#5

17 2 0
                                    

Scott menghentikan langkah menuju Vios silvernya di lapangan parkir. Sesosok gadis berdiri di depan mobil yang terparkir tepat di sebelah kendaraannya sendiri. Senyum manis mengembang di bibirnya saat ia tahu gadis itu juga tengah menatap ke arahnya.

"Hei, Av," sapa Scott begitu mereka hanya terpaut jarak dua langkah. "Menunggu Jorge?"

Aviva mengangguk pelan. Ia membetulkan letak tas selempang di bahunya dan bertanya pada Scott sesantai mungkin.

"Sudah menemukan pasangan buat ke prom, Scott?"

"Belum," jawab Scott cepat. Ia mengerjapkan mata sembari mendekati Aviva selangkah. "Kau bagaimana?"

Aviva mengangkat bahu cuek. "Belum juga. Hei, aku berubah pikiran. Bagaimana kalau kau ajak aku sekali lagi, dan kali ini akan kuiyakan."

Senyuman Scott kian melebar. "Maukah kau jadi pasanganku ke acara prom night?"

Aviva mengangguk pelan sembari mengulas senyum tipis. Scott mengepalkan tinjunya ke depan badan, tanda senang dan bersemangat. Jorge datang tak lama kemudian, membuat Scott bergegas menyingkir dan mendekati mobilnya sendiri. Ia sempat melambaikan tangan ke arah Aviva sebelum masuk ke dalam Vios silver itu.

"Biar kutebak," celetuk Jorge begitu ia duduk di balik kemudi. "Kau baru saja mengiyakan ajakan Scott ke prom."

"Kan sudah kubilang, mungkin salah satu ajakan mereka akan kuiyakan menjelang hari H."

"Dasar kau," Jorge nyengir sambil memasukkan gigi. "Cewek sok jual mahal."

Aviva tertawa kecil, berharap tawa itu mampu meredam rasa sakit yang kembali muncul karena Jorge mengaku menyukai Julie.

***

"Dani, aduh..."

Marc menatap nelangsa ke arah Dani. Sahabatnya itu akhirnya memutuskan datang ke acara prom, walau sampai sekarang ia belum juga punya pasangan untuk menemaninya. Sudah diputuskan kalau di antara mereka berdua Marc-lah yang akan bawa mobil karena dia juga harus menebengi Suzy. Dani ikut dalam mobil Marc, ia baru saja keluar rumah saat Marc menatap nelangsa ke arahnya.

"Apa?" Tanyanya cuek.

"Ini malam prom, Dan! Rapikan sedikit pakaianmu, dong."

"Iya...iya..." jawabnya sambil mengancingkan jasnya. Namun Marc masih menatapnya dengan dahi berkerut.

"Apa harus aku yang memasukkan kemejamu ke dalam celana?"

"Iya...iya... Ya ampun Marc, belum sampai sekolah saja sudah rempong."

"Trus kenapa kau duduk di depan? Di situ kan buat Suzy nanti."

"Kau lebih cerewet dari Nenekku," gerutu Dani sambil keluar dari dalam mobil dan pindah ke kursi belakang. Ia memastikan pakaiannya sudah rapi jali saat Marc menghidupkan mesin.

"Alex tidak ikut? Dia jadi MC kan malam ini?"

"Sudah duluan," jawab Marc sambil berkonsentrasi pada jalanan di depan. Rumah Suzy lumayan dekat dari sekolah, tapi tersembunyi di dalam gang. Otaknya mencoba mengingat-ingat dengan lebih jelas detail rumah Suzy.

"Kau yakin ini rumahnya?" Tanya Dani begitu mobil berhenti di depan pagar sebuah rumah bercat putih.

"Suzy bilang di tembok dekat pintu pagarnya ada tulisan hangul. Jadi pasti ini."

Prom QueenWhere stories live. Discover now