16

14.6K 563 6
                                    


                          Part 16
Elvansa sakit, kabar itu sampai di telinga sang Bunda Ratu. Nyonya wijaya kusuma, seorang Ibu tunggal membesarkan putranya sendiri dengan usaha dari nol berubah banyak menjadi pengusaha terbesar lokal maupun Internasional. Usia beliau sudah bukan remaja lagi namun penampilan dan kecantikan beliau sejajar dengan remaja yang  berusia 25 tahun. Terlihat awet muda dan kaya raya, tidak sedikit mata lelaki seumurannya yang menginginkan dia, namun ke angkuhan dan sikap dinginnya membingkai hati nurani beliau hingga membuat perasaan dia membeku, arti cinta abadi lempar saja pada Anjing, beliau tidak akan pernah mempercayai yang namanya cinta. Pernikahan Elvansa penerus keluarga Sastra wijaya sudah di atur dari usia muda, tidak seorang pun yang bisa membatalkan rencana pernikahan ini. Walau Elvansa sekalipun.

Porsche panamera mobil mewah yang di pakai orang kaya terparkir mulus di pinggir jalan. Tak jauh di depannya tempat tinggal keluarga Elmira.

"Kau sudah memastikannya terlebih dahulu?" Suara merdu terdengar dari kursi penumpang.

"Sebelumnya sudah ada informasi, rumah di depan sana adalah tempat tinggal wanita yang bernama Elmira rahmawati." Orang kepercayaan sekaligus Asisstant pribadi Nyonya Wijaya kusuma menjabarkan temuannya dengan mantap.

Orang kaya memang berbeda, baru satu hari mendengar info kebenaran putranya yang tergila-gila dengan seorang wanita miskin, namanya saja  belum di ketahui. Tetapi bagi Nyonya kaya ini semua itu perkara mudah. Dia menyewa ahli di bidangnya penyelidikan. Sampai biodata lengkap Keluarga Elmira kini berada di genggaman Nyonya kaya itu.

"Ada kabar terbaru dari perempuan itu?" Wendi mematung di depan kaca mobil. Merapihkan dua tangannya di depan.

"Katakan saja?" Balas Nyonya wijaya.

"Perempuan itu akan menikah minggu depan, pernikahan yang sederhana. Saya hanya memikirkan perasaan Tuan muda? Jika dia mengetahui, mungkin perasaannya bisa hancur."

Menanggapi ucapan Wendi dengan ketenangan. "Jangan cemaskan putraku! Kau urus saja pernikahan wanita itu dengan baik. Jangan sampai ke luarganya tahu,  lelaki yang menikahinya orang kita."

"Baik!." Wendi mengangguk patuh. Kemudian dia masuk kembali kedalam mobil.

****
Kamar itu gelap gulita, sedikit cahaya yang masuk melalui celah nampak diri Elvansa tengah bermesraan bersama wanita. Dalam keadaan polos tanpa pakaian melekat di tubuh mereka, berulang kali suara serak  basah memekik di telinga Elvansa mengulang dan mengulang. Jari-jari tidak cukup terampil meraba di atas dada Elvansa, mereka saling bercumbu tidak menghiraukan suara bising di luar sana. Rambut ikal yang panjang menutupi sebagian wajah, wanita. Ia sibakan nampak kedua binar mata dan hidung, bibir mungil tanpa polesan, Elvansa mengenal wanita di bawahnya.

"Elmira!..ternyata kau? Elmira!" Detik jam dinding menghitung menit. Sosok lelah itu terperanjat, bermandikan peluh rasnya bergetar bibir itu melafalkan nama Elmira!

"Kau sudah sadar Elvan?" Hermawan memasang wajah senyum menyambut kembalinya Elvansa setelah jatuh pingsan di balkon.

"Apa yang terjadi? Kau kenapa disini?" Elvansa duduk bersender. Tangannya mengambil handuk basah di dahi.

"Kau pingsan Elvansa! Demammu cukup tinggi, Dianalah yang menghubungiku meminta merawatmu karena sepertinya kau ada masalah dengannya. Tiga puluh menit yang lalu dia kemari namun pergi lagi, karena perusahaan membutuhkannya, kau sudah merasa baikan Elvan?"

"Aku baik, tetapi mimpi ku sangat aneh? aku tidak tahu semua Real atau bunga tidur, semua terasa nyata bagiku." Elvansa turun dari atas ranjang walau Hermawan mencegahnya.

"Kau masih lemah, istirahat saja!  ada yang kau butuhkan? Aku Dokter yang merawatmu tetapi aku juga sahabat yang merawat temennya."

"Ini sangat membingungkan, tetapi bisakah kau bawa aku menemui Elmira?" Pinta Elvansa wajahnya memelas.

will you marry me Sudah TerbitWhere stories live. Discover now