9

17.4K 668 13
                                    

                             Part 9
Elmira muntah. Apa yang terjadi padanya sekarang? Mungkin dua Atasannya sudah berpikir ke arah sana? Elmira pasrah.

Dan ternyata Elvansa mengikuti Elmira ke kamar kecil, sampai di sana dia melihat wanita itu tengah mengeluarkan isi perutnya, Elvansa mendekati Elmira lalu membantu wanita itu, menepuk -nepuk punggung Elmira, memijitnya dengan lembut membuat Elmira merasa lebih baik. Setelah puas mengeluarkan semuanya. Elmira bisa bernapas dengan lega. ia baru menyadari ada Direktur Deltatex.

"Ambil ini! Bersih kan sisa nya!" Elvansa memberikan sapu tangan ke tangan Elmira.

Elmira membeku, pria tampan itu begitu perhatian kepadanya walaupun dia bukan pegawai di perusahaannya. Yang membuat Elmira takjub Direktur muda dan tampan ini tidak merasa jijik melihat Elmira muntah.

"Terimakasih pak. Maaf merepotkan." Elmira menerima kebaikan Elvansa. Setelah menggunakannya dia kembalikan.

"Maaf, saputangannya jadi kotor. Terimakasih." Elmira mengembalikan pemberian Elvansa.

"gunakan saja! Sepertinya kau harus membawa barang ini."

Elmira jadi membeku. "Sekali lagi terimakasih." Dia mengambil saputangan itu kembali, lalu menyimpan di saku.

***
Elvansa merenung di kamar, pertemuan siang tadi membuatnya memikirkan perempuan yang sudah ke empat kalinya bertemu, seperti takdir yang harus bersatu. Di dalam situasi yang sama pula. Elvansa tidak mengerti mengapa Elmira bisa mengalami mual sepertinya? Namun lamunannya harus pecah saat Diana datang mengacaukan.

"Rupanya kau disini? Aku membawa buah-buahan segar untukmu."Diana menunjukan beberapa keresek buah- buahan di tangannya, dan Elvansa menggeram kesal karena kehadiran Diana sangat mengganggu.

"Hei! aku sudah bilang kalau masuk permisi dulu! ini rumahku! Bila nanti aku punya pacar, kau mau melihat kamesraan kami?"

Diana mencibir ucapan Elvansa. Cih..sudah bagus aku membawa buah untukmu, lagian sekarang kamu tidak punya pacar! Siapa yang mau jadi pacar dari lelaki penyendiri seperti itu!"

" yah! Kau memarahiku? Baiklah terserah kamu! Susah kalau ngomongin cewek sableng! Mana buahnya? Taruh di lemari pendingin!

"Cieh...dasar! Galak. Tapi buah nya mau." Diana memberikan sekresek buah segar ke pangkuan Elvansa. Kemudian melangkah pergi.

"Diana tunggu! Bisa kita bicara?" Elvansa ingin menanyakan penyakitnya membandingkan yang di alami juga oleh Elmira. Dan wanita ini satu-satunya teman curhat.

"Duduk di sini!" Elvansa menepuk samping tempat tidurnya.

Diana jadi ragu. Otaknya jadi mesum. Mungkinkah sahabatnya ini kesepian? Sehingga mencari pelampiasa padanya? Diana masih memutar video mesum di otaknya saat Elvansa menghapus semua otak mesumnya dengan memangggilnya.

"Yah!! Kau lagi mikir apa? Cepat duduk!" Elvansa menggapai tangan Diana, menarik ke sisian bed.

Diana mengerjap sadar. Saat dirinya sudah duduk di samping Elvansa.

"Kau tahukan perempuan Dari perusahaan Garmen yang bekerja sama dengan kita?"

Diana mengiyakan dengan anggukan.

Elvansa makin bersemangat memaparkan pikiranya. "Perempuan Asisstant Desainer itu Elmira namanya. Tahukan kau dalam kunjungannya dia mual di hadapan kami waktu jamuan siang, dan membuat aku heran? Kenapa aku merasa Elmira dalam situasi sama dengan ku? Atau jangan-jangan dia memang mengidap penyakit yang sama?" Wajah Elvansa nampak di liput tanda tanya.

Diana mulai berpikir?...

"Tiba-tiba mual? dan muntah wajah nya juga pucat? mungkinkah wanita itu ham---?" Diana motong ucapannya membuat Elvansa makin penasaran.

