"Permintaan maaf gua." Ucapnya.

    Juyeon menerima itu dan mencium bau americano yang dia sukai, senyumannya mengembang, "boleh gua minum?"

  "Asal jangan sampai si Jungwoo tau." Jawab Hongjoong.

    Juyeon mengangguk dan meneguk isi cup itu. Setelahnya, suasana kembali hening, Juyeon melempar pandangannya ke arah Hongjoong. "Jadi.."

  "Apa?" Tanya Hongjoong.

  "Lu tau itu semua? Sepuluh tahun lalu semenjak kita ketemu?" Tanya Juyeon.

  "Kalo dihitung dari kapan kita ketemu, iya, sepuluh tahun, kalo ditepatin pas tahunnya, empat belas tahun lalu." Jawab Hongjoong.

   
    Juyeon menganggukkan kepalanya, "so? Sepuluh tahun semenjak nama keluarga gua jadi Zahuwirya gua tinggal dan sahabatan ama orang yang ngerencanain pembunuhan keluarga Abuwayna?"

  "Kalo dianggep rencana, keanya bukan. Seonghwa cuma ngasih saran doang, kan? Walau iya, dia rada maksa pas itu." Jawab Hongjoong mengambil piring berisi nasi dan lauk pauk di hadapan Juyeon, menyendoknya dan menyodorkannya ke arah Juyeon.

  "Lu harus minum obat," ucapnya, "dan obatnya harus diminum setelah makan."

  "Gua ga selera, ntar kalo gua muntah gimana? Kan mubazir makanannya." Ucap Juyeon menggeleng ketika sendok itu mendekat ke mulutnya.

  "Mending lu muntahin daripada lu mati konyol gara gara gagal jantung." Balas Hongjoong menahan muka Juyeon dan memasukkan sesendok nasi itu ke mulut kawannya.

  "Mulut lu kek tai, Joong." Ucap Juyeon sambil memasang muka enggan. Apa makanan rumah sakit selalu terasa hambar? Atau mereka para petugas kantin sengaja memasukkan bubuk vitamin ke dalamnya?

  "Apa dia ngelakuin hal sama ke masa lalunya Moonbin ama Jungwoo?" Tanya Juyeon setelah dengan usaha, kerja keras, dan susah payah menelan nasi itu.

  "Kabar buruknya, gua nggak tau." Jawab Hongjoong sebelum tertawa kecil, "Seonghwa kenal ama Jungwoo karena dia anak pindahan di kelasnya. Gua sendiri baru akrab ama Jungwoo itu setelah dia pindah dan ganti nama keluarganya jadi Zahuwirya. Pas kelas enam SD barulah gua temenan ama Moonbin karena satu kelas."

  "Gua anggota terakhir berarti?" Tanya Juyeon.

  "Kayaknya gitu, tapi kan, lu yang pertama kali terlibat ama Seonghwa sebelum Moonbin ama Jungwoo. Cuma gabung lu jadi Zahuwirya aja yang belakangan." Jawab Hongjoong.

  "Sebenernya apa sih, yang kita hadepin sekarang? Gua gapaham sama sekali. Gua gatau apa yang harus gua lakuin. Bahkan gua gatau gua lari dari apa." Jelas Juyeon.

 
    Hongjoong ketawa, "padahal orang yang paling ngotot kalo ada sesuatu yang terjadi sebelum kematiannya Seonghwa itu lu."

  "Jelas! Soalnya tasnya hilang, cuy! Kek, anjim banget gitu. Bisa bisanya tasnya gaada padahal pas itu dia jelas jelas ngasih tau gua apa aja yang dia bawa ke sekolah besoknya. Gua ingetin banget itu isi tasnya. Buku Kimia, Fisika, TIK, Sosiologi, Bahasa Inggris, tupperware, novel, pulpen ama pesil, juga kotak merah lusuh yang gua gatau apa isinya, terus—"

  "Bentar, ko-kotak merah lusuh?" Sela Hongjoong bertanya dengan raut muka bingung.

  "Iya."

  "Kotak pensil?" Tanya Hongjoong.

  "Bukan! Itu kotaknya kek tempat kacamata lu tapi agak besar dikit, bentuknya oval, dan ada tanda pengenal yang gua lupa apa bunyinya di tutupnya. Kalo kata gua, kayaknya bukan punya dia. Dia ga pernah nyimpen hal hal lusuh kek gitu, dia lebih milih beli baru." Jelas Juyeon.

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Where stories live. Discover now