24. Lemonade Talk

791 117 1
                                    


Apa yang dilakukan Doyoung dan Johnny sementara dua temannya sedang asik berkencan?

Johnny berniat menghabiskan hari liburnya dengan hibernasi total. Tidur seharian seperti orang mati. Bahkan Doyoung sengaja menggangunya dengan menepuk-nepuk meja random, memukul dua botol kosong tak bernada, sekotak uang receh yang sengaja ia jatuhkan dari koleksi pribadinya dan apapun yang bisa memunculkan suara. Tapi tetap saja dia tak terganggu.

Oke, Doyoung menyerah. Dia menyibukkan diri dengan kegiatan lain. Kali ini tangannya sibuk menelfon. Berkali-kali sampai akhirnya sambungan itu terangkat.

"Kau dimana!?" Doyoung dengan masih menempelkan ponselnya di telinga, berjalan menuju pintu dan membukanya. Memasang wajah super datar menatap orang yang datang.

"Kenapa baru muncul??" Yang ditanya hanya terkekeh tanpa dosa. Doyoung mempersilahkan tamu itu untuk masuk. Menurunkan ponselnya dan memasukkan ke saku celana.

"Ingin kopi, teh atau air?"

"Lemonade, please." Doyoung memutar bola mata malas. Tapi tetap membuatkan minuman jenis baru yang dia sendiri sebenarnya tidak tahu cara buatnya.

Mari lupakan kekesalan Doyoung, perkenalkan tamu spesial yang berkunjung ke rumahnya siang itu adalah Moon Taeil. Mereka ingin mendiskusikan sebuah projek kerja prodi mereka. Karena merupakan event tahunan yang cukup bergengsi mereka tidak mau asal-asalan. Sungguh berguna dan bermaanfaat liburan Kim Doy, akhir pekan saja masih tetap sibuk.

"Nih. Jangan langsung dihabiskan, karena stok lemonku sudah habis." Menyodorkan segelas pesanan sang senior.

"Kalau begitu kau tinggal beli lagi, hehe.."

"Pakai uangmu kak, nanti kubelikan." Doyoung duduk di depan Taeil. Memeriksa kertas-kertas yang menumpuk. Sedangkan Taeil tengah menikmati angin dan lemonade dingin yang menyegarkan di kala siang hari yang panas.

"Mau sampai kapan kau akan seperti itu? Sudah lupa dengan tujuan kita?" Doyoung protes. Kebiasaan Taeil yang santai sungguh membuatnya kerepotan.

"Haha. Oke, jadi sudah menentukan Ketua Pelaksananya?"

"Sudah."

"Siapa??"

"Tentu saja aku.. Tidak ada yang lebih baik dari aku." Selanjutnya tawa Taeil bergema keras.

Disini Taeil hanya bertugas membimbing Doyoung karena tahun lalu dia yang memegang acara besar itu. Dia ingin belajar dari pengalaman Taeil tahun kemarin dan menjadikan kesalahan-kesalahan sebagai acuan untuk lebih baik lagi tahun ini.

"Oke.. Sudah punya anggota?"

"Kalau aku sudah punya untuk apa mengundangmu kemari? Sudahlah sekarang bantu aku memilih antara mahasiswa angkatanku dan mahasiswa baru yang pantas jadi pengurus."

"Saranku sih, kau kan beberapa sudah kenal dengan teman-temanmu seangkatan--"

"Tidak. Yang aku kenal hanya mereka bertiga karena kita sudah seperti... kau tahu sendiri tanpa kujelaskan."

"Haha. Oke, yasudah berikan posisi itu pada mereka. Karena memperkejakan orang yang tidak dekat denganmu akan lebih susah. Kau harus beradaptasi dulu, mempelajari karakternya, lalu bisa jadi tidak sesuai dengan ekspetasi. Jadi, kau ambil orang-orang yang menurutmu punya kemistri yang cocok denganmu."

"Kak, tahu tidak teman-temanku itu...Arghh!! Pokoknya tidak bisa!!"

"Apa sebegitu buruk?" Doyoung mengangguk dan memasang muka menyedihkan.

FRIENDS || John • Jae • Yong • Young ✔Where stories live. Discover now