(8) Manis

256 43 25
                                    

Sinar matahari memasuki celah gorden kamar Ji Ah. Ia pun terbangun dan meregangkan otot-ototnya. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih.

"Aish! Aku terlambat!'', ucapnya sambil berdecak kesal.

Ji Ah pun langsung menuruni anak tangga dan menuju kamar mandi. Syukur Wonwoo tidak memiliki jadwal kuliah pagi ini. Sehingga, Ji Ah dapat melesat masuk ke dalam kamar mandi dengan mulus.

Tak butuh waktu lama, cukup 15 menit baginya untuk bersiap-siap ke sekolah. Tanpa sarapan. Ya, karena bus akan segera tiba di halte, jadi ia tak sempat sarapan.

"Eomma, aku berangkat! Sudah telat!'', pamit Ji Ah dari teras depan sambil berlari.

"Hati-hati, Ji Ah!'', sahut eommanya dari dalam rumah.

Ji Ah pun berlari dan sampai tepat waktu ke dalam bus. Akhirnya ia dapat bernapas lega untuk sejenak.

Tepat 2 menir sebelum gerbang ditutup, Ji Ah telah menempatkan kakinya di sekolah dan berlari menuju kelas. Ia pun haru menaiki anak tangga untuk ke kelas 1-2. Untungnya, Lee ssaem belum masuk ke kelasnya. Ia langsung menuju bangkunya yang berada di sisi kiri kelas. Tak lupa ia melirik bangku sisi kanan kelas untuk mengecek kehadiran Mingyu. Dan siswa bertubuh jangkung itu telah hadir dan duduk di bangku itu.

"Tumben lambat. Ada apa?'', tanya Hye Ri sambil melihat gerak-gerik teman sebangkunya.

"Kesiangan'', jawab Ji Ah singkat sambil mempersiapkan buku ke atas mejanya.

"Sudah sarapan?'', tanyanya khawatir.

"Belum'', ucap Ji Ah sepatah kata.

"Sudah kerjakan pr?'', tanyanya lagi.

"Ya! Aku butuh bernapas lega habis berlari. Bisa ku lem mulutmu nanti'', jawab Ji Ah ketus sambil berdecak kesal. Sedangkan sang penanya hanya tertawa terkekeh.

*****

Jam istirahat pertama telah tiba. Ji Ah pun buru-buru mengajak Hye Ri ke kantin untuk membeli makanan karena ia tidak sarapan pagi tadi. Kantin masih terlihat sepi, sehingga mereka dapat dengan leluasa memilih tempat untuk makan di sana.

"Kami makan di sini ya'', kata seseorang dari belakang tubuh Ji Ah.

Dua orang itu langsung duduk di bangku itu. Satu di sebelah Ji Ah, satunya lagi di sebelah Hye Ri. Orang itu tak lain lagi adalah Mingyu.

"Ah ini  Kwon Soonyoung. Dia sekelas dengan kita'', ucap Mingyu mengenalkan teman barunya.

"Annyeong'', sapa Soonyoung dengan senyum manisnya hingga membuat matanya yang sipit menjadi tidak terlihat.

"Ah, annyeong! Chae Hye Ri imnida. Panggil Hye Ri saja'', balas Hye Ri sambil memperlihatkan senyum yang tak kalah manisnya.

"Annyeong, Ji Ah imnida'', sapa Ji Ah singkat dengan senyum tipis.

"Jutek yah hehe'', komentar Soonyoung sambil tertawa kecil.

Ji Ah kaget mendengar tanggapan soonyoung yang tak terduga. Bahkan di hari mereka pertama kali bertemu.

"Aigoo.. kau berani sekali Kwon Soonyoung-ssi'', puji Hye Ri dengan senyuman penuh arti.

"Tapi dia benar'', timpal Mingyu sambil melahap makanan di hadapannya.

Ji Ah yang merasa kesal, terlebih lagi karena Mingyu ikut-ikutan pun mencubit lengan mereka satu per satu. Lalu, ia beranjak dari kursinya dan berkata,

"Akan Kuingat kau, Kwon Soonyoung'', ucap Ji Ah dengan tatapan tajam.

"Tidak apa-apa kok diinget sama cewek cantik'', balasnya sambil tersenyum jahil. Sedangkan Ji Ah hanya memutar bola matanya malas.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now