Chapter 4

1.7K 328 73
                                    

"Shhh, semuanya akan baik-baik saja." Sehun masih menenangkan Baekhyun yang masih menangis di pemakaman adiknya.

"D-dia akan kembali bukan? A-adikku... T-taehyung.. dia.. hanya tertidur bukan?" Baekhyun berbicara di sela-sela tangisannya.

Satu per satu orang berpergian, hingga sisa member exo yang berada di depan makam Taehyung.

Satu per satu member exo memeluk Baekhyun lalu pergi meninggalkannya sendiri, sedangkan Sehun masih setia menemani Baekhyun.

Kyungsoo masih menatap tajam Sehun, dia ingin tetap berada disitu tetapi Kai terus meneriaki dirinya untuk pergi.

Member exo meninggalkan Sehun dan Baekhyun sendirian.

Seharusnya kalian berada disana.

Seharusnya kalian tetap disana.

Oh exo, kalian selalu bodoh.

"S-Sehun kau... mengapa... tunggu! TUNGGU! T-TIDAK A-AKH.. t-tolong..."

=== Brothers ===

Kelas terasa semakin lama semakin sepi.

Mungkin karena dua orang yang selalu ribut dan bertengkar bersama tidak hadir di kelas ini.

Dan sepertinya free class kali ini tidak akan seribut dulu.

Suho mengusap wajahnya dengan kasar.

"Baekhyun tidak masuk karena dia masih shock dengan keadaannya, aku mengerti itu, dan sekarang dimana Chanyeol?! Dia bahkan tidak muncul di pemakaman adikknya Baekhyun. Sahabat macam apa itu?!" Kesal Suho dan Lay hanya mengusap-usap punggung Suho.

"Dan aku lelah mengatakan 'mungkin dia sibuk'." Timpal Kyungsoo.

"Karena rumahku dekat dengan rumah Chanyeol, aku akan menghampiri rumahnya hari ini." Ujar Kai.

Member exo setuju dengan Kai dan Sehun hanya menatap Kai dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

=== Brothers ===

Sehun meringkuk di tanah dengan lebam di sekujur tubuhnya dan ujung bibirnya yang berdarah.

"Kau bajingan licik! Apa kau anggap perkataanku kemarin hanya main-main saja huh?!" Teriak Kai lalu menendang tubuh Sehun.

"Sudah berapa kali ku katakan untuk pergi. Dan lihat, kau masih disini, akan ku pastikan hidupmu di sekolah ini sengsara!" Setelah mengatakan itu Kai meninggalkan Sehun yang masih meringkuk di tanah menahan sakit.

Kai menyalakan motornya lalu pergi meninggalkan halaman sekolahnya.

Kai mengambil jalan tembus agar bisa cepat sampai di rumah Chanyeol.

Lalu tiba-tiba ada mobil yang menutup jalan keluar dari jalan tembus tersebut.

Orang-orang tersebut turun dengan angkuhnya dan mendatangi Kai.

Oh, kalian pernah menonton drama bukan? Seorang bad boy di sekolahannya pasti memiliki musuh dari sekolah lain.

Ya, anggap saja itu musuh Kai. Sebenarnya memang musuh Kai.

"Kim Kai. Kau kira hanya karena saat satu lawan satu kemarin kau menang melawan pemimpin kami kau benar-benar menang?" Ujar salah satu musuh Kai.

Kai turun dari motornya.

"Whoa whoa, bukan kah ini tidak adil kalau satu lawan sembilan? Oh ayolah, kalian pasti bercanda." Kai melihat kearah belakangnya dan ternyata terdapat empat orang musuh lagi di belakangnya.

Salah satunya adalah pemimpin yang ia patahkan tangannya kemarin.

Kai tahu dengan pasti dia akan mati di tangan mereka.

Oh ayolah, satu lawan tiga belas? Sebenarnya hitung saja dua belas karena yang satunya tangannya patah.

Ketiga belas orang itu mulai mengepung Kai dan Kai sudah tidak tahu apa yang harus ia lakukan lagi.

"Habisi dia boys." Ujar sang leader.

Semua orang mulai mengeroyoki Kai dan Kai hanya berusaha mengelak dan melawan sebisanya.

Kai mulai kehabisan tenaga lalu tiba-tiba satu orang menarik dirinya dari kerumunan tersebut.

Kai terus dibawa lari oleh orang itu keluar dari jalan tersebut.

"Kejar mereka!" Teriak sang leader.

Orang itu menarik Kai sembunyi di sebuah gedung tua.

Kai mengambil nafasnya dalam-dalam, begitu juga orang itu.

Orang itu mengeluarkan perban dari sakunya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya orang itu lalu memperban tangan Kai yang lebam.

"S-sehun?" Kai kaget melihat Sehun yang juga penuh lebam yang sedang membalut tangan Kai.

Kai menatap Sehun dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kenapa?" Tanya Kai.

Sehun melihat kearah Kai dengan tatapan tanda tanya.

"Kenapa? Aku selalu membullimu tetapi mengapa kau membantuku?" Tambah Kai.

"Bagiku kau saudaraku, Kai."

Wajah Kai melembut.

"Terimakasih." Ucap Kai.

"Sama-sama." Sehun mendadak menarik lengan Kai.

"Kita mau kemana?" Tanya Kai.

Sehun hanya terdiam.

Setelah itu, tiga orang member exo menghilang.

=== Brothers ===

"Aku menggila." Suho membenturkan kepalanya diatas meja.

"Siapapun yang merencanakan ini, ulang tahunku masih lama jadi jangan buat aku stress dengan tidak masuk sekolah." Tambah Suho.

"Mungkin Kai sib-" Ucapan Kyungsoo dipotong oleh Suho.

"Hentikan. Aku tidak ingin mendengarnya." Ujar Suho.

Lay masih setia mengusap-usap punggung Suho.

"Chanyeol dan Kai. Mereka merencanakan apa? Mereka itu membuang-buang waktunya dengan tidak masuk sekolah. Dia akan banyak ketinggalan pelajaran." Ujar Chen.

"Ekhm, orang yang mengatakannya sering bolos juga ekhm." Sindir Xiumin.

Chen mendelik kesal kearah Xiumin.

Xiumin tidak peduli dengan tatapan Chen dan mengalihkan pandangannya kearah Sehun.

Xiumin menyipitkan matanya, ia melihat luka di sudut bibir Sehun dan Sehun terlihat letih.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat, memang selalu pucat sih, tapi kali ini sedikit lebih pucat." Tanya Xiumim pada Sehun.

"Aku baik-baik saja Xiumin hyung" Ucap Sehun.

Kyungsoo melihat Sehun dengan tajam.

"Hyung eoh?" Ucap Xiumin.

"Mengapa? Hyung tidak suka menjadi saudaraku?" Tanya Sehun.

Kyungsoo melihat Sehun dengan tatapan mengintimidasi.

"Eiiii, jangan seperti itu Sehun-ah." Xiumin tertawa kecil lalu merangkul Sehun.

Sehun tersenyum kecil.

Oh tidak.

To Be Continued^^

Alurnya agak gue cepetin. Nyambung aja kan? :')

Keep Vomment Guys,

Love you.

вroтнerѕWhere stories live. Discover now