🌌 film

3.1K 738 78
                                    

Jinhyuk tidak tau motivasi apa Wooseok mengajak menonton film horor.

Awalnya Jinhyuk senang saat melihat kekasih manisnya itu datang ke tempat praktik-nya, yang jarang sekali terjadi mengingat workshop mesin itu benar-benar kotor kalau kalian mau tau, datang dengan senyum secerah matahari, untuk manusia bucin seperti Jinhyuk bisa dikatakan bahkan matahari saja kalah dengan senyum Wooseok.

Dan berkata, "Ayo menonton film!" dengan semangat empat lima.

Jinhyuk tidak pernah bisa menolak permintaan Wooseok, kalian tau itu kan. Tangan jinhyuk terulur untuk mengusap rambut Wooseok, "Ayo." dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Jinhyuk tidak pernah keberatan setiap pergi menonton, Jinhyuk yang berkorban baik uang tiket atau popcorn; bukan masalah baginya. tapi, saat Wooseok kembali berseru, "Aku yang beliin tiketnya." Jinhyuk tidak mau pura-pura bohong menolak tawaran Wooseok.

Siapa manusia yang tidak suka gratis?

Dan saat Jinhyuk bertanya, "Kita mau nonton apa?" baru ia sedikit menyesal.

Seharusnya dia pura-pura bohong saja untuk menolak tawaran Wooseok, agar Wooseok tidak membeli tiket yang tertuliskan, Annabelle Come Home.

Baru saja Jinhyuk ingin menolak, "Kita 'kan udah sering nonton film action atau romance atau komedi, kali ini horor yaaaa????" tapi tatapan memelas seperti anak kucing yang minta dipungut, jangan lupakan nada manja dan rengekannya itu. Benar-benar bisa membuat Jinhyuk luluh lantak.

"Ya oke, ayo nonton."

"Sayang Jinhyuk." badan Jinhyuk diterjang oleh pelukan Wooseok.

Jinhyuk mengacak rambut Wooseok, "Sayang Ushin juga."

Untuk Jinhyuk yang pencinta film komedi atau kartun, film horor ini benar-benar tidak bagus untuknya.

Demi Olaf karakter kesayangan Jinhyuk, jantung Jinhyuk benar-benar menyerah dikejutkan oleh jumpscare sejak awal film.

Ah, kalau kalian mau fakta lucu; bahkan saat film belum dimulai Jinhyuk sudah terlonjak kaget hanya karena suara musik latarnya. Ketawain aja, bebas kok.

Wooseok aja enggak berhenti ketawa lihat tingkah Jinhyuk tadi.

"Penakut."

Merasa tertantang dengan ucapan Wooseok, Jinhyuk mempersiapkan diri.

Tapi, lagi-lagi demi karakter Olaf kesayangan Jinhyuk, Jinhyuk sudah menyerah dan memilih menenggelamkan wajahnya diperpotongan leher Wooseok. Mencari kesempatan dalam kesempitan halal bagi Jinhyuk 'kan.

Wooseok menahan tawanya, sesekali ia dengar Jinhyuk menggerutu, "Itu yang duduk dibelakang sinting ya. Film horor gini malah ketawa-ketawa berasa lihat limbad ngelucu."

Kalau saja sekarang mereka tidak sedang di bioskop mungkin Wooseok sudah tertawa dengan puas.

Sebenarnya Wooseok juga tidak seberani yang terlihat, buktinya tidak sekali ia ikut menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher jinhyuk atau menonton filmnya hanya dari sela-sela jari yang menutupi wajahnya.

Niat awal Wooseok itu, ia ingin bagaimana rasanya menonton film horor di bioskop. Ya cuman itu. Heran sebenarnya sama pemikiran dua manusia ini.

"Hyuk udahan kenapa, udah selesai ini filmnya." ucap Wooseok, ini Jinhyuk masih nempel padahal film udah selesai petugas bioskop juga udah nungguin para penonton keluar.

"Sebentar, salahin annabellenya kenapa malah ngehantuin pikiran aku." balas Jinhyuk dramatis.

Aduh, Jinhyuk mengadu kesakitan saat pundaknya menjadi sasaran empuk tangan Wooseok, "Udah pada keluar tau!"

millions ╎ weishin。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang