🌌 tired.

1.6K 480 104
                                    

ㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wooseok menghela nafasnya lelah saat memasukin rumahnya yang kosong, ibunya sudah pasti sibuk dengan acara nikahan tetangganya itu dan ayahnya sudah pasti sibuk rapat dengan beberapa temannya untuk mengurus project baru.

Dirinya baru saja pulang camping, setelah tiga hari menginap di hutan. Dan dia benar - benar capek, tidak ada yang menjemputnya; bahkan Jinhyuk saja tidak. Jangan tanya alasannya kenapa, tapi Jinhyuk bilang kalau dia ada urusan lain.

Apa Wooseok harus percaya?

Badan Wooseok jatuh tepat diatas sofa, dengan sepatu dibukanya asal menyisahkan kaos kaki bermotif donatnya.

Dia laper tapi rasa lelahnya membuatnya dia malas untuk sekedar beranjak satu centipun dari sofa.

"Hei."

Seharusnya Wooseok tidak perlu terkejut mendengar suara itu, suara kekasihnya tapi dia tetap tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, mengingat ada seminggu komunikasi mereka tidak baik.

Sejak Wooseok melihat snpagram Byungchan dan tiga hari setelahnya dia harus pergi untuk camping.

"Kirain masih sibuk." mata Wooseok terpejam tapi dia bisa tau kalau Jinhyuk melangkah mendekat.

"Kangen tau." Wooseok mendengus kesal, dia juga sih sebenarnya.

"Salah sendiri sibuk terus."

"Ya maaf fakultas teknik lagi mau ngadain acara juga." mata cantik itu terbuka saat merasakan elusan dipipinya.

"Eh," Wooseok bangun dari acara tidurannya, "Ganti warna rambut?" tanyanya saat menyadari warna yang semula hitam itu kini berubah menjadi cokelat.

"Iya, hehe. Gimana bagus gak?" tangan si dominan sibuk meraba rambutnya dan bergaya didepan Wooseok.

"Bagus banget! Jadi kelihatan makin ganteng."

Si dominan tersenyum puas, "Byungchan yang milihin warnya bagus deh kalau kamu suka."

Sebentar, siapa?

Senyuman yang sudah terlukis indah di wajah Wooseok itu perlahan hilang, tidak ingin meninggalkan raut kecewa, "Oh. Kamu pergi sama Byungchan?"

Tanpa mempedulikan perubahan raut si manis, Jinhyuk mengangguk dengan semangat. Lagi - lagi Wooseok harus menghela nafasnya, dia lelah fisik dan pikiran.

"Aku capek mau tidur." tanpa menunggu jawaban Jinhyuk, Wooseok sudah melangkah cepat ke kamarnya. Mau menenangkan hatinya sejenak.

Serius, Wooseok itu bukan orang yang dengan mudahnya melupakan perkataan orang lain tentang dirinya, dia cukup memikirkan; terkadang hal itu bisa berdampak pada kesehatannya juga. Terutama untuk hal yang mengatakan bahwa orang lain itu lebih baik daripada dirinya.

Wooseok tidak merasa yang paling hebat kok, tapi kalau ada yang mengatakan hal seperti orang lain lebih pantas, orang lain lebih cocok maka Wooseok akan benar-benar memikirkan hal itu.

Contohnya sekarang, Byungchan lebih baik daripada Wooseok. Kalau bisa Wooseok mendadak tuli agar tidak mendengar hal itu.

Ditambah Jinhyuk yang semakin dekatㅡ sudahlah hal itu benar-benar membuat Wooseok menjadi berpikir yang tidak-tidak.

Mengalihkan pikiran dirinya memilih untuk membuka sosial media instagram itu, berharap mood membaik dia justru mendapatkan yang sebaliknya.

Snapgram milik Byungchan lagi, enggak ada yang salah kok, buat orang lain bukan Wooseok karena disitu terlihat Jinhyuk sedang di salon dan sedang mengecat rambutnya. Oh, dia baru tadi mengecatnya.

Dan lagi saat dirinya menyelam di timeline postingan Byungchan membuatnya harus menelan rasa pahit, Thanks for today. Wooseok tau betul itu cafe yang sering didatangi keduanya.

Sekarang Wooseok harus apa buat menjernihkan pikirannya?

"Wooseok, kamu enggak lapar? Aku bawa kue sama bikin teh hangat." Wooseok buru-buru mengusap wajahnya kasar, "Sudah tidur ya?" dan dengan terburu menghadap ke Jinhyuk.

"Jinhyuk kamu tadi kemana?"

"Kemana? Aku ada janji samaㅡ"

"Sama Byungchan ya?" Wooseok meringis, apa dirinya sudah tidak diprioritaskan lagi?

"Iya dia cuman nemeninㅡ"

"Iya tau kok dia emang patut diprioritaskan temanmu dari kecil, udah bareng dari masih bau minyak telon," Wooseok menunduk, sudah tidak kuat menahan air mata dipelupuk matanya, "Pasti dia lebih penting daripada aku."

"Kamu mikir apa? Wooseok dengar dulu." Jinhyuk beralih memegang pundak Wooseok dan hatinya harus ikutan sakit saat melihat si manis menangis; karenanya.

"Kayaknya kita butuh waktu sendiri Hyuk,"

Mata Jinhyuk melebar kaget, "Apa? Enggak!"

"Aku capek Hyuk, please?" hati Jinhyuk semakin sakit saat melihat wajah memelas itu, bukan menggemaskan seperti biasanya karena air mata masih menetes sedikit demi sedikit.

"Enggak Wooseok enggak! Aku turutin permintaan kamu yang lain tapi bukan ini, enggak buat yang satu ini."

"Aku capek Hyuk, capek banget dan aku butuh waktu sendiri, please?"

Jinhyuk benar-benar tidak kuat melihat kekasihnya menangis seperti sekarang, pilihan Jinhyuk sekarang tidak ada yang lain selain menurutinya 'kan?

"Oke, jangan lupa makan kalaupun kamu capek banget jangan skip makan, aku gak mau kamu sakit. Take your time, i love you."


Ya ampun kok jadi rumit?

putus enggak putus enggak?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

putus enggak putus enggak?

millions ╎ weishin。Where stories live. Discover now