05 - Antares Sebastian Aldevaro

1.1M 70.5K 16.3K
                                    

Zea membelalakan matanya, lalu berlari ke arah Selina. Diikuti dengan Cleo, Serra, dan Karissa.

"Aduh mampus gue, kena kaka kelas dong!" kata Zea panik. "Kok lo oon banget sih bisa sampe kesana?!" ucap Karissa kesal sambil menoyor kepala Zea.

"Yah, si Selina berisik banget daritadi yaudah gue lempar aja. Mana gue tau kalo dia mau ke lapangan sebelah?!" ucap Zea dengan panik.

"ANJIR, KAK ARES YANG KENA ZEA. MATI LU!!" kata Selina sampil menoel-noel bahu Zea. Wajah Zea pucat pasi.

Aduh gimana nih? Gue gak mau ketemu dia!

"Duh, gue harus gimana dong?" tanya Zea sambil menggigit bibir bawahnya, kebiasaannya sejak kecil.

"Samperin lah gila! Lo minta maaf, jangan cari masalah sama Kak Ares deh," kata Karissa.

Gak, meskipun mereka ganteng kuadrat, tapi gue gak mau ketemu mereka. Apalagi mereka Calderioz, sebisa mungkin gue harus menjauh dari mereka. Gue gak boleh berurusan sama geng motor.

"Gu—gue gak bisa," kata Zea dengan muka memelas. "Gak bisa gimana?! Kan lo salah, ya minta maap dong! Duh, mending minta maap sekarang lo gak liat tuh Kak Ares udah bentak-bentak orang lain? Cepeten, jir!" kata Karissa.

Serra yang ngeliatin mereka cuma bisa geleng-geleng kepala aja. Kelakuan temannya emang gak ada yang bener.

"Shit. Shit. Shit!" umpat Zea.

"WHO THE HELL HIT ME WITH THIS SHIT BALL?!"

Di sisi lain Ares sedang mengamuk saat tahu bahwa orang yang melempari dia bola basket itu, tidak kunjung menghampirinya untuk minta maaf.

"Anjir, kepala lu, Res. AHAHAHAHAH!" tawa Aiden yang menggelegar.

"Diem. Cari siapa yang lembar ini bola!" perintah Ares. Begitu tahu Ares sedang marah, Moreo menepuk-nepuk Aiden dan menyuruhnya untuk berhenti tertawa kalau masih sayang akan nyawanya.

Mereka mendatangi lapangan sebelah dan mulai membuat rusuh untuk mengetahui siapa yang melempar bola itu.

Pak Ronald? Dia sudah kembali ke ruang guru sejak anak-anak free class. Dasar makan gaji buta.

"Lo, lo yang lempar gue bola?! Ngaku anjing!" bentak Ares.

Sejujurnya lemparan bola itu tidak sakit sama sekali bagi Ares. Hanya saja dia kesal karena sang pelaku tidak meminta maaf padanya. Dan menurut Ares, hal itu melukai harga dirinya yang ia junjung tinggi.

Seorang Ares dilemparin bola dan dia gak minta maaf? Cari mati tuh orang!

Rio, laki-laki itu sedang Ares seret ke tengah lapangan.

"LO YANG LEMPARIN GUE?! JAWAB!!" teriak Ares di depan muka Rio.

"Bu—bukan gue! Bukan gue yang le—lempar lo!" balas Rio dengan gemetar. Gimana gak gemetar coba? Seorang Ares ngamuk itu gak ada lagi yang namanya ketenangan.

Awalnya Zea masih bimbang, maju atau engga ya? Sumpah, dia gak mau berurusan sama Calderioz apalagi Ares. Tapi, begitu melihat Ares mulai memukuli Rio, Zea tidak bisa diam begitu saja. Itu bukan salah Rio.

"Kalo emang bukan lo pelakunya, gue gak peduli."

BUGH!

BUGH!

"Karena dia gak muncul-muncul, lo yang jadi penggantinya!"

BUGH!

Melihat Ares yang sedang brutal, tidak ada satu pun dari antara Aiden, Moreo, Jordan, dan Megan yang memberhentikannya. Percuma! Gak bakal berpengaruh.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang