"Kenapa?"

Mencuri lihat dan dengar apa yang dikatakan dua orang di dalam sana.

"Bantu berdiri~ aku ingin ke kamar mandi"

Sang Ibu hanya tersenyum kecil saat melihat anaknya manyun dan mengangkat kedua tangannya ke arahnya. Seperti seorang bayi yang ingin digendong Ibunya.

"Mom kira kenapa"

Meski bicara begitu, sang Ibu tetap membantu Haechan untuk bangkit dari posisi berbaringnya.

"Haechan semakin berat ya?"

Yang dikatai semakin memanyunkan bibirnya.

"Sejak tinggal disini, Mom dan Dad memaksaku untuk makan terus. Aku jadi seperti beruang sekarang"

Sang Ibu kembali tersenyum, mencubit pelan hidung Haechan dengan gemas.

"Meski seperti beruang, Mom dan Dad akan selalu menyayangi Haechan"

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku juga menyayangi kalian tahu!"

Semakin seperti anak kecil saja kalau begini.

Sementara Mark yang berada di luar juga ikut tersenyum melihat interaksi Ibu dan anak itu. Apalagi melihat sosok yang disayanginya itu nampak bermanja ria.

Mengingatkannya dengan kenangan dulu.

Ingin segera menjadikan kembali Haechan sebagai miliknya.

~.a.b.c.~

Haechan kini tengah menikmati sarapan paginya. Dengan sang Ibu yang hanya duduk tenang di dekatnya.

"Mom sudah sarapan?"

"Ya, sebelum Haechan bangun"

"Dengan Dad?"

Sang Ibu menggelengkan kepalanya.

"Ayahmu sudah berangkat sejak pagi, bahkan sebelum sarapan siap"

"Lalu? Kenapa Mom sarapan sendirian? Tidak menungguku?!"

Haechan mencebik kesal.

"Yah... Mom kan sudah lapar. Haechan terlalu lama bangunnya"

Sungguh tidak seperti biasanya. Namun Haechan seperti memakluminya saja. Toh, salahnya juga yang tidak bangun pagi.

"Mom"

"Ya?"

Haechan kemudian menggelengkan kepalanya cepat.

"Tidak jadi"

Membuat sang Ibu penasaran. Biasanya kalau begini, pasti ada apa-apa.

Sang Ibupun semakin mendekat. Duduk tepat di sebelah anaknya yang masih lahap makan.

"Haechan ingin bicara apa tadi?" tanyanya penasaran.

Haechan kembali menggelengkan kepalanya sambil melirik ke arah sang Ibu.

"Katakan pada Mom, jangan tutupi apapun. Kita sudah sepakat begitu kan?"

Dan akhirnya Haechanpun menelan makanannya sebelum menjawab pertanyaan sang Ibu.

"Tapi Mom janji tidak boleh menertawakanku ya?"

Bahkan anak itu sempat-sempatnya memberikan jari kelingkingnya pertanda janji yang harus ditepati.

"Ya, Mom berjanji"

Dengan sabarnya, sang Ibu meraih kelingking anaknya. Menautkannya dengan jari kelingkingnya.

Divorce (Markhyuck)Where stories live. Discover now