[ Chapter 3 of 3 | Part 7 of 7 ] " One Year Later / 일년 후 "

444 8 0
                                    

Berakhir. Usai sudah. Detik dan menit berlalu di hembus angin musim dingin di kala malam yang amat menusuk. Kepulan – kepulan asap putih terbentuk dari hembus nafas aku dan dia. Saling tatap. Terpantul bayang masing – masing meski samar. Ya. Satu tahun. Satu tahun terhitung dari tahun 2011 silam. Dua tahun dimulai dari thaun 2010. Hari ini tepat dua tahun dia utarakan rasa yang telah sangat jauh terlambat. Penyataan cinta untuk Seo Joo Hyun.Pada Upacara Kelulusan kami di tahun 2010 silam. Mengenakan seragam yang berbeda kembali. Pesta kelulusan sekaligus pesta perpisahan antara aku dan dia.

Takdir memang tak izinkan aku dan dia untuk menjadi satu. Menjalin cinta. Hidup dalam aroma cinta yang tumbuh kian subur dalam ladang kalbu kami. Merekah dan mekar begitu bergelora. Bersemi dengan teramat cantik. Takdir lah yang memberi celah padaku untuk dapat mencapai gerbang hatinya. Mengetuk. Menanti hingga gerbang megah itu dapat terbuka untuk dapat ku masuki. Bersabar dan berharap. Menabung asa dalam masa penantian. Tanpa lelah dan penat. Hanya kecemasan dan gundah yang setia dampingi masa tunggu ku. Begitu ingin masuk dan menduduki singgasana bersama ia. Sungguh.

Detik , menit , jam , hari , dan bulan. Sungguh tega bergulir dengan cepat. Gerbang itu tak kunjung terbuka. Tak ada daya pula untuk menariknya kuat agar setidaknya ada celah kecil untuk aku dapat memanggil sang pemilik singgasana di dalam sana. Nihil. Kosong. Hambar. Hampa. Tak ada rasa. Penantian ku percuma. Berbuah udara. Tak ada guna. Kecewa dan berduka. Itu lah yang akhirnya ku rasa. Sebagai bentuk penghargaan atas asa ku terhadap sosok dirinya. Betapa sesak di dada. Tiada terkira. Sakit sekali rupanya. Entah mengapa. Begitu hebat mendera. Bathin tersiksa. Penuh nestapa dan lara. Bulir – bulir hangat melelah dari ujung mata. Terus mengalir tanpa jera. Oleh karena sebuah rasa bernama cinta. Cinta. Cinta. Cinta.

Pada 14 Februari 2009.

Hari bersejarah dalam historia hidup ku. Sebuah kado berupa cokelat buatan tangan sebagai bentuk ungkapan rasa dari Seo Joo Hyun terhadap Kim Ki Bum. Rasa yang tulus dan menggebu. Pertama dalam setiap penggal hidup ku. Rasa cinta yang pertama kali di cicipi oleh akui. Cinta Pertama. My First Love. Tahun yang sama pula ketika ku peroleh sebongkah rasa bernama Patah hati dari dirinya. Pria pertama yang kuasa membuat jantung ku berdegup sangat kencang dan menghasilkan detak – detak aneh dan ganjil. Pria itu ajari aku bagaimana sebuah rasa Broken Heart bekerja dan berfungi optimal ketika pernyataan cinta mu di tolak oleh seorang yang terlampau kau harap kan jawaban iya dari ia. Heartbreaker.

Pada 14 Februari 2010.

Dia ungkapkan rasa yang terpendam sekian lama. Baru terjaga dari alam keraguannya. Sadar bahwa ternyata dia cinta. Amat lah terlambat untuk katakan cinta. Tak ada waktu untuk coba terima. Gerbang hati ku seolah sangat berat untuk terbuka saat ia coba ketuk dengan pelan dan lembut. Berat sekali. Meski penuh rasa tulus yang memanggil dengan syahdu. Begitu halus dan murni. Ku katakan pada ia untuk kembali tepat satu tahun akan datang jika sukma nya masih miliki debar – debar yang mengindikasikan bahwa ia cinta aku. Tanpa janji bahwa aku akan terima rasa itu. Datang pada ku dengan asa.

Saat ini , hati tak lagi sama layaknya dahulu. Telah tersayat dengan amat perih. Panah cinta yang menusuk ke ulu hati tetambat dengan amat pedih. Tak sanggup ku cabut. Sakit. Enggan asa untuk berharap jauh pada dia. Cukup. Sudah lah. Cukup hingga di sini. Tak ada rasa untuk bersama meski cinta tetap abadi di sini. Tak ada asa untuk mencinta lebih lama dan bersatu pada akhirnya. Sudah. Suda lah. Usai. Akhiri semua. Tak ada rasa seperti dahulu. Rasa bernama cinta yang berputar 180 drajat di banding kan dulu. Sungguh tak sama. Hanya rasa bernama cinta yang hambar. Tanpa rasa manis ataupun pahit yang terasa. Hambar.

