Chapter 05

104 45 237
                                    

"Hatimu bukan patah. Hati tak akan bisa patah. Yang kau rasakan adalah sakitnya bertumbuh. Hatimu bertumbuh dalam kebijaksanaan, kelembutan, dan kekuatan, sehingga suatu hari nanti, kau bisa mencintai dengan lebih hebat."

-Bryant McGill

Masih jelas dalam ingatan Yeji, rasanya bangun dengan mata sembab dan pikiran yang kacau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih jelas dalam ingatan Yeji, rasanya bangun dengan mata sembab dan pikiran yang kacau. Sama sekali tidak berniat untuk beranjak dari tempat tidur dan bertemu banyak orang. Memilih sendiri dalam ruang yang kedap dan menutup diri.

Lalu harus dengan terpaksa ikut tertawa pada obrolan ringan agar tampak 'baik-baik saja' di depan banyak orang. Merasa tidak lagi punya tenaga bahkan hanya untuk mengambil air minum di dapur. Ada perasaan yang berat dan dada sering terasa sesak. Semua hari terlihat sama, selalu mendung dan berawan.

Tidak! Ini semua tidak benar. Yeji tidak bisa terima jika dilupakan semudah ini. Ia merasa ini semua tidak adil untuknya, saat ia mati-matian menahan rindu kepada Jeno. Dan sekarang yang pemuda itu lakukan adalah justru mencari penggantinya.

Gadis tersebut mengacak barang-barang yang ada di kamar untuk meluapkan kekecewaannya, termasuk membanting fotonya dengan Jeno.

"Aku harus melakukan sesuatu..."

"Tapi apa yang harus aku lakukan?" Yeji masih terus membuang beberapa peralatan di nakas, ia mengacak rambutnya frustasi kemudian tercetuslah sebuah ide.

"...mereka tidak boleh bahagia diatas penderitaanku!"

Beberapa ide berlalu lalang di otak Yeji hingga pada akhirnya ia menemukan suatu titik terang. Na Jaemin! Yeji harus memanfaatkan sahabat Jeno itu untuk melancarkan aksinya.

Seperti yang Yeji ketahui, bahwa Jaemin merupakan lelaki dengan vibe soft. Yeji yakin kalau Jaemin tidak akan tega melihatnya masih begitu mencintai Jeno. Jaemin akan melakukan apa pun untuk sahabat baiknya itu.

"Na Jaemin..."

Yeji tersenyum licik kemudian menyusun rencana. Ia akan mulai dengan mendekati Jaemin. Kebetulan mereka tinggal di daerah yang sama, yaitu Hannam-dong (The Hill).

***

Pagi ini, Yeji yang merupakan Mahasiswi Sastra Mandarin semester 5 di Hankuk University of Foreign Studies, tengah berdiri di depan gerbang rumah yang cukup luas. Seharusnya pada jam sekarang, Yeji berada di kelas. Tapi, kali ini ia membolos demi tujuannya.

Dengan pakaian casual ala Yeji --kaos lengan panjang dipadukan dengan celana jeans, tak lupa surai yang ia biarkan terikat satu. Gadis itu sudah memantapkan hatinya. Ia ingin kembali dekat dengan Jeno dan meminta bantuan sahabatnya.

Pada deringan bel ketiga, pintu gerbang terbuka dan memperlihatkan seseorang tersenyum ke arahnya. "Oh?"

"Apa Na Jaemin ada di rumah?" sahut Yeji dengan ekspresi ramahnya.

UNIVERSE PROJECT --LIMERENCEWhere stories live. Discover now