18. Beri tahu

430 32 3
                                    

"Gimana nih? sebenernya gue takut kalo Mbak Puspa gak percaya sama Gue" Kata Giska resah.

Ia bingung ingin mengatakan yang sejujurnya atau tidak kepada Puspa. kalau dia tak mengatakannya Puspa akan terjebak dalam ketidak tahuan dan pengkhianatan, tapi jika Giska memberi tau, Giska takut Puspa tak percaya dengannya.

"Emang apa sih?? Lo nanya ke Kita tapi Lo gak ngasih tau dengan pasti apa pemasalahannya?!" Dengkus Arissa kesal.

"Tau Lo Gis"

Giska menghela nafas, ia duduk di sofa bergabung bersama Arissa dan Nabil.

"Oke! gue cerita" Akhirnya Giska menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewatkan.

"Haaa??? Yang benar Lo Gis??" Tanya Nabil tak percaya.

Jelas saja, Nabil melihat Agam itu laki-laki yang baik dan lembut. sepertinya setia juga, jadi tak mungkin Agam melakukan itu.

"Nah kan.. Lo aja gak peercaya kak?" Ucap Arissa sedikit kesal.

"Bu.. bukan gak percaya, cuma kaya mustahil aja"

"Sama aja Bambankk" Gemas Giska, Nabil cengir kuda.

Arissa sedari tadi hanya diam, dia juga sama. ia masih tak percaya dengan kata-kata Giska barusan.

"Lo ada buktinya gak? kalo emang mau Mbak Puspa lebih percaya sama Lo" Tanya Arissa.

Giska terdiam sebentar, ia terlihat sedang berfikir.

"Ohh ada.. untung aja!" Giska langsung mengeluarkan Handphonenya dan membuka aplikasi rekaman.

"Nahh ini dia" Giska memutar rekaman itu.

Benar saja! itu suara percakapan Giska dan Agam.

"Jadi.. jadi yang Lo bilang itu bener Giss??" Arissa terkejut dengan fakta yang ada.

Giska mengangguk cepat. yah benar! untuk apa Giska berbohong dengan mengarang cerita?? Unfaedah banget!

"Gue gak nyangka! ternyata Kak Agam sebangsat itu! pake ngajak adek ipar gue flashback lagi!" Cibir Nabil tak suka. Arissa mengangguk menyetujui.

"Jadi gue harus gimana??" Tanya Giska lagi.

"Yaudah Lapor aja sama Mbak Puspa! mbak Puspa orang yang baik, gak cocok sama Kak Agam yang kaya gitu"

"Iya"

Giska menatap kedua sahabatnya itu lalu mengangguk. Oke, Dia akan mengatakan kebenaran itu pada Puspa.

****

PRANGGG

Gelas-gelas yang ada di nampan terjatuh semua saat Puspa memegangnya dan ingin meletakkan ke dapur.

Ia menangis saat mendengar rekaman yang dikirim oleh Giska padanya, ia tak percaya jika Agam, orang yang paling di sayangi dan di cintainya itu tega mengkhianatinya.

"Aku gak nyangka maz.. aku gak nyangka.." Puspa menangis, tubuhnya meluruh ke lantai.

"Puspa?? Kamu kenapa sayang??" Agam datang ke dapur dan segera berjongkok ketika melihat Pupsa menangis dengan gelas-gelas pecah di depannya, wajah Agam terlihat Panik.

Puspa menggeleng.

"JAUH-JAUH KAMU MAZ!! JAUH-JAUHH!!" Teriak Giska pada Agam.

Agam menggernyit bingung melihat Giska yang seperti ini, namun di detik kemudian dia mulai faham dengan situasi. Pasti Gisksa sudah memberi tau Puspa.

Agam menunduk.

"Maaf" Lirihnya.

PLAKKK

Puspa menampar Agam sekuat mungkin, sampai-sampai Pipi Agam merah. rasanya pasti sakit! tapi Puspa tak peduli itu, rasa sakit tamparan itu tak sesakit seperti yang di rasakannya.

"Maz.. ceraikan aku" Pinta Puspa.

****

kabar perceraian Puspa dan Agam menyebar sampai terdengar ke telinga Giska dan Hisyam' Giska merasa bersalah saat ini.

"Maz, aku salah ya??" Tanya nya, saat ini ia duduk di sofa bersender pada Hisyam.

Hisyam tersenyum seraya menggeleng.
"Enggak, kamu gak salah. apa yang kamu lakukan sudah benar" Kata Hisyam yang membuat Hati Giska sedikit tenang, apalagi dengan usapan di kepalanya.

"Maz, aku harap kamu gak kaya Maz agam ya? selingkuh dari aku! enak aja aku yang cantik Tralala Triilili gini mau kamu selingkuhi! awas aja?!!" Ancam Giska dengan wajah judesnya.

Hisyam yang melihat itu tertawa geli, bukannya terlihat judes tapi di matanya Giska malah terlihat Imut.

"Enggak. Maz janji"

"Aku pegang kata-kata Maz"

IMAM DARI ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang