(21) Confusing

151 28 52
                                    

Ji Ah pov

Aku langsung menuju ke studio untuk menemui Vernon. Kulangkahkan kakiku dengan cepat dan kasar. Betaps kesalnya aku melihat kelakuan Mingyu yang membatasi ini dan itu. Bahkan, sampai bertemannya aku dengan Vernon. Padahal, Vernon namja yang baik-baik saja. Kami bahkan tidak pernah sekali pun berseteru. Entahlah, aku sudah pusing. Semua pikiran ini harus ku refresh saat dance nanti.

Tak lama, aku pun sudah sampai di depan studio. Kuketuk pelan dan masuk mengambil tempat di area belakang. Tas hitamku kuletakkan di bangku dan langsung melakukan pemanasan.

"Ji'', panggil seseorang. Aku pun mencari arah sumber suara dan mendapati Vernon berjalan mendekat ke arahku.

"Hm? Kenapa?'', sahutku menanggapi panggilan dari vernon.

"Ah, tidak apa-apa. Cuma missed call'', ucapnya sambil tersenyum kecil dan memulai pemanasan di sampingku.

Aku pun tersenyum balik padanya dan kembali melanjutkan pemanasan. Tiba-tiba aku terpikir kejadian barusan tentang aku dan Mingyu. Apa perlu aku jelaskan padanya juga? Aku takut dia salah paham atau memikirkan hal yang tidak-tidak. Tapi, kenapa aku takut dia salah paham? Memangnya kenapa? Ah, entahlah. Kujelaskan saja.

"Vernon-ah'', panggil sambil melakukan pemanasan pada bagian kaki, namun mataku meliriknya.

"Wae?", jawabnya sambil menoleh ke arahku.

"Maaf ya untuk kejadian tadi. Aku merasa tidak enak denganmu'', ucapku sambil tersenyum kikuk.

"Ah, it's okay. Kalau kau tidak melakukan kesalahan, tidak usah meminta maaf'', balasnya sambil menyunggingkan senyuman manisnya. Ganteng banget :')

Kegiatan klub kami pun berakhir dalam 2 jam. Keringat bercucuran membasahi wajah dan badanku. Kurasa aku berhasil me-refresh diriku. Meski begitu, tetap saja insiden Mingyu tadi menjadi topik hangat di dalam pikiranku. Selalu saja terbesit. Aku jadi merasa tidak enak sudah membentak Mingyu seperti tadi. Itu pertama kalinya aku membentak dirinya. Sepertinya aku harus segera meminta maaf. Aku pun menuruni tangga menuju ke lapangan sepak bola. Namun, seseorang mencegatku dengan perkataannya.

"Ji Ah-ya!'', panggilnya dari jauh dan semakin mendekat ke arahku. Sepertinya itu Vernon.

"Hm? Kenapa?'', jawabku sambil menoleh ke arahnya.

"Kau langsung pulang setelah ini? Mau bersamaku?'', tanya Vernon menawarkan.

Aku sudah bertekad untuk meminta maaf pada Mingyu setelah ini, mungkin aku harus menolak ajakan Vernon kali ini.

"Mian.... Aku harus pergi ke suatu tempat terlebih dahulu'', jawabku menolak secara halus. Yah, siapa yang enggak mau sih diajak pulang sama namja tampan :) tapi mau bagaiman lagi :(

"Mau kutemani?'', tawarnya sekali lagi.

"Tidak usah. Kau pulanglah, rumahmu jauh'', balasku padanya. Vernon pun akhirnya mengiyakan dan menuju ke halte terdekat untuk pulang.

Kulangkahkan kakiku menuju lapangan sepak bola di sana. Terlihat dari jauh masih ada beberapa kerumunan orang, namun tidak ramai karena banyak dari mereka mengambil tas dan berjalan menuju pintu keluar. Aku pun mendekat dan melihat ada sosok pria bertubuh tinggi di depan ruangan kecil. Pasti itu Mingyu.

"Min...'', sapaku terputus.

Aku melihat ada sosok gadis yang menyapanya terlebih dahulu sebelum aku. Dan gadis itu berada di dekatnya, sehingga aku menahan ucapanku. Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku merasa pernah melihatnya sesekali. Mungkin siswa sekolah kami juga. Aku berusaha mendekat tapi sambil bersembunyi untuk mendengar percakapan mereka.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now