"Diana! Apa itu ham?" Tanya Elvansa berwajah polos.

Diana melirik Elvansa dengan bibir sedikit terbuka. "Mungkin kah wanita itu tengah berbadan dua?" Ucap diana menyambung.

Elvan mengerenyit aneh, tidak mengerti ungkapan berbadan dua apa?

"Yang serius! Maksud kamu berbadan dua apa?" Tanya Elvansa balik.

"Begini maksud aku mungkin kah wanita itu hamil, karena ciri-ciri nya sangat terlihat seperti itu! bila wanita yang tengah hamil muda dia akan mengalami mual saat mencium bau masakan atau bau- bau yang menyengat, dia akan muntah mengeluarkan semua isi di dalam perutnya, itu yang aku tau."

Elvan sedikit shok dengan jawaban Diana tentang Elmira.

"Jangan menyebar gosip tidak benar diana! mana mungkin kamu bisa menyimpul kan wanita itu hamil? Tidak mungkin itu terjadi, dia bukan wanita sembarangan. dia wanita baik-baik, bukan seperti itu! ahh... sudah lah kamu tidak tau. lebih baik bertanya pada Hermawan ."

Diana menggeleng, melihat tanggapan Elvansa.

"Dengar Elvan! itu hanya dugaanku bila kamu ingin mengetahui nya langsung tanya kan saja kepada wanita itu!"

"Tapi diana! mana mungkin aku menanyakan langsung tentang itu? bukankah sangat aneh bila aku tiba-tiba begitu?"

Diana menarik napas dalam. "Elvan kenapa sih kami ini? Kenapa mendadak ingin tau tentang wanita tidak jelas itu? Menjengkelkan."

"Bu bukan begitu, aku hanya penasaran. ya, sudah lebih baik aku tanyakan langsung ke orangnya."

"Tanyaakan saja langsung! Saat itu kamu akan tau kebenarannya."

Elvansa mengangguk setuju, tapi pikiran nya benar benar kacau, karena dia juga pernah merasakan hal seperti itu juga.

"Jika Elmira hamil, lalu aku ini apa?apa aku hamil juga seperti yang kamu kata kan barusan? kamu tidak ingat! Aku pernah merasakan hal yang sama seperti Elmira. apa mungin itu terjadi pada lelaki? Itu tidak mungkin kan?"

Diana menutup bibirnya sendiri. Jika seperti itu akan ada berita Sang Direktur Deltatex hamil muda? Diana jadi terkekeh geli.

Elvansa cemberut, "kau pasti sangat puas kan Diana?"

Diana mengangguk saja. Tawanya tidal bisa ia tahan. Diana menarik napas saat tawa itu mereda.

"Kasus mu memang sama ,tapi berbeda kamu laki-laki tidak mungkin hamil, sedangkan dia wanita, bila dia mual dan muntah bukankah itu bertanda dia tengah berbadan dua? sudah lah! lebih baik tanyakan saja pada orang nya! siapa tau jawabannya hamil."

"Ish..kau ini?" Elvansa geram. Dia cemberut menatap Diana.

***

Dan epek tanya jawab bersama Diana membuat Elvansa tidak bisa tidur. Kantung matanya menghitam selerti mata panda. Namun walaupun kurang tidur dia harus pergi ngantor.

Elvasa nampak mengerikan. seluruh pegawainya menatap dia dengan aneh. ada apa dia?kenapa penampilan nya sepeti itu?apa Direktur kita tidak pulang atau sedang putus cinta? Itu semilir angin segar yang terdengar di telinga Diana saat Elvansa berjalan melewati kubikel pegawai.

"Ya ampun, mereka masih menggosip juga?"

...
Lima menit kemudian Elvansa keluar dari ruangan, dia tidak akan tenang sebelum mendengar kabar dari Elmira.

"Pak anda mau kemana?" teriak Diana menghentikan langkah Elvansa.

"Aku tidak ingin terus seperti ini? Aku akan menemuinya sekarang."

Elvansa berlalu dari hadapan Diana, tidak memberikan waktu menjawab.

"Ta tapi..?"

Ucapan Diana mengambang di udara, saat punggung lebar Elvansa menjauh dari pandangan nya.

Elvansa berniat mencari Elmira di tempat kerja.

will you marry me Sudah TerbitWhere stories live. Discover now