Part 3

747 40 0
                                    

"Sudah?, "

"Su-sudah tadz. " Jawab Qella tanpa menatap wajah pria di hadapannya.

"Kenapa? "

"Tidak Ustadz. "

"Hmmm, sekarang kamu ikut saya, " Ujar Ustadz Salim berjalan namun dengan cepat Qella berlari ke hadapannya.

"Maaf Ustadz, saya tidak tahu kalau--"

"Hmmmm,,,,, "

Qella mendongakkan wajahnya, melihat ke arah Ustadz Salim.

"Aku mohon tadz, jangan hukum aku lagi, aku janji nggak akan ngebantah. " Ucap Qella memohon di hadapan Ustadz Salim bak anak kecil meminta di belikan permen.

"Siapa yang akan menghukummu? "

"Lalu kenapa Ustadz memanggilku? "

"Bukan aku, tapi Ustadz Zainal yang memanggilmu. "

"Ustadz Zainal?, siapa dia? "

"Kau akan terus bertanya atau mau saya huk--" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Qella lebih dulu berjalan mendahuluinya.

Lagi-lagi, tingkah Qella membuat Ustadz Salim menggeleng-gelengkan kepalanya tidak lupa dengan senyuman indahnya, lalu kemudian berlari kecil mengejar santrinya untuk mensejajarkan tubuh mereka.

"Wanita tidak boleh berjalan di depan lelaki, " Ucap Ustadz Salim lembut setelah mensejajarkan tubuhnya dengan Qella.

Qella menoleh ke samping dengan raut wajah yang bingung.

"Kenapa? "

"Untuk menjaga pandangan buruk yang ada di dirimu. " Jawab Ustadz Salim terus berjalan. Sedangkan Qella yang semakin tidak mengerti dan berhenti sejenak lalu kembali berjalan.

*******

"

Assalamu'alaikum, " Ucap Qella serentak dengan Ustadz Salim.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, " Jawab pria 25 tahun itu.

"Duduk." Sambungnya mempersilahkan.

"Tadz, saya ada pekerjaan di mesjid jadi izin pamit. " Pamit Ustadz Salim.

"Hmmm, baiklah. " Jawab Ustadz Zainal. Ustadz Salim kemudian berjalan menuju keluar.

Sementara Qella, ia hanya memperhatikan pria yang ada di hadapannya dengan senyuman yang sulit di artikan.

"Kenapa, kok lihatinnya kaya gitu? " Tanya Ustadz Zainal.

"Gak kok tadz, saya lagi ngelihat masa depan saya di mata Ustadz, hehe. " Jawab Qella dengan memperlihatkan deretan giginya.

Ustadz Zainal hanya berdehem lalu beranjak berjalan menuju ke sebuah rak buku untuk mengambil map hijau lalu memberikannya kepada Qella.

"Apa ini Tadz, Surat pernikahan kita yah? " Tanya Qella mengambil map yang ada di tangan Ustadz Zainal.

"Bukan, baca aja dulu. "

Qella kemudian membuka isi map yang ia pegang, ia membaca isi-isinya dan sesekali ia mengangguk pelan.

"Sudah tahu kan? "

Qella mengangguk faham lalu menatap wajah Ustadz Zainal dengan raut kecewa.

"Kenapa? "

"Aku kecewa Ustadz, " Jawab Qella pelan.

"Kecewa kenapa, apa ada yang salah? " Tanya Ustadz Zainal mengerutkan kedua alisnya.

"Jelas ada Ustadz, di sini tertulis daftar santri yang akan ikut lomba, seharusnya kan di sini tertulis daftar tamu undangan pernikahan kita. " Jawab Qella dengan memajukan bibirnya.

Ustadz Zainal hanya tersenyum mendengar gombalan dari santrinya, bagi Ustadz Zainal gombalan seperti itu sudah biasa ia rasakan semenjak mengajar di pondok Darul Ta'zim, wajahnya yang tampan, tubuh tinggi, kumis tipisnya serta kulitnya yang kuning langsat dan tak lupa ia adalah seorang hafidz lulusan Effat University di Jeddah, Arab Saudi. Dengan bakat dan parasnya yang mampu membuat santriwatinya mmemperebutkannya

 Dengan bakat dan parasnya yang mampu membuat santriwatinya mmemperebutkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ustadz jangan senyum kaya gitu, nanti ada yang lihat, bahaya tau,,,, "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ustadz jangan senyum kaya gitu, nanti ada yang lihat, bahaya tau,,,, "

"Bahaya kenapa? "

"Kalau ada santri yang lihat selain aku, nanti dia jadi suka sama Ustadz, aku gak mau punya saingan walaupun saingan ku itu masih kalah jauh, tapi aku gak mau Ustadz,"

"Bisa aja kamu, sana kerjakan pekerjaan mu, " Pintah Ustadz Zainal.

"Siap calon suami ku, jangan rindu yah,,,, "

"Hmm... "

Qella kemudian keluar dari rumah lalu berjalan menuju ke asrama untuk menyelesaikan tugas yang di perintahkan oleh Ustadz Zainal.

Kok Qella kasih tugas seperti santri yang sudah lama diakan santri baru?  Yap, Qella memang santri baru, namun Qella memiliki kepintaran yang sangat tinggi dan dapat di percaya, selain itu orang tua Qella sangat dekat dengan Umi Rose dan Abi Abdul. Jelas? Kalau tidak yasudah.

GADIS KESAYANGAN USTADZ ZAINAL (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang