Author's POV
Prang!
Sebuah suara piring kaca yang pecah mengenaskan di lantai dingin rumah keluarga Granger, membuat Hermione mematung kaku saat ayahnya melempar benda tersebut karena melampiaskan amarah didadanya waktu mengetahui putri kesayangannya sudah mengandung selama tiga minggu.
Suasana dingin yang mencekam akibat amukan sang ayah hanya membuat Hermione diam tak bersuara setelah pengakuannya barusan.
Nyonya Granger yang berusaha menenangkan keadaan, lantas mencoba untuk membujuk suaminya kembali duduk dan tidak menimbulkan keributan yang akan membuat tetangga mereka salah paham.
"Jadi, siapa pemuda yang membuatmu seperti ini?" tanya sang ayah yang sudah mendaratkan bokongnya di sofa pada putrinya yang tertunduk diam dengan tatapan kosong.
Nyonya Granger mengusap pelan paha suaminya memberi tanda bahwa ia harus lebih tenang lalu beralih duduk disamping Hermione. "Tak apa, nak. Jujurlah pada kami, ibu tidak akan marah."
Tenggorokan Hermione tercekat saat ia harus mengatakan satu nama pemuda yang bertanggung jawab atas dirinya.
Karena mau disembunyikan bagaimanapun, perlahan demi perlahan kehamilan gadis Granger itu juga akan terbongkar seiringan dengan perutnya yang akan membesar.
Jadi, Hermione pikir akan lebih baik jika ia memberitahu orang tuanya sekarang daripada terlambat.
"Draco." ucapnya singkat tanpa menatap wajah sang ayah. "Draco Malfoy."
Ia takut. Takut menghadapi kenyataan bahwa sekarang dia sudah 'rusak' dan tentu saja, malu.
Robert Granger selaku orang tua Hermione, lantas tidak terima jika anaknya telah mengandung hasil perbuatan cinta satu malam dengan seorang pemuda berandal yang bernama Draco Malfoy.
Tentu saja Robert tidak menyangka, putri satu satunya harus hamil di usia yang sangat muda mengingat sebentar lagi Hermione seharusnya pergi ke Paris untuk menempuh pendidikan lanjutan disebuah perguruan tinggi.
Namun tampaknya hal tersebut tidak akan pernah terwujud, karena Hermione sekarang akan menjadi calon ibu muda dengan janin yang meringkuk belum terbentuk didalam perutnya.
Robert mengusap wajahnya kasar. Saat ini yang ada dibenaknya adalah menemui pemuda Malfoy itu dan menghadiahinya berbagai pukulan manis karena telah membuat putri tunggalnya hamil.
"Bawa pemuda itu ke hadapanku. Jika kau tak bisa melakukannya, biar aku sendiri yang mencarinya." ucap Robert dengan suara tegas terkesan memaksa lalu berlalu pergi dari hadapan Hermione dan ibunya menuju ke dalam kamar utama yang berada dilantai atas.
Monica Granger kemudian mengusap lembut pipi putri tunggalnya dan menyelipkan beberapa anak rambut kebelakang telinga Hermione.
"Tenang saja, sayang. Mom akan selalu ada untukmu. Sekarang, tenangkan dirimu dan mom akan bicara pada dad mengenai masalah ini." Nyonya Granger bangkit, lalu menyusul suaminya keatas meninggalkan Hermione yang masih terdiam menundukan kepalanya.
Setetes demi setetes cairan bening itu keluar dari dua bola mata indah Hermione. Tetap dalam posisi yang sama, gadis itu menangis terisak dalam diam.
Didalam hatinya, ia meraung tak terima pada Tuhan kenapa hal memalukan seperti ini harus terjadi padanya?
Hermione kemudian menyesali keputusannya tiga minggu lalu saat ia mengiyakan ajakan Ginny beserta para sahabat dekatnya untuk berlibur dan terbang ke California merayakan pesta kelulusan karena mereka telah resmi melepas status sebagai siswa sekolah menengah atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑻𝒊𝒍𝒍 𝑾𝒆 𝑭𝒊𝒏𝒅 𝑶𝒖𝒓 𝑫𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 | 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐢𝐨𝐧𝐞 [𝐁𝐎𝐎𝐊 𝟐]
Fanfiction🥀🥀🥀 𝐀𝐤𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐢𝐛𝐮𝐫 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐥𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡, 𝐇𝐞𝐫𝐦𝐢𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 �...