dia ada janji." Dia kemudian menyiapkan meja. 

Aku melihat sepiring makanan; tak tersentuh. 

Apa dia tidak makan? 

Aku menghela nafas dan memakan makananku. Sisa hari ini akan sangat membosankan. 

My contract with the CEO [Jensoo]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora