little jealous

33.6K 1.2K 27
                                    

enjoy ^^

=========++++++========

Dino POV

“ dino, kemana aja sih?? di cari’in dari tadi juga malah masih di kelas??” kata Luna nyamperin ke kelas.

“oh hai Luna, ada apa nyari’in gue??”

“gimana sih?? tadi katanya mau pulang bareng??” kata Luna kecewa.

Hah?? Masak sih aku punya janji pulang bareng Luna?? haduh, dasar Dino pelupa!! Sapa suruh sih dari tadi mikirin Lova.

Kemudian aku bergegas membereskan barang barangku dan memasukkannya ke dalam  tas. Setelah itu kami berdua berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilku. Disana aku melihat Lova yang sedang lesu bersandar di mobilnya Icha.

Tu anak kenapa lesu tak bersemangat kayak gitu ya?? Apakah ada sesuatu yang terjadi ma dia??

Dengan tanpa pikir panjang aku langsung saja nyamperin Lova dan meninggalkan Luna yang asyik dengan hapenya.

Hanya dalam beberapa menit aku sudah sampai di sebelah Lova dan berkata “ga usah di pikirin nyampe kayak gitu, kalau emang ga sanggup mending nyerah aja deh”.

Kulihat Lova yang kaget langsung menoleh kearahku dengan tampangnya yang terlihat bodoh tapi cantik.

“Loe ngapain disini??” tanyanya kaget.

“ga ngapa – ngapain. Cuman khawatir aja ma loe”

“khawatir napa??” tanyanya bingung.

“ya habisnya gue lihat tampang loe yang hopeless kayak orang mau bunuh diri. Kalau emang mo nyerah sekarang ga papa kok” kataku lagi.

“sembarangan loe, mau gue gigit lagi??!!” teriaknya kesal.

Asli beneran kangen ekspresi jengelnya dia. Haha

“hahaha.. gitu aja marah” kataku sambil tertawa.

 Kemudian dia tersenyum  jengkel kepadaku sambil mencoba menginjak kaki kiriku, tapi untung saja aku sempat menghindar. Dan hal ini membuatku tertawa terbahak – bahak.

“hahahahaha… ga kena wek” kataku sambil menjulurkan lidah kearahnya.

Kemudian  dengan jengkel dia langsung menarik tanganku dan berniat menggigitnya, tapi sebelum sempat dia menggigit tanganku, dia cepat – cepat merogoh hape yang berada di sakunya karena sedari tadi kami dengar hape tersebut bunyi..

Dengan muka yang berseri – seri dia menjawab telepon tersebut. Aku sangat penasaran dengan siapa dia ngobrol di telepon sehingga dia mengacuhkanku yang sedari tadi meledeknya.

“heii..heii!!hallo!!” kataku sambil menjentikan jariku di depannya.

“apasih!! Berisik deh!! Sana – sana!!” bentaknya padaku.

Sebelum sempat lagi aku mengeluarkan kata – kata, dia dengan ga peduli mengusirku dengan mengibas – ngibaskan tangannya seperti orang ngusir ayam.

“bukan.. bukan kakak kok, ini ada orang gila disini, ya udah aku ke gerbang depan sekarang” lanjutnya ditelepon dan kemudian mematikan hapenya.

Kemudian aku hanya memandanginya dengan heran dan bertanya – tanya  siapa yang barusan ngobrol ditelepon ama dia.

“ngapain loe masih disini??” tanyanya heran. “tuh, dicari’in ma mantan loe yang paling wow” lanjutnya sambil menunjuk Luna yang sedang clingak clinguk nyari’in orang.

Aku hanya memandangi dia dengan speechless dan aku yakin sekarang tampangku bodoh banget. Dan tanpa sadar dia langsung menginjak kakiku. Aku hanya meringis kesakitan. Kemudian dia lari pergi sambil menjulurkan lidahnya kearahku.

Entah kenapa aku jadi bete banget ketika mengetahui bahwa dia janjian ma seseorang di gerbang sekolah dan mengacuhkanku begitu saja. Tak berapa lama kemudian Icha datang dengan memegang air mineral.

“dino ngapain disini?? Bukannya mobil loe disana??” tanyanya heran.

“enggak ngapa – ngapain kok” kataku ngeles.

“owh,, eh tau Lova ga?? Tadi katanya mau pulang bareng, tapi kok kayaknya ga ada disini??” tanyanya lagi sambil clingak clinguk mencari keberadaan Lova.

“di gerbang depan noh, janjian ma orang” jawabku bete.

“janjian ma sapa?? Kak Aga??” tanyanya terkejut.

“siapa?? Aga??!!” tanyaku juga tak kalah terkejut.

Icha hanya mengangkat kedua bahunya tanda dia ga tau siapa yang lova temui.

Kemudian samar – samar aku mendengar seseorang memanggil namaku. Dan kulihat icha juga mendengarnya sehingga dia juga ikut clingak – clinguk mencari asal suara tersebut.

“sono noh” kata icha menunjuk seorang gadis yang sedang teriak – teriak memanggilku.

Luna!! ya tuhan, aku lupa kalau dari tadi dia kutinggalin di samping mobilku sedangkan aku dari tadi sibuk dengan Lova. Kemudian tanpa permisi aku langsung ninggalin Icha dan berlari ke arah Luna.

Kemudian setelah berada di hadapannya Luna, dia tak henti – hentinya ngomel soal aku yang seenaknya ninggalin dia di parkiran kayak gini. sebenarnya aku juga gak tega tapi gimana lagi, namanya juga orang lupa. Aku hanya bisa bilang maaf sambil tersenyum tulus kepadanya dan dengan mudahnya dia balas tersenyum dan memaafkanku. Aku dari dulu selalu menyukai sifat pemaafnya ini.  

Yaah, Luna adalah Luna. Dan Lova adalah Lova. Mereka tak akan pernah bisa di samakan. Bahkan cara mereka mencintai seseorang juga berbeda. Luna dengan segala pesona, perhatian dan sifat manja yang selalu bisa membuat semua cowok memuja dan jatuh cinta padanya termasuk aku. Dan Lova dengan segala kebodohan dan keunikan yang hanya di milikinya yang mampu membuat semua orang terhibur, bahagia dan nyaman apabila didekatnya, bahkan aku rasa semua orang menyukai sosoknya yang penuh dengan keceriaan. Mereka adalah bagian dari cintaku.

=========++++++=======
sebelumnya maaf jika chapter ini agak sedikit,,
makasih buat yang sudah baca, comment, vote n fans,, <3 <3<3<3<3
:))

buat next chapter mungkin agak lama (mungkin) soalnya minggu ni lagi banyak tugas (lagi), minta doanya semoga presentasiku bisa berjalan dengan lancar, hehehe..pokoknya kalau presentasi udah maju, mau ngapain juga rasanya tenang,, hehe, jadi bisa dengan damai nulis :D




You are the only oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang