Chapter 7 : Sosok Misterius

21 2 7
                                    

"GYAAAA!!!"

Noel dan Nicola berlari kencang dengan wajah ketakutan menuju ke Napoleon yang sedang asyik menonton film horor bersama Rapp di depan tv.

"UWAHHHG!!!" dan si kembar kembali berteriak saat melihat tayangan televisi di dekat mereka.

Rapp mengerutkan dahinya sedangkan Napoleon hanya tertawa lalu membawa kedua adik kembarnya itu ke dalam pelukannya.

"Kenapa kalian berteriak-teriak seperti itu? Film ini tidak terlalu menakutkan tahu!"

"Uhhh kak Napo..." Nicola mengangkat wajahnya lalu menunjuk ke arah dapur, "Ta-tadi di dapur ada sosok yang menyeramkann!"

"Hah?"

"Nicola benar kak Napo! Uhhh itu menyeramkann" Noel pun membalas sembari melirik takut-takut ke arah dapur yang gelap.

"Memangnya apa yang kalian lihat?" Napoleon pun berusaha untuk mengikuti 'permainan' si kembar. Biasanya mereka sengaja melakukan ini agar mendapatkan perhatian darinya.

Noel dan Nicola memang lebih dekat dengan dirinya dari pada kakak-kakak nya yang lain. Napoleon sendiri pun tetap berusaha mengajak adik kembarnya itu untuk bermain ditengah kesibukannya sebagai pengacara, yang cukup padat.

"Rambutnya acak-acakan."

"Wajahnya putih pucatttt."

"Bawa pisau dapur!"

"Matanya memandang kami berdua tajam!"

"Pokoknya seram kakkk!!" Ujar Noel dan Nicola kompak.

Napoleon dan Rapp saling pandang, mendadak film horor yang tengah mereka lihat kini tidak menarik perhatian mereka lagi.

"Mungkin itu hanya perasaan kalian," ujar Rapp.

"NGGAK MUNGKIN!!" Nicola tiba-tiba berteriak, "Kalau nggak percaya, lihat saja sendiri!" Tantangnya.

Takk... Takkk...

Suara ketukan dari arah dapur mendadak membuat mereka semua terdiam.

Keheningan melanda mereka berempat. 

"Ya kan, ada orang aneh yang menyeramkan di dapur. Ba-bagaimana kalau itu... Pembunuh?"

Bersamaan dengan itu. Lampu di rumah tiba-tiba saja mati. Gelap gulita.

"Ah, aku lupa memberitahu kalau ada pemadaman listrik malam ini..." Rapp pun berkata kemudian.

Suasana pun kembali hening.

Napoleon meneguk ludahnya.

Sedangkan si kembar sudah memeluk pinggulnya erat-erat. Ketakutan setengah mati.

"Charle! Chasse! Esen!! Kalian tidak keluar?!!" Napoleon pun berteriak memanggil adik-adiknya. Heran kenapa mereka tidak segera keluar di tengah gelap gulita ini.

Hening, tidak ada balasan apapun dari mereka.

Suara telapak kaki yang terdengar pelan semakin membuat suasana mencekam. Ketiga orang yang dipanggil pun tidak segera menampakkan diri.

Lalu... Suara telapak kaki siapa itu?

"Bagaimana ini kak... Bagaimana kalau mereka sudah dibunuh sama pembunuh dari dapur ituuu!"

"Hush! Mana mungkin! Tidak ada pembunuh yang berkeliaran disini, kalau ada aku pasti tahu!" Napoleon menyela cepat.

Itu pasti hanya perasaan si kembar.

Tidak mungkin ada pembunuh berkeliaran yang mengambil kesempatan saat ada pemadaman bergilir.

Tunggu...

Kode : 1014-FRSWhere stories live. Discover now