Pada Februari 2011. Ia kembali dari studi nya di Harvard University Jurusan Hubungan Internasional. Akhirnya ia putuskan untuk menimba ilmu di luar Korea Selatan. Sisi positifnya adalah setidaknya ia dapat bertemu sang ibu dengan intensitas lebih banyak di sana. Ya. Bibi bekerja dan menetap disana bersama ayah tiri serta 2 adik perempuan tiri Ki Bum. Ayah kandung Ki Bum bermukim di kawasan San Fransisco. Membina keluarga baru pula bersama ibu tiri Ki Bum yang keturunan Amerika-Korea. Sedangkan aku tetap melanjutkan pendidikan di Konkuk University seperti yang kudamba selama ini. Fakultas Kedokteran Hewan Konkuk University.

Untuk kesekian kalinya , dia utarakan maksud hati terhadap aku yang tetap tak bergeming dari ketetapan semula. Diam tanpa ada yang berubah dari 1 tahun silam. Tak kusangka ia hadir di hadap ku kembali. Hari ini tepat 1 tahun berlalu ketika ku nyatakan bahwa ia harus kembali untuk temukan jawaban pasti atas tanya yang selalu mengelayuti pikir dan bersemayam dalam kalbu akan rasa ku terhadap ia yang tak jera mengaku bahwa ia menyesal abaikan rasa yang sejatinya bersemi indah di masa – masa silam kami. Pernyataan cinta.Aku tetap bersikukuh pada posisi ku. Sama. Tak ada yang berubah dari tahun lalu.

Jendela hati masih erat mengatup. Tak ingin membuka. Enggan dan masih berat. Kian hampa rasanya di dalam sini. Terasa kian hambar. Tanpa rasa yang bergelora layaknya dulu. Rasa bernama cinta yang tetap hambar. Tawar. Mati rasa.Harapan nya di tahun 2011 pun pupus sudah. Malam itu , ku katakan padanya untuk kembali menemui aku satu tahun ke depan. Memberi celah harap bila mungkin ketetapan kalbu ku akan goyah dan kembali membuka gerbang cinta untuk ia. Kemudian , kembali ku tawari ia agar dapat hadir menemui sosok aku di tahun depan. Tepat di tanggal yang sama. Ia berjanji.

Pada 14 Februari 2012.

Malam di musim dingin yang kian menusuk. Dia hadir kembali. Datang pada ku. Menabung asa yang sama akan apa lah jawab ku nanti atas tanya yang sama pula seperti tahun – tahun silam. Entah berapa tahun lagi harus berlalu agar jawab ku atas satu tanya itu akan berubah. Kapan kah masanya ketetapan hati ku ini akan goyah. Memberinya rongga untuk masuk dan mengisi kalbu kembali. Merajut kisah – kisah manis kembali. Bersama. Menyatu dalam balutan aroma cinta. Bersuka cita. Bahagia. Namun , tahun ini pun sama.

Pernyataan yang tak beda terlontar dari bibir ku. Ya. Kalimat yang persis seperti di tahun lalu. Entah kali ini ia akan terima tawaran ku dan tepati janji layaknya tahun – tahun silam. Atau kah ia jenuh dan memlih berpaling. Kemudian jauh , jauh , dan hilang. Pergi dan tak akan kembali. Entah lah. Rasanya memang selalu berat menatap pada punggungnya yang agak gemetar di serang butir – butir salju nan membekukan. Melangakah kian jauh hingga tak lagi dapat kutangkap raganya nan kekar. Meski tak menahan sosok itu untuk tak beranjak begitu jauh dari aku.

Namun hati ini tak mampu ku pungkiri bahwa aku butuh sosok ia. Berharap ia ada di sini. Temani tiap musim dalam hidup ku. Ditahun – tahun silam dan tahun – tahun yang akan datang yang telah menanti kami untuk dapat bersama. Namun , ini begitu sulit. Tak ingin melepas dan tak kuasa menahan. Aku bagai tertular sindrom yang semula menyerang psikis Ki Bum. Aku seolah mengidap sebuah penyakit takut memiliki-melepas. Dimana penyakit yang amat lah menyakitkan itu dahulunya menggerogoti detik demi detik dalam harian Ki Bum. Ketika bocah itu sembuh dari penyakit yang menderanya. Penyakit itu justru kini bersarang dalam jiwaku. Tanpa tahu aku bagaimana usaha penyembuhannya. Sekujur tubuh bagai beku oleh hawa musim dingin. Tak ada geming. Kaku. Satu tahun pun berlalu tanpa ada perubahan. Ini sungguh lah sulit. 

Tahun 2012 saat ini. Sama. Ia pergi dan entah akan kembali tahun 2013 mendatang atau kah tidak. Jenuh atau kah masih tetap akan setia. Selalu ingin agar mampu hentikan rangkaian asa akan hadir ia di hadap ku kelak. Tetap tak kuasa redam sisa rasa itu. Hanya lah sepenggal kalimat yang terbentuk dari gerak bibir ku. Terasa sungguh berat ketika mengucap. Sesak. Perih. Takut.

“ Kembali lah pada ku satu tahun akan datang. “

---   THE END  --–

🎉 Kamu telah selesai membaca [ FF Project ] " One Year Later / 일년 후 " 🎉
[ FF Project ] " One Year Later / 일년 후 "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang