49

12.3K 1.5K 468
                                    

       Malam penuh bintang yang biasanya Raffa sukai kini mendadak Raffa benci. Karena apa? Karena ia membenci saat-saat mengenang tentang semua kenangannya bersama Bella dan juga Diandra pada masa dulu. Dimana keadaan belum berubah runyam seperti saat ini.

Sunyi dan kesepian, itu lah yang Raffaa rasakan saat ini. Dan keadaan ini pula yang selalu dia benci dalam hidupnya. Dia benci kesepian, dan dia benci sendirian.

Ujian Nasional yang ia jalani beberapa hari ini akhirnya selesai. Meskipun ia sempat mengalami gagal fokus karena pikiran nya terus tertuju pada hubungan nya dengan Bella dan Diandra. Namun itu tak berlangsung lama, papa dan mama nya cukup memahami keadaan Raffa dan terus memberi support agar Raffa bisa kembali bangkit dari keterpurukan nya.

Raffa tengah termenung di balkon kamarnya sendirian. Ia merasa tak ada gairah sama sekali hari ini. Apalagi saat Bima berpamitan akan ke Singapore terlebih dahulu untuk menemani kemoterapi.

Raffa sengaja tidak ikut dengan Bima karena Bima takut kalau Bella tidak suka ada Raffa disana dan membuat nya semakin drop. Namun bukan berarti Raffa tak kesana, ia akan kesana saat kondisi Bella mulai membaik.

Ia membuka kembali handphone nya yang menampilkan foto dirinya yang berada di tengah, sedangkan di samping kiri dan kanan nya ada Diandra dan Bella yang tersenyum ceria.

Dalam foto itu, ia ambil saat keadaan masih baik-baik saja. Ia tak mengira sebelum nya, bahwa hal buruk ini akan terjadi begitu saja.

"Kak ... "

Raffa menoleh ke sumber suara.
Jemi berdiri di belakang nya, setelah itu ikut duduk di samping nya.

"Mama suruh kak Fa makan, dari siang belum makan kan?"

"Iya nanti Jem," jawab Raffa tak begitu peduli.

"Jangan kayak cewek deh, kalau lagi galau mogok makan!" ucap Jemi kesal saat Raffa tak menuruti permintaan nya.

Raffa tersenyum tipis "lemah banget ya gue. Ketauan banget kalau kurang pengalaman."

"Bukan masalah lemah enggak nya sih, tergantung lo nya aja mau nyikapin masalah ini kayak gimana."

"Bella dulu selalu ada buat gue, selalu buat gue nyaman, selau buat gue bahagia. Tapi apa balasan yang gue kasih," Raffa tersenyum miris sembari memberi jeda ucapannya. "Gue sakitin hati dia."

"Lo emang salah, tapi lebih salah lagi kalau lo cuma sedih-sedihan gini aja. Temui kak Bella, minta maaf," ujar Jemi.

Raffa tersenyum gemas ke arah Jemi dan mencubit pipinya kencang "lo nggak tau keadaan yang sebenarnya, adek gue yang cumil ... "

"Ishhh ... Sakit tau!" Jemi mengusap pipinya yang di cubit Raffa.

"Bella nggak mau ketemu gue, dia fikir kalau gue cuma kasihan aja sama dia pas lihat kondisinya."

"Lo harus ketemu kak Bella, lo yakinin dia kalau lo itu tulus. Kalau kerjaan lo cuma galau-galauan aja nggak bakal ngerubah keadaan," ucap Jemi.

"Pasti, tapi sekarang bukan waktu yang pas."

"Kenapa emang?" Tanya Jemi.

"Kondisi Bella belum stabil, nanti takutnya dia bisa drop pas lihat gue ada di sana."

"Oh ... "

Raffa kembali terdiam dan memandangi langit dengan perasaan hampa.

"Seharian lo belum godain Jena, keluar yuk!" Jemi menarik tangan Raffa agar ia mau berdiri.

Akhirnya, dengan malas Raffa ikut berdiri dan keluar dari kamarnya menuju ruang keluarga.

"Ya ampun Raffa! Kamu belum mandi?" Gertak Nabilla kesal. Pasalnya baju yang Raffa pakai hari ini adalah baju yang ia pakai tadi pagi.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang