#2

34 3 1
                                    

Tiga minggu sebelum malam prom, kandidat untuk Prom King dan Prom Queen diumumkan. Pengumumannya ditempel di depan laboratorium dan segera saja tempat itu dipenuhi anak-anak yang penasaran siapa saja calon raja dan ratu di malam pesta perpisahan nanti.

Suzy menarik-narik tangan Julie menuju laboratorium. Ia berharap sekali namanya akan tercantum sebagai kandidat Prom Queen, walaupun ia yakin pemenangnya akan tetap Aviva.

"Jul, Jul...kau bisa mendesak ke depan, tidak?"

"Aduh...penuh sesak begini..."

Suzy berusaha berjinjit sembari menyikut kanan kirinya demi bisa merangsek ke depan. Setelah jaraknya hanya tinggal selangkah lagi, dipicingkannya matanya untuk melihat daftar nama yang terpasang di sana.

Kandidat Prom King tidak terlalu mengejutkan. Marc Marquez, Scott Redding dan Aleix Espargaro terpilih mengisi slotnya. Sementara kandidat Prom Queen berhasil membuat Suzy melongo. Ia harus memperhatikan daftarnya dari jarak dekat supaya tidak salah lihat.

Kandidat Prom Queen:

1. Aviva Artzy

2. Bae Suzy

3. Julia Lauren

***

"Menurutmu lebih baik aku melakukan operasi plastik atau tidak?"

"APA?!"

Julie hampir saja terjatuh dari kasur empuk Suzy dalam kamar bernuansa warna salem itu.

"Operasi apa?" Ulang Julie tak percaya.

"Operasi plastik," jawab Suzy enteng. Ia merogoh laci meja riasnya dan mengeluarkan selembar kertas berwarna putih dengan huruf-huruf hangul tercetak di atasnya.

"Appa dan Eomma memberiku ini sebagai hadiah kelulusan."

"Apa itu?" Julie tak bisa membaca satu pun huruf hangul dalam selembar kertas tersebut.

"Voucher operasi plastik. Nilainya sekitar lima ribu dollar Amerika."

"APAAAA??!" Julie melongo lebar. Dahinya mengerut dan otaknya butuh waktu untuk mencerna informasi mengejutkan barusan.

"Operasi plastik kan sudah biasa banget di negara asalku, Jul. Voucher begini juga sudah biasa dihadiahkan orangtua pada anaknya."

"Dan—dan—dan kau akan menggunakannya?" Tanya Julie tak percaya. Kini ia menatap ngeri pada lembaran kertas itu.

Suzy mengangkat bahu. Ia menatap bayangan mukanya sendiri di depan cermin. "Mungkin kalau pipiku dibikin sedikit tirus dan dagu diruncingkan, wajahku bakal sempurna."

"Ta-ta-tapi, kau itu sudah cantik, Suze," papar Julie terbata-bata. Ia tak bisa membayangkan wajah sahabatnya dipermak dengan pisau bedah yang menyeramkan.

"Mungkin kalah wajahku sempurna, Marc Marquez mau mengajakku ke pesta prom..."

"Ya ampun, Suze! Gara-gara cowok kau mau merombak muka?!"

"Kan sayang kalau vouchernya tidak digunakan, Jul."

"Prom night kan tiga minggu lagi, Suze. Operasi begitu pasti butuh waktu lama untuk sembuh, kan?"

"Teknologi sekarang kan sudah maju. Ada kok yang cuma dua minggu saja sudah sembuh."

"Tapi kan..." Julie mencoba mencari bantahan lain. Ia menatap sahabatnya yang masih mematut-matut diri di depan cermin, tak habis pikir bagaimana bisa Suzy berniat melakukan bedah plastik hanya gara-gara prom night.

Suzy terlahir sebagai cewek Korea dengan wajah oriental yang sangat khas. Mata sipit, rambut hitam tergerai hingga punggung, kulit bening bak porselen dan bibir mungil berwarna merah jambu. Memang sih pipinya sedikit tembem, tapi justru itu yang membuat Suzy tampak imut. Julie merasa fisik Suzy sudah sangat proporsional dan cantik.

Prom QueenWhere stories live. Discover now