PRELUDE

2.6K 245 89
                                    

——————————————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

——————————————

DUENDE
the mysterious power of a work
of art to deeply move a person

starring with
yang jungwon | park sunghoon
lee heeseung | park jeongsong
shim jaeyoon | kim sunoo | nishimura riki

will contains
genealogy | romance
mystery | action | blood

+

started monday, 1st january 2021

———————–——————

Senja telah merambat menjadi malam kala hujan menjatuhi tanah Debu tanpa ampun. Seakan memacu suara rintik, sebuah langkah dinamis yang berasal dari pemuda Lazulia memenuhi koridor sekolah. Postur pemuda itu tegap, terkesan menggemaskan dengan rajutan biru gelap pada tubuhnya. Matanya yang dinaungi alis tebal berletup-letup, seolah ada tugas negara menunggunya. Sesaat kemudian, alis tebal itu menyatu usai mendengar suara berisik dari dalam ruangan yang baru saja ia hampiri.

"Anda pikir dengan menyerahkan gadis bodoh yang tidak tau apa-apa tentang dunia sihir pada lelaki naif yang bahkan lebih bodoh tentang dunianya sendiri itu tidak akan mendatangkan marabahaya? Jangan salah ambil langkah, profesor."

"Memang tidak terdengar menyenangkan. Tapi setidaknya kamu tau posisi mu dulu, sebelum berada di Debu, kamu juga berasal dari dunia sana juga. Tanpa bimbingan, tanpa kasih sayang. Apa bedanya Raja Dylan Dewangga?"

Tujuan awal kenapa pemuda itu kesini jadi terkesampingkan karena kalimat akhir yang baru saja terdengar lebih menarik. Ia menyembunyikan tubuhnya dibalik lemari tua lebih lama, namun tak urung mendesis dan bahkan nyaris memekik keras ketika kertas sihir merayap tanpa permisi pada sisi celana longgarnya. Dia mengerling kesal.

"Pantas belum ada izin dari pemerintah buat mempelajari mantra tentang ni benda bodoh." Dumelnya.

Mendengar itu, Dylan serta Profesor tertoleh kompak. Spontan, pemuda Lazulia beralis tebal yang dipanggil Abian itu menegakkan tubuh, berdiri penuh hormat didepan keduanya. Dylan merapatkan bibir, lalu beranjak keluar dari sana tanpa ada hasrat untuk pamit.

"Sudah menemukan alasan kenapa kertas sihir dilarang keras untuk digunakan penyihir dibawah umur, hm?" Professor Ramon mengarahkan jari telunjuknya dengan lihai, mengembalikan dokumen-dokumen yang bertebangan bagai bulu angsa kembali ke tumpukan masing-masing. "Ikut saya."

Abian terkekeh polos. Mengekor ke tempat duduk kebanggaan milik kepala sekolah nya itu. Pandangan keduanya sama-sama terpaku pada lembaran kosong yang melayang ringan, kemudian tanpa harus disuruh, Abian langsung menangkapnya.

DUENDE I: THE KING OF DARKNESS ✓Where stories live. Discover now