41 - Siapa yang Benar?

848K 54.1K 14K
                                    

gatau kenapa aku pengen cepet update WKWKWK

abis kalian banyak comment sih kemaren, boo jadi seneng deh🤪

kalo mau update cepet lg, MAKANYA COMMENT YG BANYAK!! kan jadi ngegas, aresnya lebih milih zea sih daripada boo😭

***

Jena memilin jarinya dengan sangat gelisah. Alisnya tampak berkerut, wajahnya semakin pucat.

Zea ingin tertawa sebenarnya melihat wajah ketakutan Jena. Tapi, ini bukan waktu yang tepat.

"Lo—lo tau dari mana?" tanyanya gemetar. Zea berdecih, "Apa urusannya sama lo gue tau dari mana?!"

Jena meneguk ludahnya kasar. Ia sudah menyuruh ayahnya untuk menutup kecelakaan ini dari siapapun. Saksi mata pun telah dibayar sejumlah uang yang dijanjikan. Apa ayahnya tidak becus melakukan ini saja?!

Jena menatap Zea dengan ragu, "Ze—Zea, harusnya lo gak tau tentang ini—"

"Dan kenapa juga gue gak boleh tahu tentang Kak Eros yang nyelamatin cewek sialan kayak lo dari kecelakaan itu sampe dia koma kayak ini hah?!!" Zea membentak Jena dengan kencang.

"A—apa? Eros??" ucap Jena sangat terkejut. "Iya. Lo selamat karena Kak Eros, kan? Padahal jauh lebih baik kalo lo yang koma, bahkan mati kalo bisa!"

Jena tidak lagi mendengar perkataan Zea. Kini ia mematung dengan mata kosong.

"Zea," kata Jena pelan memotong pembicaraan Zea.

"Gu—gue emang pernah kecelakaan, dan ada orang yang nyelamatin gue. Tapi, bu—bukan Eros orangnya," lirih Jena memandang Zea dalam.

Mendengar hal itu Zea terkekeh, "Bahkan buat ngaku aja lo gak bisa. Dosa lo udah banyak, mau ditambah lagi jadi pembohong?"

"Su—sumpah demi Tuhan! Gue tahu sendiri orang yang nyelamatin gue, itu bukan Eros. Dia juga gak koma, justru dia meninggal."

"Apa?!" Mulut Zea terbuka kecil dengan alis yang bertaut, lalu memajukan badannya ke depan, "Lo bilang apa??"

"Bahkan lo seharusnya gak tau tentang hal ini. Ayah gue udah nyuruh suruhannya buat nutup kecelakaan ini dari media dan dari mana pun. Keluarga korban udah dikasih uang yang setimpal sebagai gantinya."

Zea ingin tidak percaya, tapi mendengar perkataan Jena selanjutnya Zea jadi berpikir kembali, "Sialan, masa tuh orang gak bisa sih nutup kecelakaan kayak gini doang? Ayah gue udah bayar mahal, tapi kok informasinya tetep bocor aja?! Lagian kok lo malah ngiranya Eros yang nyelamatin gue sih? Dia koma bukan karena gue," cerocos Jena dengan muka kelewat kesal.

"Pantesan aja ya selama ini lo ngeliat gue kayak pembunuh haus darah! Ternyata elama ini lo kira gue penyebab Eros koma? Hell no!"

Jadi, ini yang benar yang mana? Bang Lio atau Jena?

Bang Lio Jelek🤪
Lo yakin mau ngurus masalah ini sendirian? Gue rasa Wolves harus ikut turun tangan, ini bukan cuma Eros sebagai kakak lo Ze, tapi dia juga ketua Wolves dan sahabat kita. Gue gak terima Eros diperlakukan kayak gitu.

Bang Lio Jelek🤪
Kita bakal kasih pelajaran ke Jena sekaligus Arka besok, mendingan lo dateng ke markas besok malem. Kita susun rencana disana.

Zea membaca pesan dari Lionel dengan napas memburu dan tangan gemetar. Mencoba menguatkan hatinya. Tidak, Bang Lio tidak mungkin membohonginya.

Atau mungkin berbohong?

Zea memegang kepalanya yang kini menjadi pusing. Lebih baik, ia ikuti apa yang Bang Lio katakan untuk saat ini. Hanya dengan cara itu, ia bisa tahu mana yang benar. Karena sejujurnya Zea tidak tahu harus mempercayai siapa.

ANTARESWhere stories live. Discover now